Aku pun bertanya, seperti biasanya, “Biar apa, Ayah?”
“Biar kamu tidak sombong jadi manusia, Zarah.” ujarnya sambil tersenyum, lalu mengecup keningku. Seperti biasanya.
Di tengah orang yang berlomba – lomba menjadi patung lilin, Ayah adalah salah satu dari sedikit orang yang memilih untuk tetap menjadi manusia.
Watak tokoh ayah pada kutipan cerpen tersebut adalah ….