Membandingkan puisi diafan dan puisi prismatis

Dua kucingku, belang dan putih

Mereka lucu, slalu menghibur

Mereka ceriakan hidupku

Buat hari-hariku berwarna

• Diafan

• Prismatis

Bulan dan bintang, dua hal yang bersinar

Menjadi penghias malam yang sunyi

Menunjukkan keindahan yang tak terlukiskan

Di saat kita merasa sendiri

• Diafan

• Prismatis

Kemerdekaan adalah anugerah yang mengalir dalam darah

Jiwa merdeka terbang bebas di angkasa biru

Bendera berkibar, simbol kebesaran dalam haru

Sejarah menorehkan perjuangan, cinta yang tulus

• Diafan

• Prismatis

Meniti buih

Terombang-ambing di antara ombak dan batu-batu laut

Hingga kelak

Angin buritan mengantarmu pulang

Memetik masa depan yang gemilang

• Diafan

• Prismatis

Ibu,

Senyummu bagai mentari yang sinari hariku

Tawamu laksana lonceng yang berdering

Tutur katamu bagai hembusan angin

Tatapanmu sedalam samudra

• Diafan

• Prismatis

Katanya, keluarga adalah tempat kau merasa nyaman

Di dalamnya kau akan merasakan yang namanya kebersamaan

Keluarga adalah tempat pulang setelah perjuangan

Namun nyatanya, tak semua orang dapat merasakan

• Diafan

• Prismatis

Ketika dunia masih sepi,

Waktu berbisik tenang

Membawa pesan dari bintang jauh,

Janji-janji yang belum terucap

Tertunda oleh sunyi

• Diafan

• Prismatis

Menguning, waktu melambat,

melukis langit dengan warna kesedihan

dan kehangatan perpisahan,

saat burung-burung terbang pulang,

mencari hening dalam pelukan malam

• Diafan

• Prismatis

Aku adalah sungai

Yang mengalir dari gunung ke lautan luas

Airku yang jernih

Berasal dari mata air nan jauh di gunung

• Diafan

• Prismatis

Ketika malam telah tiba,

Bintang-bintang mulai bermunculan

Senja pun jadi pengingat bahwa setiap hari ada akhir

Dan esok adalah lembaran baru yang menanti

• Diafan

• Prismatis