BI FORMATIF 5 SMT 2

BI FORMATIF 5 SMT 2

6th Grade

15 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Sumatif 1 Bahasa Indonesia

Sumatif 1 Bahasa Indonesia

6th Grade

16 Qs

ULANGAN TEMA 7

ULANGAN TEMA 7

6th Grade

20 Qs

6-T1-St3

6-T1-St3

6th Grade

20 Qs

Tema 1 Subtema 3 Pembelajaran 4

Tema 1 Subtema 3 Pembelajaran 4

6th Grade

10 Qs

Tokoh Inspiratif dan Usia Mereka

Tokoh Inspiratif dan Usia Mereka

6th Grade

20 Qs

Latihan Tema 1 Bahasa Indonesia Kelas 6

Latihan Tema 1 Bahasa Indonesia Kelas 6

6th Grade

20 Qs

T2 ST1 PB1

T2 ST1 PB1

6th Grade

10 Qs

Soal Bahasa Indonesia Kelas VI STS Genap

Soal Bahasa Indonesia Kelas VI STS Genap

6th Grade

20 Qs

BI FORMATIF 5 SMT 2

BI FORMATIF 5 SMT 2

Assessment

Quiz

Other

6th Grade

Medium

Created by

W. Selat

Used 2+ times

FREE Resource

15 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1-5!

Isabel dan Melati Wijsen:

Aktivis Lingkungan dan Pendiri Bye Bye Plastic Bag

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi. Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat sampah plastik bertebaran.

Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor, dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anakanak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks, dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami adalah 100 persen masa depan.”

Melati dan Isabel berasal dari ....

Bali

Malawi

Swedia

Prancis

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1-5!

Isabel dan Melati Wijsen:

Aktivis Lingkungan dan Pendiri Bye Bye Plastic Bag

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi. Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat sampah plastik bertebaran.

Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor, dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anakanak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks, dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami adalah 100 persen masa depan.”

Apa yang memotivasi Isabel dan Melati Wijsen untuk memulai gerakan Bye Bye Plastic Bag?

tantangan dari teman-teman sekolah

kepedulian terhadap sampah plastik di Bali

keinginan untuk menjadi terkenal

inspirasi dari buku yang mereka baca

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1-5!

Isabel dan Melati Wijsen:

Aktivis Lingkungan dan Pendiri Bye Bye Plastic Bag

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi. Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat sampah plastik bertebaran.

Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor, dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anakanak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks, dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami adalah 100 persen masa depan.”

Tujuan utama dari gerakan Bye Bye Plastic Bag adalah ....

menjual kantong plastik

menggalang dana untuk sekolah

mengurangi penggunaan kantong plastik

meningkatkan penggunaan plastik

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

Bacalah teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1-5!

Isabel dan Melati Wijsen:

Aktivis Lingkungan dan Pendiri Bye Bye Plastic Bag

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi. Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat sampah plastik bertebaran.

Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor, dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anakanak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks, dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami adalah 100 persen masa depan.”

Isabel dan Melati memulai gerakan mereka dengan ....

menyanyi di konser amal

menulis buku

membuat film dokumenter

menggalang petisi

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Bacalah teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 1-5!

Isabel dan Melati Wijsen:

Aktivis Lingkungan dan Pendiri Bye Bye Plastic Bag

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi. Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat sampah plastik bertebaran.

Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor, dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anakanak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks, dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami adalah 100 persen masa depan.”

Hasil dari kampanye yang dilakukan oleh Isabel dan Melati adalah ….

penurunan jumlah wisatawan di Bali

peningkatan ekspor plastik dari Bali

larangan penggunaan kantong plastik di Bali

peningkatan produksi plastik di Bali

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 1 pt

Blog adalah singkatan dari ....

Login

Web Log

Wireless Networking

Video Blog

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Penulis blog disebut ....

vlogger

editor

bloger atau narablog

konten kreator

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?