Gadis kecil itu memucat, bibirnya membiru karena dingin. Hujan belum juga reda sejak sore tadi. Jalanan basah dan sebagiannya menampakkan genangan pekat seperti menandakan begitu kelamnya kehidupan kota ini.
“Ini, pakai jaket,” kata ayahnya. Lelaki itu menyentuh kening Nalea, dan memang terasa hangat.
“Sepertinya kamu masuk angin.”
Mereka sedang berteduh di etalase toko. Kemilau basah lampu-lampu jalan, papan reklame, juga sorot mobil dan motor, semua adalah cahaya yang menyelingi udara dingin di sekujur kota. Dahulu, ketika sedang memulung barang bekas, ia melihat seorang Wanita turun dari mobil, meletakan kardus dib awah sudut jembatan layang, kemudian Kembali lagi dan pergi. Ketika didekati, didapatinya di dalam kardus itu seorang bayi. Saat itulah, lelaki itu merasa iba, lalu merawatnya. Ia memberi nama Naelea, nama yang ditemukannya dalam sebuah cerita pendek di koran lama. Naelea kemudian tumbuh dalam tumpukan sampah, terkadang lelaki itu heran bagaimana bayi itu bisa bertahan hidup.
Nilai moral yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah….