Malin Deman adalah putra raja dari Bandar Muar. Suatu hari, dia bermimpi seorang
wali Allah menyuruhnya pergi ke rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu
dari kayangan sebagai istrinya. Akhirnya pergilah ia ke sana. Dengan bantuan nenek
Kebayan, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu sehingga Putri Bungsu tidak bisa
kembali ke kayangan. Nenek Kebayan pun mengawinkan mereka.Selang berapa lama, ayah
Malin Deman pun mangkat. Sejak itu, negeri diperintah1 oleh Malin Deman. Namun, ia
sangat lalai; hobinya hanya menyabung ayam saja. Dalam keadaan demikian, Putri Bungsu
pun melahirkan anak yang diberi nama Malim Dewana. Walaupun anaknya sudah besar,
Malin Deman tetap tidak
berniat melihat anaknya. Putri Bungsu sangat masygul, lalu mencari selendangnya dan
kembali ke kayangan. Setelah itu, barulah muncul penyesalan di hati Malim Deman.
Akhirnya, ia pergi ke rumah nenek Kebayan untuk dibantu2 pergi ke kayangan. Nenek
Kebayan menyanggupi; dipinjaminya3 burung borak milik raja jin.Sesampainya di kayangan,
didapatinya4 Putri Bungsu akan dikawinkan5 dengan
Mambang Molek. Dia mengajak Mambang Molek menyabung ayam. Malim Deman
mengalahkan Mambang Molek. Setelah itu, timbullah pertikaian yang menyebabkan
Mambang Molek dan keluarganya terbunuh. Sekali lagi, Malin Deman dikawinkan Putri
Bungsu. Setelah beberapa lama, Malin Deman dan keluarganya pun turun ke
bumi. Hatta, Malin Deman pun menjadi raja yang sangat bijaksana dan gagah berani.
(Diadaptasi dari Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik Hlm.37 -- 38)
Kata berimbuhan yang memiliki makna denotatif 'dikuasai dan diurus' terdapat pada