tes skolastik 4

tes skolastik 4

2nd Grade - Professional Development

31 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

PJOK semester 2 kelas 5

PJOK semester 2 kelas 5

5th Grade

30 Qs

KUIZ PJPK T5

KUIZ PJPK T5

12th Grade - University

28 Qs

PENDIDIKAN KESIHATAN - PENYALAHGUNAAN DADAH

PENDIDIKAN KESIHATAN - PENYALAHGUNAAN DADAH

6th Grade

30 Qs

GALAH PANJANG

GALAH PANJANG

1st - 12th Grade

26 Qs

PH PJOK KELAS 8_ KESELAMATAN DI JALAN RAYA

PH PJOK KELAS 8_ KESELAMATAN DI JALAN RAYA

8th Grade

30 Qs

Keselamatan di Jalan Raya - Grade 8

Keselamatan di Jalan Raya - Grade 8

8th Grade

35 Qs

KUIZ PENGETAHUAN AM BOLA BALING

KUIZ PENGETAHUAN AM BOLA BALING

1st - 12th Grade

27 Qs

PJPK T1 - LOMPAT TINGGI

PJPK T1 - LOMPAT TINGGI

12th Grade

26 Qs

tes skolastik 4

tes skolastik 4

Assessment

Quiz

Physical Ed

2nd Grade - Professional Development

Hard

Created by

sopyan hadi

Used 3+ times

FREE Resource

31 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Media Image

Kawasan Halimun boleh dibilang merupakan kawasan yang tidak jelas orientasi pengelolaannya, ibarat mata uang yang memiliki dua sisi. Di satu sisi merupakan kawasan yang dikelola untuk tujuan konservasi, di sisi lain menjadi kawasan eksploitasi. Tabel berikut ini secara umum menunjukkan tumpang tindih kawasan Halimun dengan berbagai kepentingan dan melahirkan konflik lahan yang tak berkesudahan


Di sisi lain dalam proses pembangunan selama ini, pihak masyarakat yang secara turun-temurun mendiami dan menggantungkan hidupnya dari kawasan ini hanya menjadi objek. Posisi masyarakat semakin terpinggirkan (termarginalisasi), bahkan pelabelan yang bersifat negatif disematkan untuk masyarakat yang tinggal di kawasan ekosistem Halimun dengan tidak adil. Mereka sering disebut dengan kata perambah hutan, peladang liar, atau penebang kayu ilegal. Sebutan ini dituduhkan pada masyarakat yang hidup dan tinggal di kawasan konservasi. Bahkan, pemerintah sendiri cenderung memberikan nama untuk suatu kegiatan masyarakat tersebut. Contohnya adanya kegiatan pemberian bantuan kambing dari pemerintah untuk masyarakat sekitar hutan sebagai salah satu program yang ditunjukkan untuk mengurangi perambahan hutan di kawasan Halimun oleh masyarakat.

Persoalan yang juga mengemuka di kawasan Halimun ialah akses dan hak masyarakat dalam mengelola sumber daya alam di kawasan ini yang semakin dibatasi dan dihilangkan. Hasil pemetaan partisipatif yang dilakukan oleh masyarakat di tiga desa di kawasan Halimun dengan difasilitasi RM dan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) nenunjukkan bahwa lahan yang bisa diakses dan dikelola oleh masyarakat hanya sekitar 4,20%-18,58% dari luas areal yang dialokasikan secara administrasi oleh pemerintah.

Akar permasalahan yang berkecamuk di kawasan ekosistem Halimun disebabkan oleh persepsi atau pandangan dan pemahaman yang berbeda tentang kawasan Halimun di antara masyarakat serta pihak-pihak lain, yaitu negara/ pemerintah dan perusahaan yang kemudian dimanifestasikan dalam kebijakan yang juga masih tumpang-tindih dan bersifat sektoral sehingga memunculkan berbagai konflik salah satunya konflik lahan. Sebagai contoh, kawasan Halimun ditetapkan menjadi Taman Nasional Gunung Halimun sejak tahun 1992 dengan luas 40.000 ha dan diperluas menjadi 113.375 ha pada tahun 2003. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dalam kawasan yang telah ditetapkan menjadi kawasan konservasi, ternyata masih dialokasikan juga untuk areal eksploitasi tambang emas, perak, dan bentonit; areal perkebunan teh PT Ciangsana; dan hutan produksi yang dikelola PERHUTANI dengan tanaman pinus.

Diadaptasi dari: Menepis Kabut Halimun (Hendarti)


Berdasarkan paragraf pertama, mengapa kawasan Halimun dapat diibaratkan sebagai mata uang yang memiliki dua sisi?

A. Kawasan Halimun merupakan kawasan yang dikelola untuk tujuan konservasi.

B. Kawasan Halimun memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat menghasilkan uang.

C. Kawasan Halimun merupakan kawasan yang tidak jelas orientasi pengelolaannya.

D. Kawasan Halimun menjadi kawasan eksploitasi

E. Kawasan Halimun penghasil emas, perak, dan bentonit.

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Media Image

Kawasan Halimun boleh dibilang merupakan kawasan yang tidak jelas orientasi pengelolaannya, ibarat mata uang yang memiliki dua sisi. Di satu sisi merupakan kawasan yang dikelola untuk tujuan konservasi, di sisi lain menjadi kawasan eksploitasi. Tabel berikut ini secara umum menunjukkan tumpang tindih kawasan Halimun dengan berbagai kepentingan dan melahirkan konflik lahan yang tak berkesudahan


Di sisi lain dalam proses pembangunan selama ini, pihak masyarakat yang secara turun-temurun mendiami dan menggantungkan hidupnya dari kawasan ini hanya menjadi objek. Posisi masyarakat semakin terpinggirkan (termarginalisasi), bahkan pelabelan yang bersifat negatif disematkan untuk masyarakat yang tinggal di kawasan ekosistem Halimun dengan tidak adil. Mereka sering disebut dengan kata perambah hutan, peladang liar, atau penebang kayu ilegal. Sebutan ini dituduhkan pada masyarakat yang hidup dan tinggal di kawasan konservasi. Bahkan, pemerintah sendiri cenderung memberikan nama untuk suatu kegiatan masyarakat tersebut. Contohnya adanya kegiatan pemberian bantuan kambing dari pemerintah untuk masyarakat sekitar hutan sebagai salah satu program yang ditunjukkan untuk mengurangi perambahan hutan di kawasan Halimun oleh masyarakat.

Persoalan yang juga mengemuka di kawasan Halimun ialah akses dan hak masyarakat dalam mengelola sumber daya alam di kawasan ini yang semakin dibatasi dan dihilangkan. Hasil pemetaan partisipatif yang dilakukan oleh masyarakat di tiga desa di kawasan Halimun dengan difasilitasi RM dan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) nenunjukkan bahwa lahan yang bisa diakses dan dikelola oleh masyarakat hanya sekitar 4,20%-18,58% dari luas areal yang dialokasikan secara administrasi oleh pemerintah.

Akar permasalahan yang berkecamuk di kawasan ekosistem Halimun disebabkan oleh persepsi atau pandangan dan pemahaman yang berbeda tentang kawasan Halimun di antara masyarakat serta pihak-pihak lain, yaitu negara/ pemerintah dan perusahaan yang kemudian dimanifestasikan dalam kebijakan yang juga masih tumpang-tindih dan bersifat sektoral sehingga memunculkan berbagai konflik salah satunya konflik lahan. Sebagai contoh, kawasan Halimun ditetapkan menjadi Taman Nasional Gunung Halimun sejak tahun 1992 dengan luas 40.000 ha dan diperluas menjadi 113.375 ha pada tahun 2003. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dalam kawasan yang telah ditetapkan menjadi kawasan konservasi, ternyata masih dialokasikan juga untuk areal eksploitasi tambang emas, perak, dan bentonit; areal perkebunan teh PT Ciangsana; dan hutan produksi yang dikelola PERHUTANI dengan tanaman pinus.

Diadaptasi dari: Menepis Kabut Halimun (Hendarti)


Berdasarkan tabel data ekstraksi di kawasan Halimun oleh berbagai pihak, manakah pernyataan berikut yang paling tidak benar?

A. PT Aneka Tambang (Gunung Pongkor, Bogor, Jawa Barat) telah beroperasi sejak tahun 1992 sampai sekarang dan produk yang dihasilkan adalah getah karet (latex).

B. PT UNOCAL merupakan salah satu PT yang tidak diketahui sejak kapan berdirinya dan produk yang dihasilkan adalah gas alam.

C. PERHUTANIl (BKPH) sudah beroperasi sejak tahun 1978 sampai sekarang dan produk yang dihasilkan, yaitu pinus kayu, mahogany kayu, meranti getah, dan pinus.

D. PT Ciangsana adalah PT yang durasi pengoperasiannya hanya 20 tahun dan menghasilkan teh, sedangkan luas areal dan produksi per tahunnya tidak diketahui.

E. PT Sari Gunung Indah (SGI) telah beroperasi sejak tahun 1983 sampai sekarang dan menghasilkan emas dan perak, sedangkan produksi pertahunnya sebanyak 13.069.032,00 kg.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Berdasarkan tabel data ekstraksi di kawasan Halimun oleh beberapa pihak. Berapakah perbandingan jumlah produksi teh hijau dan teh hitam yang dihasilkan dari PT Nirmala dan PTPN VIl per tahunnya?

A. 1:20

B. 2:60

C. 3:15

D. 5:15

E. 15:30

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Berdasarkan paragraf kedua, hal apakah yang mungkin dapat terjadi jika masyarakat di kawasan tersebut tidak hanya dijadikan objek oleh pemerintah?

A. Tingkat perekonomian masyarakat semakin membaik.

B. Masyarakat dapat mengelola sumber daya alam dengan bebas.

C. Masyarakat tidak dapat menebangi pohon secara ilegal.

D. Masyarakat akan mendapat banyak bantuan kambing dari pemerintah agar memiliki kesibukan lain.

E. Masyarakat mendapat pelabelan positif dan posisi masyarakat tidak semakin terpinggirkan.

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Semua orang pasti mengenal pendidikan. Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat individu dan masyarakat menjadi beradab. Pendidikan bukan hanya sarana transfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai, yaitu enkulturisasi dan sosialisasi. Anak harus mendapatkan pendidikan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal penting mendasar.


Gagasan utama paragraf di atas...

Pendidikan dikenal setiap orang

Pendidikan adalah internalisasi budaya

Pendidikan adalah internalisasi budaya

Pendidikan merupakan sarana pembudayaan

Pendidikan harus berdimensi kemanusiaan

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Motivasi nonfinansial adalah dorongan yang tidak diwujudkan dalam bentuk finansial atau uang. Melainkan diwujudkan dalam bentuk pujian, penghargaan. pendekatan antar manusia dan lain sebagainya. Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa motivasi sangat penting bagi suatu perusahaan atau instansi karena dapat mendorong karyawan untuk bekerja totalitas dalam mencapai tujuan perusahaan secara efisien.


Kata ini pada kalimat ketiga merujuk pada ….

motivasi finansiial dan nonfinansiial

dampak motivasi

imbalan finansial

pemberian motif

konsep dan jenis motivasi

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

2 mins • 1 pt

Domestikasi hewan diduga telah dilakukan manusia pada saat belum mengenal budidaya dan merupakan kegiatan pemeliharaan serta pembudidayaan hewan yang pertama kali.


Makna istilah domestikasi dalam kalimat di atas adalah ...

Proses mengadopsi hewan liar ke dalam kehidupan manusia

Proses menjinakkan hewan liar untuk kepentingan hidup manusia

Proses menyeleksi dan memperbaiki keturunan hewan liar

Proses perubahan perilaku dari organism hewan liar

Proses memelihara dan membudidayakan hewan

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?