Apa perbedaan fundamental antara cara Psikologi dan Antropologi Filosofis mendekati pertanyaan "Siapa aku?"

• A. Psikologi mencari jawaban melalui meditasi; Antropologi Filosofis melalui eksperimen laboratorium.

• B. Psikologi berfokus pada esensi manusia; Antropologi Filosofis berfokus pada perilaku yang teramati.

• C. BehavioristikC. Psikologi berfokus pada perilaku dan proses mental (How); Antropologi Filosofis berfokus pada esensi dan sifat dasar manusia (What/Who).

• D. Keduanya memiliki fokus yang sama persis, hanya berbeda metode.

Mengingat materi sesi 1 "Introduction to Psychology & Philosophical Anthropology", apa yang menjadi ciri utama yang mendefinisikan The Human Person?

• A. Kemampuan untuk bereproduksi dan beradaptasi.

• B. Hanya kesadaran dan emosi.

• C. Kecepatan memproses informasi di otak.

• D. Rasionalitas, kesadaran, kebebasan, dan relasionalitas.

Mengapa penting untuk mempertimbangkan pandangan filosofis (Philosophical Anthropology) dalam riset psikologis, sesuai pembahasan di Sesi 1 "Introduction to Psychology"?

• A. Untuk memastikan psikologi tetap di bawah naungan filsafat.

• • B. Karena filsafat adalah mata kuliah prasyarat psikologi.

• C. Untuk menyediakan fondasi konseptual tentang apa itu manusia, sehingga studi ilmiahnya memiliki kerangka kerja yang solid.

• • D. Karena semua psikolog modern harus menjadi seorang filsuf.

Dua pendekatan dalam studi Pikiran dibedakan menjadi Science of Mind dan Philosophy of Mind. Fokus utama Philosophy of Mind adalah pada:

• A. Pemetaan struktural fungsi otak (misalnya, melalui MRI).

• B. Pertanyaan metafisik tentang kesadaran, diri, dan pengalaman subjektif (Who).

• C. Eksperimen empiris tentang perilaku yang teramati.

• D. Analisis data kuantitatif.

Dalam konteks Filosofi Pikiran, konsep "Primacy of First-Person Perspective" adalah krusial karena:

• A. Data ilmiah third-person lebih mudah diakses.

• B. Ini menekankan pemahaman fenomena mental melalui pengalaman subjektif dan kesadaran langsung (introspection).

• C. Ini menolak semua data yang berasal dari ilmu saraf (neuroscience).

• D. Ini hanya berlaku untuk studi tentang memori.

Metode berpikir yang menggabungkan pendekatan Analytical-Inductive (dari fenomena spesifik ke prinsip umum) dan Synthetical-Deductive (menerapkan prinsip umum ke fenomena baru) bertujuan untuk mencapai apa?

• A. Membuktikan teori evolusi.

• B. Mengukur tingkat kebahagiaan.

• C. Membangun model matematika tentang pikiran.

• D. Pemahaman Diri (Self-Comprehension) yang mendalam dan terstruktur.

IMMANENCE (Interiority) adalah salah satu aspek fundamental dari kehidupan. Apa yang diartikan oleh konsep ini?

• A. Tindakan yang hanya memengaruhi dunia luar.

• B. Kemampuan untuk bergerak di luar lingkungan.

• C. Tindakan yang menyempurnakan dan memperkaya agen itu sendiri, seperti ketika kita belajar dan pengetahuan itu menjadi bagian dari diri kita.

• D. Sistem yang sepenuhnya tertutup dan tidak berinteraksi.

Dalam Antropologi Filosofis, Jiwa (Soul) dan Tubuh (Body) dilihat sebagai dua prinsip pendamping (co-principles) dari SATU substansi. Konsekuensi dari pandangan ini adalah:

• • A. Tubuh hanyalah mesin yang digerakkan oleh Jiwa (Cartesian Dualism).

• • B. Jiwa hanyalah hasil sampingan (epifenomena) dari aktivitas otak.

• C. Keduanya adalah dua hal yang berbeda, tetapi kebetulan berada di tempat yang sama.

• • D. Keduanya membentuk satu realitas yang utuh (duality), di mana Jiwa adalah organizing principle (Formal Cause) yang memberi bentuk pada Tubuh.

Jiwa (Soul) disebut sebagai Formal Cause Tubuh. Apa peran Tubuh dalam hubungan ini?

• A. Efficient Cause (Sumber tindakan).

• B. Final Cause (Tujuan eksistensi).

• C. Material Cause (Materi yang diorganisasi oleh Jiwa untuk mengekspresikan dan menjadi kondisi bagi aktivitas Jiwa).

• D. Bukan semuanya

Emosi melibatkan serangkaian proses. Tahapan manakah yang paling menunjukkan peran KOGNISI dalam memicu emosi?

• A. Activation (Reaksi fisik).

• B. Emotion (Perasaan yang dirasakan).

• • C. Judgment (Penilaian atau interpretasi mental kita terhadap suatu objek atau situasi yang memicu kecenderungan/tendency).

• D. Volition (Kehendak).