Tata kelola Sumber Daya Manusia

Tata kelola Sumber Daya Manusia

Professional Development

5 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Game Refleksi Visi Misi Sekolah

Game Refleksi Visi Misi Sekolah

Professional Development

10 Qs

KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF

KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF

Professional Development

8 Qs

PENDAFTARAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 12

PENDAFTARAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 12

Professional Development

9 Qs

JQ - JOGATHON QUIZZZES

JQ - JOGATHON QUIZZZES

Professional Development

10 Qs

ASESMEN AWAL GURU

ASESMEN AWAL GURU

Professional Development

10 Qs

Asesmen Awal Pelatihan Pemanfaatan Platform Pendidikan

Asesmen Awal Pelatihan Pemanfaatan Platform Pendidikan

Professional Development

10 Qs

SKB PGSD PPG 01

SKB PGSD PPG 01

Professional Development

10 Qs

Perencanaan Berbasis data

Perencanaan Berbasis data

Professional Development

10 Qs

Tata kelola Sumber Daya Manusia

Tata kelola Sumber Daya Manusia

Assessment

Quiz

Other

Professional Development

Hard

Created by

EDY SUHARTA

FREE Resource

5 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

Sekolah Suka Maju di Yogyakarta menghadapi tantangan karena tidak memiliki Guru Pendidikan Khusus (GPK) yang berlatar pendidikan S1 PLB. Mengapa hal ini menjadi masalah penting dalam konteks pendidikan inklusif?

Karena guru dengan latar belakang S1 PLB lebih mahal biaya gajinya.

Karena guru tanpa latar belakang S1 PLB tidak dapat mengajar mata pelajaran umum.

Karena guru dengan latar belakang S1 PLB memiliki keahlian khusus untuk mendukung pembelajaran siswa dengan kebutuhan khusus.

Karena guru dengan latar belakang S1 PLB diwajibkan oleh peraturan sekolah.

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

Pemerintah Daerah menetapkan Sekolah "Pencerdas Bangsa" sebagai Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) tanpa memberikan bantuan anggaran atau bantuan lainnya. Bagaimana situasi ini mempengaruhi operasional sekolah dalam memberikan layanan pendidikan inklusif?

Sekolah dapat menggunakan anggaran operasionalnya untuk keperluan lain.

Sekolah akan mengalami kesulitan dalam menyediakan fasilitas dan dukungan yang memadai bagi siswa penyandang disabilitas.

Sekolah tidak perlu lagi menerima siswa penyandang disabilitas.

Sekolah dapat mengalihkan tanggung jawab pendidikan inklusif kepada sekolah lain.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

Sekolah Gama Jaya di Yogyakarta menghadapi beberapa tantangan dalam menyediakan pendidikan inklusif, termasuk tidak memiliki Guru Pendidikan Khusus (GPK) yang berlatar pendidikan S1 Pendidikan Luar Biasa (PLB). Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mendorong guru untuk mengikuti pelatihan berjenjang pendidikan inklusif. Di mana guru-guru ini dapat mengikuti pelatihan tersebut?

Melalui Platform Merdeka Mengajar pada tautan https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-mandiri/topik/115

Dengan menghadiri seminar internasional tentang pendidikan inklusif di luar negeri.

Melalui kursus online umum yang tidak spesifik tentang pendidikan inklusif.

Dengan bergabung dalam kelompok diskusi informal di media sosial.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah yang tidak memiliki GPK adalah bekerja sama dengan Sekolah Khusus (SKh) atau Sekolah Luar Biasa (SLB) terdekat. Apa saja bentuk kerja sama yang dapat dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif?

Memberikan pelatihan olahraga bagi semua siswa di sekolah.

Melakukan identifikasi dan asesmen akademik terhadap Peserta Didik yang diduga Penyandang Disabilitas.

Mengundang tokoh masyarakat untuk memberikan ceramah tentang inklusi.

Mengadakan acara sosial yang melibatkan seluruh komunitas sekolah.

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

Untuk mendapatkan pendampingan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, sekolah dapat bekerja sama dengan yayasan atau organisasi difabel serta perguruan tinggi yang memiliki program studi Pendidikan Khusus/Luar Biasa. Apa manfaat utama dari kerja sama ini?

Meningkatkan popularitas sekolah di masyarakat.

Mendapatkan pendampingan dan sumber daya dalam mengelola pendidikan inklusif.

Mengurangi beban kerja guru umum di sekolah.

Menggantikan seluruh program belajar yang ada dengan program dari yayasan atau organisasi.