KEMAMPUAN PENALARAN UMUM

KEMAMPUAN PENALARAN UMUM

12th Grade

30 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Pengukuran Bakat Pribadi

Pengukuran Bakat Pribadi

University

25 Qs

MANAJEMEN MEDSOS 2

MANAJEMEN MEDSOS 2

University

25 Qs

Reka Bentuk Makanan Takrifan dan kepentingan

Reka Bentuk Makanan Takrifan dan kepentingan

12th Grade

25 Qs

UTS - BP MIT APP INVENTOR

UTS - BP MIT APP INVENTOR

University

30 Qs

Pengaruh Kemajuan IPTEK terhadap NKRI

Pengaruh Kemajuan IPTEK terhadap NKRI

12th Grade

25 Qs

PKN XII IPTEK

PKN XII IPTEK

12th Grade

25 Qs

Plus Class Roadshow 2023

Plus Class Roadshow 2023

9th - 12th Grade

25 Qs

PAS_Bahasa Indonesia

PAS_Bahasa Indonesia

University

25 Qs

KEMAMPUAN PENALARAN UMUM

KEMAMPUAN PENALARAN UMUM

Assessment

Quiz

Education

12th Grade

Hard

Created by

Muhammad Shiddiq

FREE Resource

30 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

SoftBank, Investor Grab dan Tokopedia, mencatatkan rugi bersih US$8,9 miliar atau Rp 133,5 triliun pada tahun fiskal 2019. Kerugian ini akibat pandemi Covid-19 dan kesalahan investasi pada startup WeWork. Kerugian SoftBank disumbang oleh Vision Fund, lengan investasi perusahaan yang menyuntikkan dana pada startup unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Vision Fund mencatatkan rugi US$12,6 miliar. [1]

SoftBank merupakan perusahaan investasi asal Jepang yang didirikan Masayoshi Son pada 1981. Ketika pertama didirikan, perseroan memasang target untuk menjadi distributor utama produk-produk software di Jepang. Kebetulan, pada saat itu beberapa perusahaan distributor komputer mulai menjajaki pembukaan toko PC untuk masyarakat kebanyakan (ritel). Untuk mengembangkan perusahaannya, Son perlu dana. Namun apa daya, aset yang ada tak mencukupi untuk menjadi agunan (kolateral) kredit bank. Maka, jurus nekad pun dilancarkan. Dengan percaya diri, dia tetap memaparkan ide dan rencana bisnisnya ke Dai-Ichi Kangyo Bank. Di luar dugaan, Son berhasil mendapat kucuran kredit dari bank ini - yang di era 1980 memang dikenal sangat agresif mengucurkan kredit hingga organisasi kontroversial Jepang seperti Yakuza masuk dalam daftar debitornya. Nilai kredit yang diterima Son mencapai US$750,000. [2]

Pada 1983, perseroan menaungi 4.600 penjual PC dan terus naik hingga menjadi 15.000 pada Selanjutnya pada 1997, saham perseroan menjadi jawara di bursa Jepang dengan mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar. Pada 2004, Softbank ekspansi ke bisnis layanan internet dan berlanjut ke bisnis jaringan seluler pada 2006. Saat ini, kapitalisasi pasar Softbank telah menembus US$ 90,07 miliar, naik berkali-kali lipat dari kapitalisasi pasar pertamanya ketika masuk bursa senilai US$ 2,7 miliar. SoftBank pun masuk ke daftar Forbes Global 2000, dan bertengger di urutan ke-62 sebagai emiten yang terbesar dunia, serta yang terbesar ketiga di Jepang setelah Toyota dan Mitsubishi UFJ Financial. [3]

Berbagai akuisisi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) berhasil dituntaskan, meneguhkan posisinya sebagai perusahaan broadband skala dunia dengan bisnis telekomunikasi rumah (fixed-line), ecommerce, internet, layanan teknologi, keuangan, media dan pemasaran, desain semikonduktor, dan bisnis lainnya. Masayoshi Son sempat mendapat kritikan karena terlalu percaya diri investasi di startup unicorn dengan mengelontorkan dana dalam jumlah besar. Startup merupakan bisnis masa depan, tetapi bisnis ini hanya 5% yang berhasil dan 95% bangkrut. Kini tekanan meningkat. Vision Fund yang berkinerja buruk membuat target penggalangan dana Vision Fund 2 sebesar US$100 miliar gagal tercapai. Masayoshi Son pun memutuskan untuk investasi menggunakan uang perusahaan sendiri. [4]

Sumber: CNBCIndonesia, 26 Mei 2020, Siapa SoftBank, Investor Grab & Tokopedia yang Rugi Rp 133 T?

Pertanyaan : Berdasarkan paragraf 1, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?

Tokopedia mengalami kerugian sebesar Rp 133,5 triliun akibat pandemi Covid-19

Grab mencatatkan rugi US$12,6 miliar pada tahun fiskal 2019

Tokopedia merupakan startup unicorn memiliki nilai valuasi di atas US$1 miliar

Vision Fund merupakan investor Grab dan Tokopedia mencatatkan rugi US$12,6 miliar

SoftBank mencatatkan rugi bersih Rp 133,5 triliun pada tahun fiskal 2019

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

SoftBank, Investor Grab dan Tokopedia, mencatatkan rugi bersih US$8,9 miliar atau Rp 133,5 triliun pada tahun fiskal 2019. Kerugian ini akibat pandemi Covid-19 dan kesalahan investasi pada startup WeWork. Kerugian SoftBank disumbang oleh Vision Fund, lengan investasi perusahaan yang menyuntikkan dana pada startup unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Vision Fund mencatatkan rugi US$12,6 miliar. [1]

SoftBank merupakan perusahaan investasi asal Jepang yang didirikan Masayoshi Son pada 1981. Ketika pertama didirikan, perseroan memasang target untuk menjadi distributor utama produk-produk software di Jepang. Kebetulan, pada saat itu beberapa perusahaan distributor komputer mulai menjajaki pembukaan toko PC untuk masyarakat kebanyakan (ritel). Untuk mengembangkan perusahaannya, Son perlu dana. Namun apa daya, aset yang ada tak mencukupi untuk menjadi agunan (kolateral) kredit bank. Maka, jurus nekad pun dilancarkan. Dengan percaya diri, dia tetap memaparkan ide dan rencana bisnisnya ke Dai-Ichi Kangyo Bank. Di luar dugaan, Son berhasil mendapat kucuran kredit dari bank ini - yang di era 1980 memang dikenal sangat agresif mengucurkan kredit hingga organisasi kontroversial Jepang seperti Yakuza masuk dalam daftar debitornya. Nilai kredit yang diterima Son mencapai US$750,000. [2]

Pada 1983, perseroan menaungi 4.600 penjual PC dan terus naik hingga menjadi 15.000 pada Selanjutnya pada 1997, saham perseroan menjadi jawara di bursa Jepang dengan mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar. Pada 2004, Softbank ekspansi ke bisnis layanan internet dan berlanjut ke bisnis jaringan seluler pada 2006. Saat ini, kapitalisasi pasar Softbank telah menembus US$ 90,07 miliar, naik berkali-kali lipat dari kapitalisasi pasar pertamanya ketika masuk bursa senilai US$ 2,7 miliar. SoftBank pun masuk ke daftar Forbes Global 2000, dan bertengger di urutan ke-62 sebagai emiten yang terbesar dunia, serta yang terbesar ketiga di Jepang setelah Toyota dan Mitsubishi UFJ Financial. [3]

Berbagai akuisisi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) berhasil dituntaskan, meneguhkan posisinya sebagai perusahaan broadband skala dunia dengan bisnis telekomunikasi rumah (fixed-line), ecommerce, internet, layanan teknologi, keuangan, media dan pemasaran, desain semikonduktor, dan bisnis lainnya. Masayoshi Son sempat mendapat kritikan karena terlalu percaya diri investasi di startup unicorn dengan mengelontorkan dana dalam jumlah besar. Startup merupakan bisnis masa depan, tetapi bisnis ini hanya 5% yang berhasil dan 95% bangkrut. Kini tekanan meningkat. Vision Fund yang berkinerja buruk membuat target penggalangan dana Vision Fund 2 sebesar US$100 miliar gagal tercapai. Masayoshi Son pun memutuskan untuk investasi menggunakan uang perusahaan sendiri. [4]

Sumber: CNBCIndonesia, 26 Mei 2020, Siapa SoftBank, Investor Grab & Tokopedia yang Rugi Rp 133 T?

Pertanyaan : Berdasarkan paragraf 1, maksud dari startup unicorn adalah....

Startup yang selalu mencatatkan rugi bersih pada tahun 2019

Startup yang muncul ketika terjadi pandemi Covid-19

Startup yang memiliki nilai valuasi US$1 miliar

Startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$1 miliar

Startup yang dibentuk oleh SoftBank

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

SoftBank, Investor Grab dan Tokopedia, mencatatkan rugi bersih US$8,9 miliar atau Rp 133,5 triliun pada tahun fiskal 2019. Kerugian ini akibat pandemi Covid-19 dan kesalahan investasi pada startup WeWork. Kerugian SoftBank disumbang oleh Vision Fund, lengan investasi perusahaan yang menyuntikkan dana pada startup unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Vision Fund mencatatkan rugi US$12,6 miliar. [1]

SoftBank merupakan perusahaan investasi asal Jepang yang didirikan Masayoshi Son pada 1981. Ketika pertama didirikan, perseroan memasang target untuk menjadi distributor utama produk-produk software di Jepang. Kebetulan, pada saat itu beberapa perusahaan distributor komputer mulai menjajaki pembukaan toko PC untuk masyarakat kebanyakan (ritel). Untuk mengembangkan perusahaannya, Son perlu dana. Namun apa daya, aset yang ada tak mencukupi untuk menjadi agunan (kolateral) kredit bank. Maka, jurus nekad pun dilancarkan. Dengan percaya diri, dia tetap memaparkan ide dan rencana bisnisnya ke Dai-Ichi Kangyo Bank. Di luar dugaan, Son berhasil mendapat kucuran kredit dari bank ini - yang di era 1980 memang dikenal sangat agresif mengucurkan kredit hingga organisasi kontroversial Jepang seperti Yakuza masuk dalam daftar debitornya. Nilai kredit yang diterima Son mencapai US$750,000. [2]

Pada 1983, perseroan menaungi 4.600 penjual PC dan terus naik hingga menjadi 15.000 pada Selanjutnya pada 1997, saham perseroan menjadi jawara di bursa Jepang dengan mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar. Pada 2004, Softbank ekspansi ke bisnis layanan internet dan berlanjut ke bisnis jaringan seluler pada 2006. Saat ini, kapitalisasi pasar Softbank telah menembus US$ 90,07 miliar, naik berkali-kali lipat dari kapitalisasi pasar pertamanya ketika masuk bursa senilai US$ 2,7 miliar. SoftBank pun masuk ke daftar Forbes Global 2000, dan bertengger di urutan ke-62 sebagai emiten yang terbesar dunia, serta yang terbesar ketiga di Jepang setelah Toyota dan Mitsubishi UFJ Financial. [3]

Berbagai akuisisi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) berhasil dituntaskan, meneguhkan posisinya sebagai perusahaan broadband skala dunia dengan bisnis telekomunikasi rumah (fixed-line), ecommerce, internet, layanan teknologi, keuangan, media dan pemasaran, desain semikonduktor, dan bisnis lainnya. Masayoshi Son sempat mendapat kritikan karena terlalu percaya diri investasi di startup unicorn dengan mengelontorkan dana dalam jumlah besar. Startup merupakan bisnis masa depan, tetapi bisnis ini hanya 5% yang berhasil dan 95% bangkrut. Kini tekanan meningkat. Vision Fund yang berkinerja buruk membuat target penggalangan dana Vision Fund 2 sebesar US$100 miliar gagal tercapai. Masayoshi Son pun memutuskan untuk investasi menggunakan uang perusahaan sendiri. [4]

Sumber: CNBCIndonesia, 26 Mei 2020, Siapa SoftBank, Investor Grab & Tokopedia yang Rugi Rp 133 T?

Pertanyaan : Berdasarkan paragraf 2, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?

Softbank didirikan pada tahun 1980 oleh Masayoshi Son

Perusahaan memiliki target untuk menjadi distributor sebagian produk-produk software di Jepang

Namun hanya sedikit perusahaan distributor komputer yang mulai menjajaki pembukaan toko PC

Aset yang dimiliki Son cukup untuk menjadi jaminan dalam mengajukan kredit ke berbagai bank

Son berhasil menerima kredit mencapai US$750,000

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

SoftBank, Investor Grab dan Tokopedia, mencatatkan rugi bersih US$8,9 miliar atau Rp 133,5 triliun pada tahun fiskal 2019. Kerugian ini akibat pandemi Covid-19 dan kesalahan investasi pada startup WeWork. Kerugian SoftBank disumbang oleh Vision Fund, lengan investasi perusahaan yang menyuntikkan dana pada startup unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Vision Fund mencatatkan rugi US$12,6 miliar. [1]

SoftBank merupakan perusahaan investasi asal Jepang yang didirikan Masayoshi Son pada 1981. Ketika pertama didirikan, perseroan memasang target untuk menjadi distributor utama produk-produk software di Jepang. Kebetulan, pada saat itu beberapa perusahaan distributor komputer mulai menjajaki pembukaan toko PC untuk masyarakat kebanyakan (ritel). Untuk mengembangkan perusahaannya, Son perlu dana. Namun apa daya, aset yang ada tak mencukupi untuk menjadi agunan (kolateral) kredit bank. Maka, jurus nekad pun dilancarkan. Dengan percaya diri, dia tetap memaparkan ide dan rencana bisnisnya ke Dai-Ichi Kangyo Bank. Di luar dugaan, Son berhasil mendapat kucuran kredit dari bank ini - yang di era 1980 memang dikenal sangat agresif mengucurkan kredit hingga organisasi kontroversial Jepang seperti Yakuza masuk dalam daftar debitornya. Nilai kredit yang diterima Son mencapai US$750,000. [2]

Pada 1983, perseroan menaungi 4.600 penjual PC dan terus naik hingga menjadi 15.000 pada Selanjutnya pada 1997, saham perseroan menjadi jawara di bursa Jepang dengan mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar. Pada 2004, Softbank ekspansi ke bisnis layanan internet dan berlanjut ke bisnis jaringan seluler pada 2006. Saat ini, kapitalisasi pasar Softbank telah menembus US$ 90,07 miliar, naik berkali-kali lipat dari kapitalisasi pasar pertamanya ketika masuk bursa senilai US$ 2,7 miliar. SoftBank pun masuk ke daftar Forbes Global 2000, dan bertengger di urutan ke-62 sebagai emiten yang terbesar dunia, serta yang terbesar ketiga di Jepang setelah Toyota dan Mitsubishi UFJ Financial. [3]

Berbagai akuisisi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) berhasil dituntaskan, meneguhkan posisinya sebagai perusahaan broadband skala dunia dengan bisnis telekomunikasi rumah (fixed-line), ecommerce, internet, layanan teknologi, keuangan, media dan pemasaran, desain semikonduktor, dan bisnis lainnya. Masayoshi Son sempat mendapat kritikan karena terlalu percaya diri investasi di startup unicorn dengan mengelontorkan dana dalam jumlah besar. Startup merupakan bisnis masa depan, tetapi bisnis ini hanya 5% yang berhasil dan 95% bangkrut. Kini tekanan meningkat. Vision Fund yang berkinerja buruk membuat target penggalangan dana Vision Fund 2 sebesar US$100 miliar gagal tercapai. Masayoshi Son pun memutuskan untuk investasi menggunakan uang perusahaan sendiri. [4]

Sumber: CNBCIndonesia, 26 Mei 2020, Siapa SoftBank, Investor Grab & Tokopedia yang Rugi Rp 133 T?

Pertanyaan : Berdasarkan paragraf 3, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?

Sejak tahun 2004 SoftBank menjadi jawara di Bursa Jepang

SoftBank mengembangkan bisnis ke layanan internet pada 2006

Kapitalisasi pasar SoftBank sebesar US$ 90,07 miliar

SoftBank masuk ke daftar Forbes Global 2000 dan menempati urutan ke-3

SoftBank menduduki urutan ke-3 sebagai emiten terbesar di Jepang

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

SoftBank, Investor Grab dan Tokopedia, mencatatkan rugi bersih US$8,9 miliar atau Rp 133,5 triliun pada tahun fiskal 2019. Kerugian ini akibat pandemi Covid-19 dan kesalahan investasi pada startup WeWork. Kerugian SoftBank disumbang oleh Vision Fund, lengan investasi perusahaan yang menyuntikkan dana pada startup unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Vision Fund mencatatkan rugi US$12,6 miliar. [1]

SoftBank merupakan perusahaan investasi asal Jepang yang didirikan Masayoshi Son pada 1981. Ketika pertama didirikan, perseroan memasang target untuk menjadi distributor utama produk-produk software di Jepang. Kebetulan, pada saat itu beberapa perusahaan distributor komputer mulai menjajaki pembukaan toko PC untuk masyarakat kebanyakan (ritel). Untuk mengembangkan perusahaannya, Son perlu dana. Namun apa daya, aset yang ada tak mencukupi untuk menjadi agunan (kolateral) kredit bank. Maka, jurus nekad pun dilancarkan. Dengan percaya diri, dia tetap memaparkan ide dan rencana bisnisnya ke Dai-Ichi Kangyo Bank. Di luar dugaan, Son berhasil mendapat kucuran kredit dari bank ini - yang di era 1980 memang dikenal sangat agresif mengucurkan kredit hingga organisasi kontroversial Jepang seperti Yakuza masuk dalam daftar debitornya. Nilai kredit yang diterima Son mencapai US$750,000. [2]

Pada 1983, perseroan menaungi 4.600 penjual PC dan terus naik hingga menjadi 15.000 pada Selanjutnya pada 1997, saham perseroan menjadi jawara di bursa Jepang dengan mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar. Pada 2004, Softbank ekspansi ke bisnis layanan internet dan berlanjut ke bisnis jaringan seluler pada 2006. Saat ini, kapitalisasi pasar Softbank telah menembus US$ 90,07 miliar, naik berkali-kali lipat dari kapitalisasi pasar pertamanya ketika masuk bursa senilai US$ 2,7 miliar. SoftBank pun masuk ke daftar Forbes Global 2000, dan bertengger di urutan ke-62 sebagai emiten yang terbesar dunia, serta yang terbesar ketiga di Jepang setelah Toyota dan Mitsubishi UFJ Financial. [3]

Berbagai akuisisi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) berhasil dituntaskan, meneguhkan posisinya sebagai perusahaan broadband skala dunia dengan bisnis telekomunikasi rumah (fixed-line), ecommerce, internet, layanan teknologi, keuangan, media dan pemasaran, desain semikonduktor, dan bisnis lainnya. Masayoshi Son sempat mendapat kritikan karena terlalu percaya diri investasi di startup unicorn dengan mengelontorkan dana dalam jumlah besar. Startup merupakan bisnis masa depan, tetapi bisnis ini hanya 5% yang berhasil dan 95% bangkrut. Kini tekanan meningkat. Vision Fund yang berkinerja buruk membuat target penggalangan dana Vision Fund 2 sebesar US$100 miliar gagal tercapai. Masayoshi Son pun memutuskan untuk investasi menggunakan uang perusahaan sendiri. [4]

Sumber: CNBCIndonesia, 26 Mei 2020, Siapa SoftBank, Investor Grab & Tokopedia yang Rugi Rp 133 T?

Pertanyaan : Berdasarkan paragraf 4, jika Vision Fund mampu bekinerja dengan baik, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?

SoftBank mampu menjadi emiten terbaik di Jepang

Vision Fund tidak akan mengalami kerugian yang besar

SoftBank akan mendapatkan kepercayaan untuk melakukan berbagai akuisisi

Vision Fund akan melakukan ekspansi bisnis yang lain

Penggalangan dana yang dilakukan Vision Fund berhasil tercapai

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

SoftBank, Investor Grab dan Tokopedia, mencatatkan rugi bersih US$8,9 miliar atau Rp 133,5 triliun pada tahun fiskal 2019. Kerugian ini akibat pandemi Covid-19 dan kesalahan investasi pada startup WeWork. Kerugian SoftBank disumbang oleh Vision Fund, lengan investasi perusahaan yang menyuntikkan dana pada startup unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Vision Fund mencatatkan rugi US$12,6 miliar. [1]

SoftBank merupakan perusahaan investasi asal Jepang yang didirikan Masayoshi Son pada 1981. Ketika pertama didirikan, perseroan memasang target untuk menjadi distributor utama produk-produk software di Jepang. Kebetulan, pada saat itu beberapa perusahaan distributor komputer mulai menjajaki pembukaan toko PC untuk masyarakat kebanyakan (ritel). Untuk mengembangkan perusahaannya, Son perlu dana. Namun apa daya, aset yang ada tak mencukupi untuk menjadi agunan (kolateral) kredit bank. Maka, jurus nekad pun dilancarkan. Dengan percaya diri, dia tetap memaparkan ide dan rencana bisnisnya ke Dai-Ichi Kangyo Bank. Di luar dugaan, Son berhasil mendapat kucuran kredit dari bank ini - yang di era 1980 memang dikenal sangat agresif mengucurkan kredit hingga organisasi kontroversial Jepang seperti Yakuza masuk dalam daftar debitornya. Nilai kredit yang diterima Son mencapai US$750,000. [2]

Pada 1983, perseroan menaungi 4.600 penjual PC dan terus naik hingga menjadi 15.000 pada Selanjutnya pada 1997, saham perseroan menjadi jawara di bursa Jepang dengan mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar. Pada 2004, Softbank ekspansi ke bisnis layanan internet dan berlanjut ke bisnis jaringan seluler pada 2006. Saat ini, kapitalisasi pasar Softbank telah menembus US$ 90,07 miliar, naik berkali-kali lipat dari kapitalisasi pasar pertamanya ketika masuk bursa senilai US$ 2,7 miliar. SoftBank pun masuk ke daftar Forbes Global 2000, dan bertengger di urutan ke-62 sebagai emiten yang terbesar dunia, serta yang terbesar ketiga di Jepang setelah Toyota dan Mitsubishi UFJ Financial. [3]

Berbagai akuisisi bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) berhasil dituntaskan, meneguhkan posisinya sebagai perusahaan broadband skala dunia dengan bisnis telekomunikasi rumah (fixed-line), ecommerce, internet, layanan teknologi, keuangan, media dan pemasaran, desain semikonduktor, dan bisnis lainnya. Masayoshi Son sempat mendapat kritikan karena terlalu percaya diri investasi di startup unicorn dengan mengelontorkan dana dalam jumlah besar. Startup merupakan bisnis masa depan, tetapi bisnis ini hanya 5% yang berhasil dan 95% bangkrut. Kini tekanan meningkat. Vision Fund yang berkinerja buruk membuat target penggalangan dana Vision Fund 2 sebesar US$100 miliar gagal tercapai. Masayoshi Son pun memutuskan untuk investasi menggunakan uang perusahaan sendiri. [4]

Sumber: CNBCIndonesia, 26 Mei 2020, Siapa SoftBank, Investor Grab & Tokopedia yang Rugi Rp 133 T?

Pertanyaan : Berdasarkan bacaan diatas, mengapa Maayoshi Son mendapat banyak kritik?

Son melakukan investasi dengan menggunakan uang perusahaan sendiri

SoftBank mengalami kerugian yang besar pada tahun fiskal 2019

SoftBank tidak mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19

Son menerima pinjaman dari Dai-Ichi Kangyo Bank karena dikenal sebagai organisasi yang kontroversial

Son menginvestasikan pada startup yang tidak jelas model bisnisnya dengan jumlah yang besar

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Media Image

Pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tajam. Perkembangan teknologi seperti telepon yang semakin canggih merupakan faktor utama penyebab melonjaknya pengguna internet di Indonesia. Jika teknologi berkembang, pengguna internet meningkat. Sementara itu, jika seseorang mengikuti perkembangan zaman, seseorang bisa berkomunikasi dengan berbagai media. Dalam hal ini, tidak ada pengguna internet yang gagap teknologi. Sebagian dari pengguna internet tersebut memiliki telepon canggih. [1]

Jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun 2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi, seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI jakarta berdasarkan lokasi pada tahun 2011-2014. [2]

Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah efesiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi. Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa yang dapat diketahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya, hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain, mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau bermata dua. [3]

Pertanyaan: Berdasarkan paragraf 1, manakah simpulan di bawah ini yang benar?

Semua orang yang memiliki telepon canggih tidak gagap teknologi

Sebagian orang yang memiliki telepon canggih gagap teknologi

Sebagian orang yang tidak memiliki telepon canggih gagap teknologi

Sebagian orang yang memiliki telepon canggih tidak gagap teknologi

Semua penggua internet yang gagap teknologi tidak memiliki telepon canggih

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?