soal UP sejarah islam

Para ulama fikih memiliki berbagai pandangan terkait bunga bank. Sebagian ulama berpendapat bahwa bunga bank memiliki karakteristik yang sama dengan riba, yaitu tambahan yang dihasilkan dari transaksi pinjam-meminjam yang hukumnya haram berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis. Ulama yang berpandangan ini mendasarkan argumennya pada sifat bunga yang mengandung unsur ketidakadilan karena mengambil keuntungan tanpa risiko (gharar). Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa bunga bank dalam sistem perbankan modern tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan riba. Mereka beralasan bahwa bunga bank adalah bagian dari regulasi ekonomi yang sah dan berfungsi sebagai kompensasi bagi pemilik modal. Pandangan ini lebih sering ditemukan di kalangan ulama kontemporer yang mempertimbangkan konteks ekonomi saat ini. Di sisi lain, mayoritas ulama sepakat bahwa untuk menghindari keraguan (syubhat), bank syariah yang tidak menggunakan sistem bunga adalah alternatif yang lebih sesuai dengan prinsip syariah. Berdasarkan deskripsi di atas, manakah pernyataan yang paling tepat terkait status hukum bunga bank dalam ajaran Islam?

• Semua ulama sepakat bahwa bunga bank halal karena merupakan kompensasi yang sah bagi pemilik modal

• Mayoritas ulama sepakat bahwa bunga bank haram karena termasuk dalam kategori riba yang dilarang dalam Islam

• Bunga bank tidak termasuk riba karena tidak ada unsur ketidakadilan dalam perhitungannya

• Bunga bank diperbolehkan selama sesuai dengan regulasi perbankan modern dan tidak dianggap riba

Dalam kajian fikih, para ulama memiliki pandangan yang beragam mengenai pemberian dan penerimaan fee atau komisi. Sebagian ulama menyatakan bahwa fee diperbolehkan selama transaksi yang mendasarinya bersifat jelas, transparan, dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Fee yang diterima sebagai imbalan jasa yang sah, seperti layanan perantara yang membantu transaksi, dianggap halal. Namun, ulama lain menyatakan bahwa fee bisa menjadi haram jika ada unsur gharar (ketidakpastian), riba, atau risywah (suap). Misalnya, jika fee diberikan dengan tujuan mempengaruhi keputusan secara tidak adil atau merugikan pihak lain, hal ini dianggap sebagai bentuk suap, yang dilarang dalam Islam. Oleh karena itu, status hukum memberikan dan menerima fee dalam Islam sangat bergantung pada niat dan konteks transaksi tersebut Berdasarkan pandangan ulama fikih di atas, mana pernyataan yang paling tepat terkait hukum memberikan dan menerima fee dalam ajaran Islam?

• Fee selalu halal selama ada imbalan yang diberikan kepada pihak yang menerima fee

• Memberikan dan menerima fee diperbolehkan jika sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak

• Fee diperbolehkan dalam Islam asalkan tidak mengandung unsur suap atau ketidakadilan dalam transaksi

• Fee dianggap riba dan selalu haram karena menambah keuntungan tanpa adanya usaha

Dalam ajaran Islam, pemerintahan bertujuan untuk menegakkan keadilan dan menjaga kesejahteraan rakyat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hak warga negara dalam pemerintahan Islam meliputi hak untuk mendapatkan perlindungan, keadilan, dan keamanan. Setiap individu berhak atas pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan perumahan, serta hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan melalui musyawarah (syura). Di sisi lain, kewajiban warga negara dalam pemerintahan Islam termasuk menaati pemimpin yang adil selama kebijakan yang diterapkan tidak bertentangan dengan syariah. Warga negara juga wajib membayar zakat sebagai bentuk kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan terlibat dalam menjaga ketertiban sosial. Kewajiban ini juga mencakup amar ma'ruf nahi munkar (menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran). Berdasarkan konsep hak dan kewajiban warga negara dalam pemerintahan Islam, mana pernyataan yang paling tepat menggambarkan perbedaan antara keduanya?

• Hak warga negara adalah mendapatkan perlindungan dari pemerintah, sedangkan kewajiban warga negara hanya menaati aturan agama

• Hak warga negara mencakup kebebasan penuh tanpa batasan, sedangkan kewajiban warga negara adalah berpartisipasi dalam amar ma'ruf nahi munkar

• Hak warga negara meliputi perlindungan, keadilan, dan kesejahteraan, sedangkan kewajiban mereka adalah menaati pemimpin yang adil dan membayar zakat

• Hak dan kewajiban warga negara dalam Islam tidak berbeda, karena semuanya diserahkan kepada pemimpin yang berkuasa

Answer explanation

Setelah wafatnya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, kepemimpinan umat Islam dilanjutkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pertama. Masa pemerintahannya diwarnai dengan tantangan besar, seperti munculnya gerakan orang-orang yang murtad (keluar dari Islam) dan klaim palsu kenabian. Salah satu fokus utama Abu Bakar adalah menegakkan kembali stabilitas dan persatuan umat melalui dakwah dan pendidikan Islam. Abu Bakar memulai Perang Riddah untuk mengembalikan orang-orang yang murtad ke jalan Islam dan menjaga integritas wilayah Islam. Selain itu, ia mendorong pengajaran Al-Qur'an dan hadis kepada masyarakat untuk memastikan penyebaran ajaran Islam tetap kuat dan dipahami dengan baik. Di bawah kepemimpinannya, meskipun fokus utama adalah stabilitas politik dan militer, pendidikan agama tetap dipertahankan, terutama melalui para sahabat yang menyebarkan dakwah di berbagai wilayah jazirah Arab. Berdasarkan informasi di atas, bagaimana Abu Bakar berkontribusi dalam perkembangan dakwah dan pendidikan Islam pada masa kepemimpinannya?

• Dengan mendirikan sekolah-sekolah formal untuk pendidikan Islam di seluruh wilayah kekhalifahan

• Melalui perang untuk menyebarkan Islam secara paksa di berbagai wilayah baru

• Dengan menegakkan stabilitas politik dan militer, serta mendorong pengajaran Al-Qur'an dan hadis kepada masyarakat

• Dengan memperluas wilayah kekuasaan dan memfokuskan sumber daya pada perluasan ekonomi

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, wilayah kekhalifahan Islam berkembang pesat. Umar berhasil menaklukkan beberapa wilayah besar seperti Persia, Syam, Mesir, dan sebagian besar wilayah Bizantium. Penaklukan ini tidak hanya memperluas kekuasaan Islam, tetapi juga membuka jalan bagi penyebaran dakwah Islam di wilayah-wilayah baru. Selain penaklukan militer, Umar bin Khattab juga dikenal karena reformasi administrasi yang diterapkannya, seperti membentuk Baitul Mal (perbendaharaan negara), memperbaiki sistem peradilan, dan memperkuat struktur pemerintahan dengan menunjuk gubernur-gubernur di wilayah yang ditaklukkan. Dakwah pada masa Umar tidak hanya disebarkan melalui kekuatan militer, tetapi juga melalui kebijakan keadilan dan pelayanan sosial yang diterapkan di wilayah-wilayah yang baru ditaklukkan. Sikap adil dan kebijakan Umar menarik banyak orang non-Muslim untuk memeluk Islam. Pendekatan yang lebih lunak dalam dakwah, serta pembebasan pajak bagi kaum Muslim, juga menjadi daya tarik bagi penduduk baru di wilayah kekhalifahan. Berdasarkan informasi di atas, apa yang menjadi faktor utama keberhasilan Umar bin Khattab dalam memperluas wilayah Islam dan menyebarkan dakwah?

• Menggunakan kekuatan militer secara terus-menerus untuk menaklukkan wilayah-wilayah baru tanpa negosiasi

• Menjalankan kebijakan militer yang ketat di wilayah yang ditaklukkan tanpa memberikan ruang bagi penduduk lokal

• Mengombinasikan penaklukan militer dengan kebijakan administrasi yang adil, serta dakwah melalui keadilan dan kesejahteraan sosial

• Menggunakan pajak yang tinggi kepada non-Muslim sehingga mereka terpaksa memeluk Islam

Khalifah Usman bin Affan (644-656 M) melanjutkan perluasan wilayah Islam yang dimulai oleh para khalifah sebelumnya. Pada masa kepemimpinannya, wilayah Islam terus berkembang, meliputi sebagian besar wilayah Persia, Afrika Utara, dan wilayah Armenia. Salah satu kontribusi terbesar Usman bin Affan adalah pengkodifikasian Al-Qur'an dalam bentuk mushaf yang seragam untuk seluruh umat Islam, sehingga menghindari perbedaan bacaan di wilayah yang berbeda. Meskipun ada perluasan wilayah, pemerintahan Usman menghadapi tantangan serius, seperti munculnya ketidakpuasan di kalangan rakyat akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan administratif, terutama pengangkatan keluarga dekatnya sebagai pejabat tinggi. Hal ini menimbulkan gejolak politik yang berdampak pada stabilitas pemerintahan. Dari sisi dakwah, Islam terus menyebar ke wilayah-wilayah yang baru ditaklukkan, meskipun tantangan dalam pemerintahan membuat fokus pada perluasan wilayah lebih besar daripada peningkatan kualitas dakwah di masa tersebut. Berdasarkan informasi di atas, apa yang menjadi tantangan terbesar dalam perkembangan dakwah dan perluasan wilayah pada masa Usman bin Affan?

• Kesulitan dalam menyebarkan Al-Qur'an yang sudah terkodifikasi ke seluruh wilayah Islam

• Ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan administratif dan pengangkatan pejabat dari kalangan keluarganya

• Perang besar yang terjadi di setiap wilayah yang ditaklukkan sehingga menghambat dakwah Islam

• Kekurangan sumber daya manusia untuk memperluas wilayah Islam dan menyebarkan dakwah

Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus (661–750 M) merupakan salah satu dinasti terbesar dalam sejarah Islam. Di bawah pemerintahan Umayyah, administrasi kekhalifahan menjadi lebih terorganisir dan mirip dengan pemerintahan monarki. Khalifah Abdul Malik bin Marwan, salah satu penguasa terkenal Dinasti Umayyah, memperkenalkan reformasi pemerintahan yang signifikan, termasuk penerapan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi. Dinasti Umayyah membentuk beberapa departemen pemerintahan, seperti:

•                     Diwan al-Kharaj (departemen perpajakan) yang bertugas mengelola pajak dan pendapatan negara.

•                     Diwan al-Jund (departemen militer) yang bertanggung jawab atas angkatan bersenjata dan pertahanan kekhalifahan.

•                     Diwan al-Rasa'il (departemen korespondensi) yang mengelola komunikasi dan suratmenyurat resmi antara pusat kekhalifahan dan wilayah taklukannya.

•                     Diwan al-Barid (departemen pos) yang mengelola sistem komunikasi dan pengiriman pesan. Sistem ini membuat pemerintahan Umayyah lebih efisien dalam mengelola wilayah yang luas dan beragam, dari Afrika Utara hingga Asia Tengah.

Berdasarkan informasi di atas, manakah yang paling tepat menggambarkan peran departemen dalam sistem pemerintahan Dinasti Umayyah di Damaskus?

• Diwan al-Jund bertanggung jawab atas pendapatan negara dan perpajakan

• Diwan al-Kharaj mengelola urusan militer dan pertahanan wilayah kekhalifahan

• Diwan al-Rasa'il bertanggung jawab atas komunikasi resmi dan korespondensi antara pusat kekhalifahan dan provinsi

   

• Diwan al-Barid mengelola sistem perbankan dan keuangan negara

Dinasti Umayyah di Andalusia (756–1031 M) dikenal sebagai masa keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Eropa. Setelah pergeseran kekuasaan dari Dinasti Umayyah di Damaskus, keturunan Umayyah yang melarikan diri ke Spanyol berhasil mendirikan kekhalifahan di Córdoba, yang menjadi pusat pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Pada masa ini, universitas pertama di Eropa didirikan, dan kota Córdoba menjadi salah satu pusat intelektual yang terkemuka. Berbagai disiplin ilmu berkembang pesat, termasuk ilmu agama, kedokteran, matematika, astronomi, dan filsafat. Tokoh-tokoh terkemuka seperti Ibnu Rushd (Averroes) dalam filsafat dan Al-Zahrawi dalam kedokteran menghasilkan karya-karya yang menjadi rujukan di dunia Barat. Sistem pendidikan formal diperkenalkan dengan pendirian madrasah dan sekolah-sekolah yang mengajarkan Al-Qur'an, hadis, serta ilmu pengetahuan umum. Perpustakaan di Córdoba menjadi salah satu yang terbesar di dunia pada saat itu, menyimpan ribuan manuskrip dari berbagai bidang ilmu. Berdasarkan informasi di atas, apa yang menjadi ciri utama perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Umayyah di Andalusia?

• Fokus utama pada ilmu agama dengan mengabaikan disiplin ilmu lainnya

• Pendekatan pendidikan yang tidak terstruktur dan hanya mengandalkan pengajaran secara lisan

• Pembentukan universitas dan madrasah yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu serta mendirikan perpustakaan besar

• Penulisan karya-karya ilmiah yang terbatas hanya pada sejarah dan biografi tokoh-tokoh terkenal

Dinasti Abbasiyyah (750–1258 M) adalah salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Islam, yang dikenal karena periode keemasan dalam ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Ibu kota mereka, Baghdad, menjadi pusat intelektual dan perdagangan yang berkembang pesat. Namun, pada akhirnya, Dinasti Abbasiyyah mengalami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa penyebab kemunduran tersebut termasuk:

1.                  Birokrasi yang rumit dan korupsi: Administrasi yang semakin kompleks membuat pengelolaan pemerintahan menjadi tidak efisien.

2.                  Konflik internal dan perang saudara: Perseteruan antara berbagai faksi dan pemberontakan yang terjadi secara terus-menerus, seperti pemberontakan Al-Mu'tasim dan Al-Mu'tadid.

3.                  Penurunan ekonomi: Ketidakstabilan politik dan serangan dari luar, termasuk Mongol yang menghancurkan Baghdad pada 1258 M, mengganggu perdagangan dan pertanian.

4. Munculnya kekuatan lokal: Banyak daerah yang sebelumnya di bawah kekuasaan Abbasiyyah mulai merdeka dan memisahkan diri, seperti Dinasti Seljuk dan berbagai kerajaan kecil lainnya.

Berdasarkan  informasi        di         atas,    manakah        faktor  utama yang    paling  signifikan dalam menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyyah?

• Perkembangan ilmu pengetahuan yang mengalihkan perhatian pemerintah dari urusan politik

• Birokrasi yang rumit dan korupsi yang merusak efisiensi pemerintahan

• Penurunan minat masyarakat terhadap perdagangan dan ekonomi

• Persaingan antar dinasti yang menyebabkan perpecahan tanpa adanya pengaruh politik

Dinasti Abbasiyyah didirikan pada tahun 750 M setelah menggulingkan Dinasti Umayyah. Dinasti ini dikenal sebagai salah satu kekhalifahan terpenting dalam sejarah Islam. Ibu kota mereka, Baghdad, didirikan sebagai pusat intelektual, budaya, dan perdagangan. Pada puncak kekuasaannya, wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyyah mencakup sebagian besar wilayah yang dikenal sekarang sebagai:

1.  Irak dan sebagian besar Iran.

2.  Suriah, termasuk kota-kota penting seperti Damaskus dan Aleppo.

3.  Jordania dan Palestina.

4.  Mesir, yang menjadi pusat penting dalam kekhalifahan.

5.  Bagian dari Afrika Utara, termasuk Tunisia, Aljazair, dan Maroko.

6.  Wilayah Turki, termasuk Anatolia, setelah penaklukan oleh berbagai faksi.

Selama masa pemerintahannya, kekhalifahan ini juga menghadapi tantangan dari kekuatan-kekuatan lain seperti Dinasti Fatimiyah dan Dinasti Seljuk, yang menyebabkan wilayah kekuasaan mereka menyusut seiring waktu.

Berdasarkan  informasi        di         atas,    manakah        wilayah           yang    paling  tidak    termasuk            dalam kekuasaan Dinasti Abbasiyyah pada puncak kekuasaannya?

• Irak dan Iran

• Mesir dan Palestina

• Spanyol dan Portugal

• Suriah dan Afrika Utara