Dinginnya malam menemani dua gadis kecil itu menyongsong pagi. Jangkrik tak berhenti mengerik mengisi kekosongan sunyinya malam. Sasandewini melihat pintu depan sekali lagi untuk meyakinkan apakah sudah benar-benar terkunci. Lentera kecil di ruang depan ia bawa ke belakang. Nyala lentera itu meliuk-liuk tersapu angin. Ia tekan kuat-kuat kayu penyangga pintu itu. “Aman,” gumamnya. Sasandewini membalikkan badan, menuju kamar. Ia merebahkan badannya disamping adiknya. Suntre sudah tertidur pulas. Dalam tidurnya, Suntre bermimpi.
Apa yang dilakukan Sasandewini sebelum menuju ke kamar?