PENILAIAN PEMANASAN GLOBAL

Berdasarkan Infografis, informasi di bawah ini yang dapat diperoleh terkait peristiwa kenaikan permukaan air laut, kecuali…

• A.  Permukaan air laut mengalami penambahan ketinggian dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh  tambahan air dan melelehnya es di kutub Utara dan Selatan

• B. Pemanasan global memberikan dampak yang signifikan terhadap kenaikan es yang ada di laut.

• C.  Suhu bumi yang terus menghangat mengakibatkan kenaikan permukaan air laut dari tahun ke tahun secara signifikan

• D.  Rata-rata kenaikan permukaan air laut adalah sebesar 3,3 mm per tahun

• E. Ketinggian permukaan air laut selalu berubah dari tahun ke tahun yang menandakan adanya peristiwa pemanasan global

Berdasarkan infografis, fenomena terjadi pada lapisan es yang ada di Greenland adalah…

I.        Suhu air laut yang semakin menurun mengakibatkan lapisan es di Greenland semakin menurun

II.     Massa Greenland terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu karena adanya perubahan lingkungan akibat pemanasan global

III.   Penurunan lapisan es yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014

IV.  Lapisan es di Greenland dikhawatirkan cepat menghilang akibat besentuhan langsung dengan air laut yang semakin menghangat

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, informasi yang tepat dalam menggambarkan fenomena Lapisan Es di Greenland adalah…

• A.  Pernyataan I dan II

• B. Pernyataan II dan III

• C. Pernyataan II dan IV

• D. Pernyataan I dan III

• E. Pernyataan IV

CFC sudah diketahui dapat menipiskan lapisan ozon sekaligus pendorong utama dalam perubahan iklim global. Seorang profesor fisika dan astronomi, biologi dan kimia di Fakultas Sains Waterloo, Profesor Lu menyatakan bahwa CFC berkonspirasi dengan sinar kosmik menyebabkan lubang ozon di kutub dan pemanasan global. Sebagian besar teori konvensional memperkirakan bahwa suhu global akan terus meningkat seiring dengan terus meningkatnya tingkat CFC, seperti yang telah terjadi sejak tahun 1850. Efek rumah kaca menunjukkan bahwa terjadi pemanasan global sekitar 0,6 °C dari tahun 1950 hingga 2002. Temuan ini didasarkan pada analisis statistik mendalam dari data yang diamati dari tahun 1850 hingga saat ini, teori reaksi elektron (CRE) yang digerakkan oleh sinar kosmik. Secara umum, selama lebih dari dua dekade bahwa lapisan ozon Bumi berkurang akibat penghancuran CFC yang disebabkan sinar ultraviolet matahari di atmosfer.

Berdasarkan informasi di atas, informasi yang kurang tepat adalah …

• A. Peningkatan CFC dapat menipiskan lapisan ozon sekaligus mendorong perubahan iklim yang dapat ditunjukkan dengan suhu global yang semakin meningkat dari tahun 1850 hingga 2002.

• B. CFC merupakan gas rumahkan yang dapat meningkatkan suhu global sekitar 0,5 °C dari tahun 1950 hingga 2002.

• C. Berdasarkan teori reaksi elektron (CRE) yang digerakkan oleh sinar kosmik mengakibatkan lapisan ozon Bumi berkurang akibat penghancuran CFC

• D. Teori konvensional memprediksi bahwa suhu global akan terus meningkat seiring dengan terus meningkatnya tingkat CFC, seperti yang telah terjadi sejak tahun 1850.

• E. Selama lebih dari dua dekade bahwa lapisan ozon Bumi berkurang akibat penghancuran CFC yang disebabkan sinar ultraviolet matahari di atmosfer.

Berdasarkan infografis tersebut, hal-hal yang bukan merupakan penyebab dari penipisan lapisan Ozon di Bumi adalah…

• A. Penggunaan kulkas yang didekatkan pada alat elektronik lainnya yang menghantarakan panas

• B. Gas Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) yang telah dilepaskan  ton per tahun ke atmosfer

• C. Gas CFC dan HCFC menyerap radiasi UV-B dan melepaskan atom Chlorine untuk menghancurkan lapisan Ozon

• D. Rusaknya lapisan ozon disebabkan karena menipisnya kadar gas rumah kaca di atmosfer

• E. Menipisnya lapisan ozon dapat menyebabkan penyakit bagi manusia dan hewan

Jenis emisi gas sebagai penyumbang pada fenomena Efek Rumah Kaca berikut yang sesuai dengan sumbernya terdapat pada tabel nomor…

• A. 1, 2, dan 4

• B. 1, 3, dan 4

• C. 1, 3, dan 5

• D. 2, 4, dan 5

• E. 2, 4, dan 6

Pada tahun 2020, atmosfer mengandung 409 hingga 416 bagian per juta karbon dioksida. Angka ini cepat berubah karena tingkat CO₂ terus meningkat. Sepanjang sejarah semua pendinginan dan pemanasan pada zaman es terakhir, CO₂ tidak pernah mencapai 300 ppm. Jadi kondisi saat ini, jauh di atas segala sesuatu yang terjadi selama zaman es. Informasi terakhir terkait atmosfer bumi yang memiliki lebih dari 400 ppm CO₂ kita harus membandingkan lebih jauh ke belakang, ke Pliosen, 3 sampai 5 juta tahun yang lalu. Bagaimana iklim saat itu? Pada zaman dahulu ada unta raksasa yang dapat bertahan hidup dengan baik.

Berdasarkan informasi di atas, kapan terakhir kalinya dalam sejarah Bumi memiliki kadar CO₂ setinggi sebelum sekarang ini?

• A. Ini bukanlah yang tertinggi yang pernah ada

• B. CO₂ tidak pernah setinggi ini selama periode hangat antara zaman es

• C. CO₂ belum setinggi ini selama hampir satu juta tahun.

• D. Terakhir kali CO2 setinggi ini adalah 3 sampai 5 juta tahun yang lalu.

• E. CO₂ meninggi sepanjang zaman es

Bacalah wacana berikut dengan seksama.

Akibat Pemanasan Global, Pakar UGM Ungkap Penyebab Banjir Rob di Pesisir Utara Jawa

Banjir rob yang terjadi di Semarang dan sekitarnya pada Senin (31/1) menjadi yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun sudah dibuatkan tanggul, toh banjir rob itu tetap terjadi dan tanggul penahan tak berdaya menahan gelombang pasang yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

Bencana banjir rob di Semarang menarik perhatian pakar geomorfologi pesisir dan laut Universitas Gadjah Mada (UGM), Bachtiar W. Mutaqin. Dia mengatakan bahwa peristiwa rob di Semarang sebenarnya sudah memiliki riwayat yang lama.

Menurut Bachtiar, kawasan pantai utara Jawa dikenal sebagai kawasan rawan rob. Peristiwa itu terjadi dipicu oleh pemanasan global yang menyebabkan naiknya permukaan air laut. Ditambah lagi, material tanah di utara Jawa memang belum solid. Selain itu, ia mengungkapkan penyebab lain banjir rob yaitu penggunaan air tanah berskala besar yang mengakibatkan penurunan muka tanah.

Ada empat dampak utama yang diakibatkan oleh kenaikan muka air laut. Diantaranya genangan dan amblesan pada lahan basah dan dataran rendah, meningkatnya kerusakan lahan dan kawasan akibat badai dan banjir, erosi pantai, dan berpotensi terjadinya peningkatan salinitas di daerah muara dan akuifer air tawar

Berdasarkan wacana tersebut, pernyataan berikut yang sesuai dengan berita Banjir Rob di Pesisir Utara Jawa

• A. Banjir rob yang terjadi di Semarang diakibatkan karena tanggul tidak dapat menahan gelombang pasang sehingga jebol dan meluap

• B. Pemanasan global disebabkan oleh penurunan permukaan air laut dan kenaikan muka tanah di dataran

• C. Peristiwa rob di Semarang baru-baru saja terjadi sekarang-sekarang ini akibat pemanasan global

• D. Pemicu utama adanya banjir rob di Semarang adalah naiknya suhu air laut

• E. Erosi pantai dan amblesan pada lahan basah di dataran rendah merupakan dampak utama dari penurunan muka tanah

Dekan Sekolah Vokasi UGM Agus Maryono yang juga merupakan pakar Ekohidrolik dan pelopor restorasi sungai Indonesia mengatakan bahwa seharusnya tahun basah (musim penghujan) bisa dimanfaatkan. Daerah kering dan semi kering juga dapat memanfaatkan air yang berlimpah. Pada tahun basah, air tanah bisa terisi secara maksimal, begitu pula dengan danau, situ, serta telaga. Alur sungai pun dapat terbentuk dengan sempurna. Masyarakat dapat melakukan susur sungai untuk mengetahui sungai yang bisa digunakan untuk mitigasi serta sungai yang memiliki potensi wisata, potensi sumber air, dan potensi perikanan. Selain itu, Rizaldi Boer dari Pusat Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, La Nina juga mempunyai manfaat bagi pertanian.

La Nina memberi peluang untuk percepatan tanam serta perluasan area tanam padi, baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang. La Nina dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan areal tanam pada musim hujan, khususnya untuk daerah lahan kering. Petani disarankan untuk memanfaatkan mundurnya akhir musim hujan dengan menanam tanaman umur pendek dan berekonomi tinggi. Tak hanya itu, petani juga dapat melakukan adaptasi teknik budidaya pada daerah endemik banjir dan pertanian lahan kering di lahan gambut. Dampak positif La Nina yang lain adalah dapat meningkatkan produksi perluasan lahan pasang surut. Lahan pesisir juga akan berkembang lebih baik karena salinitas dapat dikurangi dan perikanan darat bisa dikembangkan lebih awal. Dari segi sumber daya air, menurut Direktur Bina Teknik SDA Kementerian PU-Pera, Eko Winar Irianto, kondisi La Nina dapat memenuhi kapasitas energi maksimum pada operasional waduk, sementara dalam kondisi El Nino energi yang dihasilkan akan berkurang.

Berdasarkan informasi di atas, informasi di bawah ini yang merupakan dampak positif La Nina dari segi sumber daya air adalah …

• A. Dampak positif La Nina dari segi sumber daya air, yaitu La Nina memberi peluang untuk percepatan tanam serta perluasan area tanam padi, baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang.

• B. Dampak positif La Nina dari segi sumber daya air, yaitu La Nina dapat membantu mengetahui sungai yang bisa digunakan untuk mitigasi serta sungai yang memiliki potensi wisata, potensi sumber air, dan potensi perikanan

• C. Dampak positif La Nina dari segi sumber daya air, yaitu La Nina dapat memenuhi kapasitas energi maksimum pada operasional waduk, sementara dalam kondisi El Nino energi yang dihasilkan akan berkurang.

• D. Dampak positif La Nina dari segi sumber daya air, yaitu La Nina dapat meningkatkan produksi perluasan lahan pasang surut dan perikanan darat bisa dikembangkan lebih awal

• E. Dampak positif La Nina dari segi sumber daya air, yaitu La Nina membantu petani untuk menanam tanaman umur pendek dan berekonomi tinggi.

Pemanasan global dan penipisan lapisan ozon adalah dua masalah lingkungan yang berbeda tapi memunyai keterkaitan. Penipisan lapisan ozon diyakini mempunyai pengaruh terhadap iklim bumi, sehingga berkontribusi langsung terhadap pemanasan global. Menahan laju penipisan ozon dapat membantu menghentikan bahaya sinar UV bagi manusia, hewan dan tumbuhan.

Mengapa pemanasan global masih terjadi? Para ilmuwan berpendapat bahwa aktivitas manusialah yang berkontribusi pada meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca yang menimbulkan pemanasan global. Emisi Gas Rumah Kaca bersumber dari bahan bakar minyak bumi, seperti Karbon dioksida (CO₂), Gas Metan (CH₄), Hidrofluorokarbon (HFCs), dll. Aktifitas manusia dalam penggunaan bahan perusak ozon (BPO) berkontribusi menyebabkan lapisan ozon berlubang dan turut meningkatkan Gas Rumah Kaca.

Tindakan terpenting yang dapat kita lakukan adalah dengan memperlambat laju pemanasan global, yaitu dengan mengurangi tingkat konsentrasi Emisi Gas Rumah Kaca, misalnya dengan kegiatan-kegiatan praktis berikut.

1.    Menanam pohon sebanyak-banyaknya.

2.    Mematikan peralatan elektronik lampu/AC/TV setelah selesai digunakan.

3.    Penghematan energi air

4.    Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan

Berdasarkan infografis dan teks di atas, maka hubungan antara lapisan ozon, pemanasan global dan solusi yang tepat adalah…

• A. Penipisan lapisan ozon dan pemanasan global dapat dikurangi dengan menekan aktifitas manusia dalam menggunakan bahan bakar minyak bumi.

• B. Kegiatan-kegiatan praktis seperti menanam pohon dan menggunakan energi ramah lingkungan dapat mengurangi penipisan lapisan ozon yang dapat meningkatkan Gas Rumah Kaca di atmosfer dan mengakibatkan pemanasan global.

• C. Penipisan lapisan ozon dan pemanasan global diakibatkan oleh aktifitas manusia dalam menggunakan bahan perusak ozon, dan dapat dikurangi dengan melakukan kegiatan-kegiatan praktis seperti menanam pohon.

• D. Penipisan lapisan ozon dan pemanasan global merupakan dua fenomena lingkungan yang berbeda, namun saling terkait dan harus dikendalikan.

• E. Aktivitas manusialah yang berkontribusi pada meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca yang menimbulkan pemanasan global.

Indonesia berhasil mencegah lepasnya 70 juta ton emisi karbon dalam skema pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan atau REDD+ bersama Norwegia. Namun, perjanjian kerja sama dengan Norwegia ini diakhiri pada September 2021 karena Indonesia menganggap Norwegia tidak memenuhi kewajibannya sebagai pembayar dana. Di sisi lain, Indonesia mengklaim berhasil menurunkan deforestasi.

Di bawah pendekatan REDD+ ini, Norwegia berkomitmen untuk membayar 5 dollar AS per ton karbon jika Indonesia mengurangi emisinya dari deforestasi.  Para peneliti kemudian menghitung bahwa moratorium telah menghasilkan 67,8 juta-86,9 juta ton pengurangan emisi karbon, dengan hutan lahan kering di dalam area moratorium memiliki tutupan hutan rata-rata 0,65 persen lebih tinggi dibandingkan dengan area serupa di luar moratorium. Para peneliti mengatakan bahwa mereka menemukan skema REDD+ itu cukup berhasil.

Sektor kehutanan di Indonesia merupakan tempat yang sangat penting untuk menghentikan emisi jika Indonesia mau memenuhi komitmen NDC sesuai Perjanjian Paris. Meski demikian, dalam kasus REDD+ di Indonesia ini, para peneliti menyebutkan, manfaat global dari mitigasi perubahan iklim, yang diukur oleh para ekonom dengan menggunakan biaya sosial karbon, jauh lebih besar daripada 5 dollar AS per ton yang mereka bayarkan. Sebagai perbandingan, Pemerintah AS membayar 50 dollar AS per ton emisi karbon, bahkan di Negara Bagian New York mencapai 125 dollar AS per ton emisi karbon.

Seyogyanya kita sebagai generasi penerus bangsa, tanpa adanya program REDD+ pun harus tetap mengurangi emisi karbon agar pemanasan global tidak meningkat demi keberlangsungan hidup generasi penerus kita selanjutnya. Jika bukan kita siapa lagi?

Berdasarkan infografis dan teks berita di atas, informasi yang kurang tepat dengan isi teks di atas adalah…

• A. Pemerintah Indonesia dan Norwegia bekerjasama dalam pengurangan emisi karbon melalui program REDD+

• B. Sektor kehutanan di Indonesia merupakan potensi untuk menghentikan emisi karbon melalui skema REDD+

• C. Pemerintah Indonesia telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 67,8 juta-86,9 juta ton.

• D. Kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Norwegia melalui skema REDD+ akan terus berlanjut guna mengurangi emisi karbon dunia.

• E. Tanpa adanya program REDD+ pun sebagai penerus bangsa kita harus tetap mengurangi emisi karbon.