Tingginya ketimpangan ekonomi memberikan dampak negatif, yaitu kelompok berpendapatan rendah tidak mampu mengakses kebutuhan dan pelayanan dasar yang layak, seperti makanan, kesehatan, dan pendidikan. Ini bisa memperlambat proses pembangunan manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam tiga dimensi: kesehatan, pendidikan, dan penghasilan individu untuk mendukung kehidupan yang layak. Ada empat kategori pembangunan manusia, yaitu sangat tinggi (IPM lebih dari 80), tinggi (antara 70-80), sedang (antara 60-70), dan rendah (di bawah 60).
Berdasarkan data IPM dari lembaga PBB, United Nations Development Programme (UNDP), Indonesia termasuk dalam kategori pembangunan manusia sedang. Namun, tingginya kesenjangan antara kaya dan miskin tampaknya telah memperlambat pembangunan manusia Indonesia. Menurut Human Development Reports, sepanjang tahun 2000-an IPM Indonesia meningkat rata-rata 0,92 persen per tahun dari 60,4 pada tahun 2000 menjadi 66,2 pada 2010. Sementara itu, Indeks Gini dalam laporan Bank Dunia selama periode itu berada di kisaran 31,0 dan 38,0. Dari tahun 2010 hingga 2014, IPM Indonesia tumbuh jauh lebih lambat 0,78 persen per tahun karena ketimpangan ekonomi saat itu lebih tinggi.
Diadaptasi dari: ekonomi.kompas.com
Kalimat yang dicetak miring pada teks tersebut merupakan perluasan dari inti kalimat…