“Hai buaya, apa kabarmu hari ini?”
Buaya yang kala itu masih asyik menikmati cahaya matahari lantas membuka matanya dan mendapati ada Si Kancil yang tengah menyapa. “Kabar baik. Ada apa kamu kemari?”, tanya Buaya kepada Si Kancil.
“Aku kemari untuk membawakan kabar gembira untukmu dan para kawananmu”, jawab Si Kancil dengan wajah bahagia. Mendengar perkataan tersebut, tentu saja Buaya tidak sabar mendengar kabar gembira yang dimaksudkan oleh Si Kancil. “Segera ceritakan apa kabar gembira tersebut!”
Si Kancil kemudian berkata, “Aku kemari karena diperintahkan oleh Raja Hutan kita supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini, sebab Sang Raja Hutan hendak memberikan hadiah kepada kamu dan para kawananmu semua…”
Mendengar nama Raja Hutan tentu saja langsung membuat Buaya percaya dengan pembicaraan tersebut. “Baiklah, Kancil. Kamu tunggu di sini dahulu, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawananku”, kata Buaya langsung merangkak secara cepat menuju dasar sungai.
“Nah Kancil, sekarang hitung kami semua”, kata salah satu buaya yang paling besar.
Si Kancil kemudian mengambil sepotong kayu yang berada di sekitarnya lalu melompat ke atas tubuh buaya pertama di tepi sungai. Dirinya mulai menghitung dengan menyebut, “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk”, sambil mengetuk kepala buaya hingga dirinya berhasil menyeberangi sungai besar tersebut. Setelah sampai di tebing seberang sungai, si Kancil langsung melompat gembira dan berkata, “Hai para buaya, apakah kamu tahu bahwa aku sebenarnya tidak membawa berita baik dari Sang Raja Hutan? Sebenarnya aku telah menipu kalian semua supaya dapat menyeberangi sungai besar ini. Ha…ha…ha…”
Tokoh utama pada dongeng di atas adalah .....