UTBK PJOK 2025

UTBK PJOK 2025

Professional Development

82 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

UTBK PGSD 2025

UTBK PGSD 2025

Professional Development

82 Qs

UTBK BAHASA INDONESIA 2025

UTBK BAHASA INDONESIA 2025

Professional Development

82 Qs

TO UTBK PPKN 2025

TO UTBK PPKN 2025

Professional Development

82 Qs

Latihan Up Pendidikan Agama Kristen PPG 2019

Latihan Up Pendidikan Agama Kristen PPG 2019

Professional Development

85 Qs

PPPK BAHASA INDONESIA

PPPK BAHASA INDONESIA

KG - Professional Development

80 Qs

TES KARAKTERISTIK PRIBADI- PELAYANAN PUBLIK

TES KARAKTERISTIK PRIBADI- PELAYANAN PUBLIK

Professional Development

81 Qs

Tryout Pppk 7

Tryout Pppk 7

Professional Development

80 Qs

Soal Kemampuan Teknis PPPK PGSD

Soal Kemampuan Teknis PPPK PGSD

Professional Development

81 Qs

UTBK PJOK 2025

UTBK PJOK 2025

Assessment

Quiz

Professional Development

Professional Development

Medium

Created by

Quiziz GMI

Used 1+ times

FREE Resource

82 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Saat pelajaran PJOK kelas IV berlangsung di lapangan, siswa D sering mengganggu temannya saat melakukan latihan lempar tangkap bola. Ia menarik bola milik temannya, menyela giliran, dan terkadang melontarkan ejekan. Akibatnya, beberapa siswa enggan berlatih bersamanya. Langkah guru yang paling tepat untuk menanggulangi perilaku D berdasarkan teori belajar sosial dan pendekatan pembelajaran yang berpihak pada anak adalah...

A. Meminta D duduk dan menonton sampai pelajaran selesai

B. Memberikan peringatan keras di depan seluruh kelas

C. Menunjuk D sebagai model gerakan yang benar agar merasa dihargai

D. Membimbing D secara personal dan mengajaknya bermain peran tentang sikap sportif

E. Memberikan tugas tertulis tentang aturan bermain bola

Answer explanation

Kunci Jawaban: D

Penjelasan:

Teori belajar sosial (Bandura) menekankan pembelajaran melalui observasi, imitasi, dan interaksi sosial. Bermain peran memberi pengalaman langsung dan membangun kesadaran emosional anak. Strategi ini juga selaras dengan prinsip pendidikan yang berpihak pada anak: memperbaiki, bukan menghukum.

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Di kelas III, guru PJOK mengajak siswa bermain lompat tali secara kelompok. Salah satu siswa, A, terus menolak bermain dan menyendiri. Ia tampak cemas, dan ketika ditanya, ia mengatakan takut diejek teman karena tidak bisa melompat dengan benar. Berdasarkan analisis karakteristik siswa SD dan teori perkembangan kognitif serta emosional, pendekatan guru yang paling tepat adalah...

A. Memaksa A untuk melompat agar terbiasa dan tidak malu

B. Memberi A tugas sebagai penjaga tali agar tetap terlibat

C. Menugaskan A duduk sambil menonton teman bermain

D. Mengalihkan kegiatan menjadi permainan lain agar A tidak cemas

E. Memberikan poin tambahan bagi A agar bersedia melompat

Answer explanation

Kunci Jawaban: B

Penjelasan:

Anak usia SD berada pada tahap perkembangan konkret-operasional (Piaget) dan sedang membentuk harga diri serta kepercayaan diri (Erikson: industry vs inferiority). Memberi peran yang tetap bermakna akan menjaga rasa aman dan keterlibatan siswa tanpa memaksa. Ini adalah praktik pendidikan inklusif dan berpihak pada anak.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Dalam pembelajaran PJOK kelas IX, guru menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dalam kegiatan atletik. Siswa ditugaskan membuat strategi latihan kebugaran jasmani. Namun, siswa C tidak mengerjakan, dan justru mengganggu temannya dengan berkata bahwa tugas tersebut “tidak penting dan tidak akan dipakai dalam hidup nyata.” Langkah guru yang paling tepat berdasarkan teori kognitif dan motivasional adalah ...

A. Memarahi siswa C di depan kelas karena melemahkan semangat kelompok

B. Memberikan nilai nol agar C belajar bertanggung jawab

C. Mengajak C refleksi tentang manfaat aktivitas fisik untuk kehidupan nyata

D. Memindahkan C ke kelompok lain agar tidak memengaruhi teman

 

E. Mengubah strategi tugas menjadi ceramah agar tidak menimbulkan kebosanan

Answer explanation

Kunci Jawaban: C

Penjelasan:

Teori belajar kognitif menekankan pada pemahaman makna dan relevansi materi. Pendekatan reflektif dan dialog mendorong motivasi intrinsik (Deci & Ryan), yang sangat dibutuhkan di usia remaja. Guru juga membangun lingkungan yang mendukung dan menghargai pendapat siswa, tanpa menghakimi.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Saat pembelajaran permainan bola besar di kelas VIII, siswa B menunjukkan perilaku suka menyela instruksi guru, sering bercanda berlebihan, dan tidak memperhatikan keselamatan saat bermain. Hal ini menyebabkan beberapa siswa lain merasa tidak nyaman. Langkah guru yang paling tepat berdasarkan teori behavioristik dan pendekatan pembelajaran yang aman adalah...

A. Memberikan hukuman fisik ringan agar memberi efek jera

B. Mengeluarkan B dari kelas agar tidak mengganggu proses

C. Menegur B keras di depan teman-temannya

D. Memberikan penguatan positif saat B menunjukkan perilaku kooperatif

E. Mengabaikan perilaku B selama tidak terjadi kecelakaan

Answer explanation

Kunci Jawaban: D

Penjelasan:

Menurut teori behavioristik (Skinner), penguatan positif dapat memperkuat perilaku yang diinginkan. Dalam lingkungan yang aman dan berpihak pada anak, penting untuk menegur secara konstruktif dan memberikan apresiasi pada perubahan kecil dalam perilaku positif.

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Dalam pembelajaran PJOK kelas XII, guru menggunakan pendekatan kooperatif dalam latihan bola voli. Salah satu siswa, F, menolak bekerja sama dalam tim dan sering menyalahkan anggota lain jika kalah. F merasa paling mampu dan enggan menerima kritik. Apa langkah pembelajaran yang paling tepat berdasarkan pendekatan konstruktivistik dan teori perkembangan psikososial Erikson?

A. Menugaskan F sebagai pengamat permainan agar belajar dari luar

B. Mengeluarkan F dari kelompok agar tidak mengganggu proses

C. Memberi peran sebagai kapten tim agar belajar tanggung jawab dan empati

D. Memberikan nilai rendah pada aspek kerja sama tim

E. Memberikan ceramah tentang pentingnya kerja sama dalam olahraga

Answer explanation

Kunci Jawaban: C

Penjelasan:

Teori Erikson pada tahap identity vs role confusion menekankan pentingnya tanggung jawab sosial. Memberi F peran sebagai kapten sesuai pendekatan konstruktivistik (belajar melalui peran dan interaksi) mendorong perkembangan kepribadian, empati, dan kolaborasi dalam pembelajaran yang mendukung tumbuh kembang siswa.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Dalam sesi pembelajaran PJOK di kelas VIII SMP, guru mengadakan praktik permainan softball di lapangan sekolah. Saat permainan berlangsung, salah satu pemain lapangan dalam kondisi membungkuk saat mengejar bola yang memantul rendah. Pemain tersebut harus segera melakukan lemparan ke base satu untuk mencegah pelari mencapai base. Guru ingin mengajarkan teknik lemparan yang paling efektif dilakukan dalam situasi darurat tersebut. Teknik lemparan manakah yang paling tepat digunakan dalam keadaan darurat seperti ini dan bagaimana guru dapat melatih teknik tersebut secara efektif di kelas?

A. Lemparan bawah

B. Lemparan atas

C. Lemparan memutar

D. Lemparan samping

E. Lemparan jongkok

Answer explanation

Jawaban: A. Lemparan bawah

Pembahasan:

Lemparan bawah (underhand throw) sangat cocok digunakan dalam situasi darurat saat posisi tubuh membungkuk dan waktu lempar terbatas, seperti saat pemain berada dekat tanah atau harus cepat mengoper bola dari jarak pendek. Dalam pembelajaran PJOK, guru dapat melatih teknik ini melalui drill berulang, memperhatikan posisi tubuh yang seimbang, serta melatih koordinasi antara mata dan tangan agar lemparan tetap akurat dan cepat. Teknik ini juga membantu menciptakan pembelajaran yang aman karena gerakannya stabil dan minim risiko cedera.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Dalam pembelajaran PJOK kelas IX di lapangan sekolah, guru sedang melatih siswa untuk mengikuti lomba lari estafet antar-kelas. Selama latihan, guru mendapati bahwa beberapa siswa menggunakan tongkat estafet dengan panjang yang berbeda. Hal ini menyebabkan beberapa kali kegagalan dalam pergantian tongkat karena jarak dan timing tidak konsisten. Guru kemudian mempertimbangkan langkah yang tepat agar proses latihan berjalan lebih efektif dan seragam. Bagaimana pengetahuan tentang panjang standar tongkat estafet dapat memengaruhi desain pelatihan dan perlengkapan, dan langkah apa yang dapat diambil oleh guru untuk memastikan keseragaman dalam penggunaan tongkat estafet?

A. Menyediakan variasi ukuran tongkat untuk menguji preferensi pelari

B. Mengatur jarak pelari dalam latihan sesuai dengan panjang tongkat

C. Mengganti ukuran tongkat dengan yang lebih panjang untuk meningkatkan efisiensi

D. Memastikan setiap pelari menggunakan tongkat yang sama panjangnya

E. Mengubah teknik lari berdasarkan panjang tongkat yang berbeda

Answer explanation

Kunci Jawaban: D.

Pembahasan:

Dalam lari estafet, keseragaman panjang tongkat estafet sangat penting untuk membangun koordinasi yang konsisten antar pelari. Standar panjang tongkat estafet adalah sekitar 28–30 cm. Jika ukuran tongkat berbeda, maka akan mempengaruhi waktu serah terima dan ritme lari. Dengan menggunakan tongkat yang sama, guru menciptakan lingkungan latihan yang aman, nyaman, dan terstandar, sesuai prinsip pembelajaran yang berpihak pada anak dan mendukung perkembangan keterampilan motorik secara konsisten. Ini juga memudahkan dalam membentuk teknik serah terima tongkat yang efisien.

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?