Fakta, Fiksi, Opini, & Asumsi

Semua proses memasak rendang Padang itu adalah kesabaran.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Tetapi, dari perkataannya aku menduga itulah alasan mengapa ia tidak memilih makan di restoran Padang besar yang baru dibuka, tepat di seberang jalan di depan kedai nasi kami.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Selain membuka restoran, Uda Salim juga punya lima toko kain di Pasar Baru.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Pernah ia lama tak muncul sehingga suamiku berkata, “Mungkin dia sudah dapat kiriman rendang dari ibunya di kampung, dan kiriman itu belum habis, karena itu mengapa pula dia harus makan rendang yang rasanya hanya mirip rendang buatan ibunya itu?”

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Pengetahuannya soal rendang Padang mungkin hanya sedikit di bawah pengetahuannya tentang seni kontemporer.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Ia makan begitu nikmat seolah baru pertama merasakan rendang Padang.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Kukira umurnya lebih muda barang lima atau tujuh tahun dari suamiku.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Aku merasa bukanlah golongan perempuan yang ia maksud. Aku kurang pandai memasak, bukan orang yang sabar, dan belum menjadi ibu.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Tak perlu dengan lidah, dengan matanya saja, dari warnanya, Sal sudah tahu kalau rendang itu dimasak dengan santan kelapa yang terlalu tua, adukan santan yang kurang lama, kayu manisnya kurang bagus, dagingnya bukan daging segar, atau sudah berapa kali rendang itu dihangatkan, atau api yang terlalu besar.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi

Aku, suamiku, atau Si Ujang pelayan kami pun sudah tahu, sepiring nasi putih hangat, rendang dengan sedikit dedak dan kuah minyaknya yang kekuningan, butiran kentang mungil, dan tentunya sambal hijau, lalu teh tawar hangat.

• Fakta

• Fiksi

• Opini

• Asumsi