V PMP 5.3 SKP (PMKP 2.2 SKP)

  Identifikasi pasien dengan benar bertujuan untuk memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan dan menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan pasien. Identifikasi harus dilakukan minimal menggunakan dua identitas yang ada. Di bawah ini yang tidak disarankan untuk digunakan dalam melakukan identifikasi adalah:

• Umur

• Nama

• Nomor Rekam Medik

• Nomor Induk Kependudukan (NIK)

Salah satu prinsip dasar keselamatan pasien adalah "identifikasi pasien yang benar". Tindakan mana yang paling tepat untuk memastikan identifikasi pasien yang benar?

• Memanggil nama pasien saat memberikan obat.

• Membandingkan identitas pasien dengan gelang identitas sebelum melakukan tindakan.

• Meminta pasien untuk menyebutkan namanya sendiri.

• Meminta perawat untuk memastikan identitas pasien

Bukti implementasi pelakanaan identifikasi pasien pada kondisi khusus dapat dilihat dari?

• Bukti pelaksanaan skrining pasien dengan tidak jelasan identittas sesuai kebijakan, pedoman/panduan dan prosedur

• Pelaksanaan identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus

• Pelaksanaan skrining pasien dengan kebutuhan khusus

• Dokumentasi bukti pelaksanaan identifikasi pasien dengan kondisi khusus sesuai kebijakan dan prosedur dalam rekam medis

  Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien. Puskesmas harus mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan. Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis perlu ditetapkan dan dilaksanakan. Apa fungsi penjedaan (time out) sebelum tindakan medis?

• Untuk petugas mempersiapkan tindakan medis

• Untuk memberikan informasi mengenai tindakan medis yang berisiko atau informed consent

• Untuk memastikan semua pertanyaan sudah terjawab atau meluruskan kerancuan

• Untuk petugas dapat beristrahat sebelum tindakan medis

   Saat memberikan laporan tentang hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnosis kepada dokter senior di puskesmas, perawat junior terlihat ragu-ragu dan tidak yakin dengan informasi yang disampaikan. Sebagai surveior puskesmas, bagaimana Anda akan mengevaluasi komunikasi dalam situasi ini?

• Komunikasi tidak efektif, sehingga dokter senior harus mencari informasi sendiri.

• Dokter senior seharusnya tidak terlalu memperhatikan laporan dari perawat junior.

• Pelatihan tentang teknik SBAR perlu diberikan kepada perawat junior untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya.

• Perawat junior seharusnya memberikan informasi yang lebih rinci kepada dokter senior.

   Terjadi percakapan melalui telpon antara dr Budi dan petugas pelayanan gawat darurat yang melaporkan kondisi pasien. Proses komunikasi tidak berjalan dengan baik, informasi yang disampaikan maupun yang diterima tidak lengkap, dan tidak didokumnetasikan. Pelatihan apa yang paling tepat untuk dilakukan dalam meningkatkan komunikasi efektif

• Pelatihan mendengarkan secara efektif

• Pelatihan komunikasi efektif antara PPA dengan pasien

• Pelatihan tentang teknik SBAR dan TBK dalam komunikasi efektif

• Pelatihan komunikasi melalui telpon pada perawat

  Saat pertukaran shift perawat memberikan penjelasan tentang riwayat pengobatan pasien, riwayat kesehatan, riwayat medis, dan informasi lain yang relevan kepada perawat lainnya. Disebut apakah proses tersebut dalam SBAR?

• situation

• background

• asessment

• recommendation

Pasien harus diidentifikasi dengan benar agar tidak terjadi kesalahan. Bagaimana cara identifikasi yang benar harus dilakukan atau Identifikasi pasien di Puskesmas dalam kebijakan yang disusunnya menyebutkan bahwa:

• identifikasi pasien, minimal dengan dua identitas yang relatif tidak berubah, yaitu nama lengkap, tanggal lahir, atau nomor rekam medis, boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat.

• identifikasi pasien, minimal dengan dua dari 4 identitas yang relatif tidak berubah, yaitu nama lengkap, tanggal lahir, atau nomor rekam medis, serta nomor induk kependudukan

• boleh dengan nomor antrian, nomor kamar, umur atau apa saja asal ditetapkan oleh kepala puskesmas

• Boleh menggunakan nomor antrian pasien

   Untuk membuktikan bahwa komikasi efektif yang merupakan implementasi Sasaran Keselamatan Pasien, surveior melakukan :

• Wawancara dan bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara profesional pemberi asuhan dengan pasien

• Adanya prosedur komunikasi efektif, bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara PPA, dokumentasi komunkasi efektif dalam rekam medis, dan wawancara proses pelaksanaannya

• Adanya SPO komunikasi efektif, wawancara dan bukti pelaksanaan edukasi dokter, perawat, bidan kepada pasien dilakukan dengan efektif yang didokumentasikan dalam rekam medis

• Adanya SPO komunikasi efektif antar PPA, antar PPA dan pasisen dan bukti adanya edukasi pasien oleh PPA dalam rekam medis

   Berdasarkan hasil telusur sistem yang integratif pada sebuah Puskesmas Rawat Inap saat Surveior melakukan survei diperoleh data dan fakta bahwa dari telusur 10 Rekam Medik (RM) pasien Rawat Inap, 8 RM diantaranya ada bukti tertulis dilakukan pelaporan pasien kepada dokter konsultan melalui telepon. Darl 8 pasien yang dilaporkan ada 4 RM yang diberi tanda SBAR. Dari wawancara 2 orang perawat 1 dokter terkonfirmasi bahwa kadang lupa memberikan tanda SBAR pada RM terhadap pasien yang dilaporkan melalui telepon. Apa rekomendasi yang paling tepat anda berikan kepada Puskesmas terhadap pemenuhan EP1 pada kriteria 5.3.2 tentang "Pelaksanaan Komunikasi efektif dengan teknik SBAR tersebut "?

• Laksanakan komunikasi efektif dengan teknik TBK pada saat serah terima pasien

• Terapkan TBK pada setiap kasus pasien yang dilaporkan melalui telepon

• Terapkan SBAR pada setiap kasus pasien yang dilaporkan melalui telepon

• Terapkan TBK dan SBAR pada selap kasus pasien yang dilaporkan melalui telepon