Serba susah, serba salah. Ini tak kuat, ini tak sanggup. Dan sementara itu pikiran dan semangat selalu dikacaukan dan diharubirukan oleh sesal tak putus, sedih tak berkesudahan. Teringat sawah dan rumah pusaka bapak, yang telah dijual dan dihabiskan! Terkenang kebaikan istri, yang telah meninggalkan dunia karena makan hati oleh perbuatan dan kelakukan diri sendiri. Di mana tinggal kemegahan selama ini. Akan pelengah-lengah pikiran dan akan membeli nasi Mak Iyah mau tak mau. Ia pun bekarja juga menganyam topi dari pandan seperti pada malam itu. Akan tetapi, perasaannya selalu tergoda, semangatnya senantiasa terganggu!
Isi penggalan novel tersebut mengungkapkan ….