sOAL UUD 1945

sOAL UUD 1945

Professional Development

15 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Tes TWK UUD 1945 -Joel

Tes TWK UUD 1945 -Joel

University - Professional Development

10 Qs

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Professional Development

15 Qs

Produk dan Hierarki Peraturan Perundang-Undangan

Produk dan Hierarki Peraturan Perundang-Undangan

Professional Development

10 Qs

Simulasi UDIN & UPKP

Simulasi UDIN & UPKP

Professional Development

10 Qs

Sejarah Indonesia

Sejarah Indonesia

Professional Development

20 Qs

PPKN-LEMBAGA NEGARA DAN KEWENANGANNYA

PPKN-LEMBAGA NEGARA DAN KEWENANGANNYA

12th Grade - Professional Development

15 Qs

TWK

TWK

Professional Development

10 Qs

NASIONALISME LATSAR

NASIONALISME LATSAR

7th Grade - Professional Development

20 Qs

sOAL UUD 1945

sOAL UUD 1945

Assessment

Quiz

Other

Professional Development

Medium

Created by

SALAMAH SALAMAH

Used 2+ times

FREE Resource

15 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Pada suatu waktu, pemerintah Indonesia menghadapi perdebatan serius mengenai perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945 yang dianggap sudah tidak lagi sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman. MPR berencana untuk melakukan amandemen terhadap beberapa pasal dalam UUD 1945. Namun, sebagian anggota DPR menilai bahwa perubahan tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian hukum dan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar negara. Dalam situasi ini, MK diminta untuk memberikan pendapat hukum terkait keabsahan proses amandemen tersebut, mengingat amandemen ini melibatkan perubahan yang cukup signifikan terhadap struktur pemerintahan negara. DPR yang bertugas sebagai lembaga legislatif menyampaikan pendapatnya tentang urgensi amandemen tersebut, sementara MPR berfungsi sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi. Dalam prosesnya, MK harus menjaga objektivitas dan menguji apakah amandemen yang diajukan tetap sejalan dengan prinsip negara hukum dan konstitusi yang berlaku.

Berdasarkan studi kasus tersebut, manakah pernyataan berikut yang paling tepat mengenai hubungan kerja antara MK, DPR, dan MPR dalam konteks perubahan konstitusi?

A. MPR sebagai lembaga tertinggi memiliki kewenangan penuh tanpa memerlukan pertimbangan dari MK dan DPR.

B. DPR memiliki kewenangan untuk melakukan amandemen tanpa melibatkan MK, karena DPR merupakan lembaga yang berwenang membuat undang-undang.

C. MK berfungsi sebagai lembaga pengujian konstitusionalitas yang dapat memberikan pandangan hukum dalam proses amandemen yang diusulkan oleh MPR, dengan mempertimbangkan kepentingan hukum dan keadilan.

D. MPR hanya bertugas mengubah konstitusi tanpa perlu memperhatikan pandangan dari DPR dan MK karena MPR adalah lembaga yang berwenang untuk mengubah konstitusi.

E. MK tidak memiliki peran dalam perubahan konstitusi karena hanya berfungsi untuk menguji undang-undang yang sudah disahkan oleh DPR.

a

b

c

d

e

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Pada suatu ketika, MPR melakukan perubahan terhadap beberapa pasal dalam UUD 1945 untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. DPR menilai bahwa amandemen tersebut dapat berisiko mengubah struktur pemerintahan yang sudah terbentuk. Dalam prosesnya, MK diminta untuk memberikan keputusan mengenai apakah amandemen tersebut dapat diterima atau tidak, dengan alasan bahwa perubahan tersebut berpotensi mengubah pokok-pokok pikiran dalam UUD 1945 yang harus tetap dijaga.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh MK dalam kasus ini?

A. MK harus menolak amandemen karena amandemen hanya dapat dilakukan oleh MPR tanpa intervensi dari lembaga lain.

B. MK harus menguji amandemen yang diajukan oleh MPR untuk memastikan apakah tetap sejalan dengan prinsip dasar UUD 1945 yang tidak boleh diubah.

C. MK tidak memiliki kewenangan untuk menguji amandemen dan hanya bisa menerima perubahan yang telah disahkan oleh MPR.

D. MK harus langsung menyetujui amandemen yang diajukan tanpa menguji lebih lanjut, karena DPR sudah memberikan persetujuan awal.

E. MK harus meminta persetujuan dari DPR dan MPR sebelum mengambil keputusan mengenai amandemen tersebut.

a

b

c

d

e

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Pemerintah Indonesia mengajukan usulan amandemen terhadap UUD 1945 yang mencakup penambahan kewenangan baru bagi DPR dalam mengawasi jalannya pemerintahan. MPR, sebagai lembaga yang berwenang melakukan perubahan konstitusi, melakukan pembahasan terhadap usulan tersebut. Sementara itu, DPR mengusulkan beberapa perubahan terkait dengan mekanisme pengawasan yang lebih efektif.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh MK dalam konteks ini?

A. MK tidak perlu mengintervensi proses ini karena amandemen hanya merupakan kewenangan MPR tanpa melibatkan MK.

B. MK harus memastikan bahwa perubahan yang diusulkan oleh MPR tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi dan keseimbangan kekuasaan dalam negara.

C. MK harus langsung menyetujui amandemen yang diajukan tanpa memeriksa apakah ada pelanggaran terhadap hak-hak rakyat.

D. MK hanya berfungsi untuk menguji undang-undang yang telah disahkan, bukan amandemen UUD.

E. MK harus menilai usulan amandemen dari perspektif kebijakan pemerintah, bukan hanya dari sisi hukum.

a

b

c

d

e

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

MPR berencana melakukan perubahan terhadap struktur lembaga negara dengan mengubah beberapa ketentuan dalam UUD 1945 yang mengatur tentang kedudukan dan kewenangan DPR. Namun, ada beberapa pihak yang menganggap bahwa perubahan tersebut berpotensi mengurangi peran DPR dalam sistem demokrasi di Indonesia. MK diminta untuk memberikan pendapat apakah perubahan tersebut dapat diterima atau tidak, dengan mempertimbangkan asas checks and balances.

Bagaimana peran MK dalam kasus ini?

A. MK harus membiarkan MPR membuat keputusan tanpa mempertimbangkan pendapat lain, karena MPR adalah lembaga tertinggi.

B. MK harus memberikan keputusan berdasarkan kesesuaian perubahan dengan prinsip negara hukum dan demokrasi, menjaga agar perubahan tidak merusak keseimbangan sistem ketatanegaraan.

C. MK hanya bisa memberikan pendapat hukum setelah MPR menyetujui amandemen tersebut.

D. MK tidak perlu terlibat karena perubahan tersebut adalah hak prerogatif MPR yang tidak boleh diganggu gugat oleh lembaga lain.

E. MK hanya bisa memberi masukan jika DPR meminta pendapatnya terkait amandemen tersebut.

a

b

c

d

e

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

MPR mengusulkan amandemen terhadap UUD 1945 untuk memperkenalkan lembaga baru yang dapat memantau jalannya pemerintahan. DPR sepakat dengan usulan tersebut, namun ada kekhawatiran bahwa lembaga baru yang diusulkan bisa bertentangan dengan prinsip negara hukum. MK diminta untuk memberikan penilaian terkait konstitusionalitas usulan tersebut.

Apa yang seharusnya dilakukan MK dalam situasi ini?

A. MK harus mengabaikan usulan amandemen karena hanya MPR yang berhak memutuskan perubahan terhadap konstitusi.

B. MK harus menguji apakah amandemen tersebut sesuai dengan prinsip negara hukum yang diamanatkan dalam UUD 1945 dan tidak melanggar hak-hak asasi warga negara.

C. MK hanya perlu memberikan saran jika ada anggota DPR yang tidak setuju dengan amandemen tersebut.

D. MK harus segera memutuskan apakah amandemen tersebut bisa diterima tanpa perlu mempertimbangkan kepentingan hukum negara.

E. MK hanya berfungsi untuk memutuskan jika terjadi perselisihan antara MPR dan DPR, bukan untuk menguji amandemen.

a

b

c

d

e

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

DPR mengajukan perubahan terhadap salah satu pasal dalam UUD 1945 yang berkaitan dengan pemilihan presiden, yang menurut DPR perlu disesuaikan dengan perkembangan sistem politik saat ini. MPR kemudian melakukan pembahasan dan mempertimbangkan usulan tersebut, namun ada beberapa fraksi yang menilai perubahan ini bisa berdampak negatif terhadap stabilitas politik. MK diminta untuk menguji apakah perubahan tersebut sah secara konstitusional.

Apa yang seharusnya dilakukan MK dalam hal ini?

A. MK harus memutuskan apakah perubahan tersebut sah atau tidak tanpa mempertimbangkan argumen dari DPR dan MPR.

B. MK harus menguji usulan perubahan tersebut berdasarkan pada prinsip-prinsip yang terkandung dalam UUD 1945 dan memastikan tidak ada perubahan yang merusak dasar negara.

C. MK hanya perlu memberi pendapat setelah MPR menyetujui amandemen tersebut.

D. MK tidak perlu terlibat dalam perubahan pasal yang berkaitan dengan pemilihan presiden, karena itu adalah kewenangan MPR dan DPR.

E. MK harus memutuskan amandemen tersebut tidak sah karena dapat mengganggu kestabilan politik.

a

b

c

d

e

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Pada suatu waktu, Presiden Indonesia menghadapi situasi darurat di mana terjadi bencana alam besar yang mengakibatkan kerusakan parah di beberapa daerah. Dalam menghadapi keadaan ini, Presiden memutuskan untuk memberikan pernyataan darurat dan mengeluarkan kebijakan darurat yang mencakup alokasi dana yang besar untuk rehabilitasi daerah yang terdampak. Selain itu, Presiden juga menginstruksikan Menteri Keuangan untuk menyusun anggaran tambahan guna mendukung kegiatan tersebut. Namun, sebagian kalangan berpendapat bahwa keputusan ini perlu mendapat persetujuan dari DPR karena melibatkan anggaran negara yang besar dan berdampak pada kestabilan ekonomi.

Melihat hal ini, bagaimana seharusnya Presiden bertindak dalam konteks wewenang dan tugas yang dimilikinya?

A. Presiden harus segera membentuk tim khusus tanpa melibatkan DPR untuk mengatasi bencana karena kebijakan ini merupakan hak prerogatif Presiden dalam keadaan darurat.

B. Presiden dapat mengeluarkan kebijakan darurat dan alokasi anggaran tambahan tanpa persetujuan DPR, karena dalam situasi darurat, wewenang Presiden untuk bertindak secara cepat lebih diutamakan.

C. Presiden harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR sebelum mengambil kebijakan darurat, karena kebijakan tersebut melibatkan anggaran negara yang besar.

D. Presiden hanya dapat memberikan pernyataan darurat dan harus menunggu persetujuan dari DPR untuk pengeluaran anggaran tambahan, karena pengeluaran tersebut mempengaruhi stabilitas ekonomi.

E. Presiden tidak boleh mengeluarkan kebijakan darurat dalam hal ini, karena kebijakan tersebut harus disetujui oleh MPR terlebih dahulu.

a

b

c

d

e

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?