Nusantara adalah istilah kuno yang pertama kali digunakan dalam bahasa Jawa Kuno dan kemudian dalam bahasa Indonesia modern. Secara harfiah, "Nusantara" berarti "kepulauan luar," di mana "Nusa" berarti pulau dan "Antara" berarti luar. Istilah ini pertama kali digunakan dalam Sumpah Palapa oleh Gajah Mada, Mahapatih Kerajaan Majapahit pada abad ke-14, yang menyatakan tekadnya untuk menyatukan Nusantara, yaitu seluruh wilayah kepulauan di sekitar Jawa.
Dalam konteks modern, Nusantara sering digunakan untuk merujuk pada seluruh kepulauan Indonesia, yang mencerminkan keanekaragaman dan luasnya wilayah negara ini.
Alasan Pemilihan Nama:
Nama "Nusantara" dipilih untuk ibu kota baru karena dianggap mencerminkan identitas bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan keberagaman etnis, budaya, dan bahasa. Nama ini diharapkan dapat menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pemilihan nama ini juga didasarkan pada keinginan untuk mengakar pada sejarah dan warisan budaya bangsa Indonesia, sekaligus menciptakan koneksi dengan masa depan negara yang dinamis.
Konteks Geografis:
Ibu kota baru yang terletak di Kalimantan Timur dianggap sebagai lokasi yang strategis dan lebih terpusat dibandingkan Jakarta, yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Nama "Nusantara" dianggap mencerminkan perpindahan ibu kota ke wilayah yang lebih sentral dalam konteks geografi Indonesia.
Secara keseluruhan, nama "Nusantara" dipilih sebagai nama ibu kota baru dengan harapan dapat mengintegrasikan nilai-nilai historis, budaya, dan geografis yang kuat, serta mencerminkan visi persatuan dan kebersamaan untuk masa depan Indonesia.
Dengan demikian, jenis sumber sejarah di atas adalah ….