Kerajaan Gowa Tallo

Pusat pemerintahan kerajaan Gowa Tallo berada di.....

• Makassar

• Palembang

• Yogyakarta

• Maluku Utara

1. Makassar harus mengakui monopoli VOC

2. Wilayah Makassar dipersempit hingga tinggal Gowa saja

3. Makassar harus membayar ganti rugi atas peperangan

4. Wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka

5. Makassar terbuka pada semua bangsa

6. Gowa Tallo tidak mengembalikan Bone kepada Aru Palaka

7. Aru Palaka sebagai raja Gowa Tallo

Tentukanlah yang mana isi perjanjian Bongaya...

• 2,4,6

• 1,3,5

• 1,2,4

• 3,5,7

Kehidupan sosial masyarakat kerajaaan Makassar terbagi menjadi 3 lapisan , salah satunya adalah gelar karaeng.

Yang dimaksud dengan gelar tersebut adalah gelar untuk kaum …

• Kaum nelayan

• Kaum bangsawan

• Kaum petani

• Agamawan

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Aceh berusaha menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Serangan ini dilakukan karena Portugis ….

• menutup jalur utama perdagangan Aceh

• merampas kapal-kapal dagang milik rakyat Aceh

• mempraktekkan monopoli rempah -rempah di Malaka

• menghalangi cita-cita penyatuan Aceh dan Malaka

Keberanian pasukan Sultan Hasanuddin memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku mengakibatkan Belanda semakin terdesak. Oleh karena keberanian Sultan Hasanuddin tersebut Belanda memberi julukan Ayam Jantan dari Timur (de Haan van de Oosten). Upaya dilakukan Belanda untuk mengalahkan Makassar melalui politik devide et impera (adu domba) dan akhirnya tanggal 18 November 1667 Sultan Hasanudin dari Makasar terpaksa menandatangani perjanjian Bongaya. Pengaruh dari penandatanganan perjanjian Bongaya bagi kerajaan Gowa ialah…

• Gowa terpaksa mengakui hak monopoli VOC di wilayah Gowa

• VOC mengembangkan hubungan dagang dengan kerajaan Gowa

• VOC mengakui hak monopoli kerajaan Gowa

• Gowa bekerja sama dengan VOC dalam menghadapi Portugis di Makasar.

Dalam menghadapi perlawanan rakyat, VOC sering menerapkan politik devide et impera. Begitu pula dalam menghadapi perlawanan rakyat Makassar, VOC menerapkan politik devide et impera dengan cara ….

• Mendatangkan bantuan pasukan dari Maluku

• Menjalin kerja sama dengan Aru Palaka

• Memaksa Sultan Hasanudin menyerah

• Mengajak Sultan Hasanuddin berunding

Pada 1634 VOC berusaha menyerang Kerajaan Gowa-Tallo yang dipimpin Sultan Hasanuddin. Penyerangan VOC terhadap wilayah Makassar dilatarbelakangi oleh ….

• Keberadaan pelabuhan Somba Opu sebagai bandar transito terbesar di wilayah Indonesia Timur

• Kejayaan Kerajaan Gowa Tallo pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin

• Keinginan Aru Palaka menjadi penguasa atas seluruh wilayah Bone dan Gowa-Tallo

• Keberadaan Sultan Hasanuddin yang menolak kerjasama dengan VOC

Salah satu penyebab Arung Palakka beserta pasukannya mau rela beraliansi dengan VOC dan bersama-sama menyerang Gowa-Tallo pada tahun 1667 adalah ....

• VOC memberikan uang dalam jumlah yang sangat besar kepada Arung Palakka

• Arung Palakka kalah dalam berjudi dengan pihak VOC

• Arung Palakka menginginkan tahta raja Makassar

• Rivalitas dan ketidaksenangan Arung Palakka dan masyarakat Bugis atas dominasi Gowa-Tallo terhadap kekuasaan Bone

Sebagai kerajaan besar di Sulawesi, Gowa-Tallo berperan penting dalam kegiatan ekonomi di wilayah Indonesia bagian Timur. Pelabuhan Somba Opu berkembang menjadi Bandar transito yang berperan sebagai penghubung antara Malaka-Jawa-Maluku, hal ini mendorong Kesultanan Gowa-Tallo mengembangkan budaya maritimnya. Bukti kemajuan kemaritiman Gowa-Tallo yang masih dapat kita rasakan hingga masa kini yaitu…

• Kemajuan sistem perdagangan di daerah sekitar selat Makassar

• Kemajuan teknologi pembuatan Kapal kora-kora di Maluku

• Kemajuan teknologi pembuatan Kapal Pinisi di Bulu Kumba

• Kemajuan aktivitas pelayaran di sekitar selat Makassar

kerajaan Gowa-Tallo menjunjung tinggi sikap toleransi dalam kehidupan beragama. sikap tolerasi tersebut terlihat dalam peristiwa . . .

• Pengangkatan orang Portugis sebagai pegawai kerajaan Gowa-Tallo

• pemberian izin kepada Fransisco Viera untuk membawa misi penyebaran agama Nasrani

• pemberian hukuman yang sama antara terpidana pribumi dan terpidana dari Portugis

• peresmian bahasa Portugis sebagai salah satu bahasa resmi di kerajaan Gowa-Tallo