Pada zaman dahulu, di sebuah desa yang indah hiduplah seekor kelinci dan seekor kura-kura yang saling berteman. Mereka tinggal di sebuah hutan yang jauh dari kota. Suatu hari, kelinci memutuskan untuk membeli sebuah rumah kecil yang ada di pinggir desa. Namun, kelinci bingung karena ia tidak memiliki uang. Kelinci kemudian datang ke kura-kura dan bertanya, “ kura-kura, bagaimana aku bisa membeli rumah itu jika aku tidak punya uang?”
Kura-kura tersenyum dan berkata, “ di desa kita, dulu orang-orang sering bertukar barang. itu disebut barter. Jika kamu memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh pemilik rumah itu, kamu bisa menukarnya dengan rumah yang kamu inginkan”. Kelinci berpikir sejenak dan kemudian berkata. “ aku memiliki banyak wortel. mungkin aku bisa menukarnya dengan rumah itu”. Kura-kura menjelaskan bahwa barter bisa digunakan jika kedua pihak setuju untuk menukar barang yang dianggap bernilai”. “Namun”, kata kura-kura. “di zaman sekarang, lebih mudah jika kita menggunakan uang sebagai alat tukar. Dengan uang, kita tidak perlu lagi menukar barang secara langsung”.
Akhirnya, kelinci pergi ke kota dan bertemu dengan seorang pedagang yang memberinya sejumlah uang setelah kelinci menjual wortel - wortelnya. Dengan uang itu, kelinci bisa membeli rumah yang diinginkannya tanpa perlu melakukan barter. Kelinci pun senang karena kini ia mengerti bahwa mata uang lebih praktis daripada barter untuk memenuhi kebutuhan. Pesan dari cerita ini adalah, meskipun barter dapat digunakan, mata uang membuat perdagangan menjadi lebih mudah dan efisien.
upaya yang dilakukan kelinci untuk mendapatkan uang agar dapat membeli rumah adalah …