Perhatikan kutipan cerpen berikut ini!
Sebagai penjaga surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bual ia mendapat seperempat dari hasil pemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan, sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah Id kepadanya. Tapi, sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih dikenal sebagai pengasah pisau karena ia begitu mahir dengan keahliannya itu. Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedangkan ia tak pernah meminta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang minta tolong mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi, yang paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.
Nilai-nilai kehidupan yang diangkat ke dalam karya sastra seperti cerpen “Robohnya Surau Kami” karya AA Navis ini menggambarkan realitas kehidupan suatu masyarakat. Nilai kehidupan tersebut menjadikan pembacanya mengambil suatu pelajaran tertentu. Sebagaimana yang terdapat di dalam kutipan cerpen di atas, nilai moral yang digambarkan melalui watak tokoh utama yang paling menonjol adalah ....