(1) Ratu : Apakah cermin itu milikmu?
(2) Pemuda : (berkata dengan takut-takut) benar ratu, tapi hamba ragu kalau Ratu menyukai cermin ini. Sang Ratu menghampiri cermin milik pemuda tersebut. Ia segera berkaca. Tapi tiba-tiba, mukanya berubah pucat pasi.
(3) Ratu : Hah, kurang ajar. Kubunuh kau pemuda!
(4) Pemuda : (berkat sambil menunduk) Maaf Ratu, cermin itu memang bukan cermin biasa. Cermin itu dapat menunjukkan sisi buruk seseorang.
(5) Ratu : (memandang ke arah pemuda) Lalu, apa maksudnya cermin itu menunjukkan ada banyak ulat di wajahku?
(6) Pemuda : Ulat itu adalah lambang dari keserakahan Ratu.
(7) Ratu : Kau ingin bila bahwa aku serakah?
(8) Pemuda : Hamba hanya ingin mengingatkan. Selama ini, Ratu sering membeli barang berlebih walaupun sebenarnya tidak begitu penting.
(9) Ratu : Aku memang mempunyai banyak cermin. Apakah itu serakah? Sudah sepantasnya aku memiliki banyak cermin karena aku adalah ratu.
(10) Pemuda : Tapi Ratu ...
(11) Ratu : Pengawal, ambilkan pedang siapkan tiang gantungan untuk pemuda lancang ini!
Suasana yang tergambar pada naskah drama tersebut adalah ...