Uji Pengetahuan (Pendidikan Agama Islam)

Rina adalah seorang remaja yang aktif di media sosial. Suatu malam, ia menerima pesan pribadi dari seorang teman laki-laki yang baru dikenalnya secara daring. Teman tersebut mengajak Rina untuk bertemu berduaan di sebuah kafe pada akhir pekan. Bagaimana sebaiknya Rina merespons situasi ini berdasarkan pengetahuannya tentang cara menghindari pergaulan bebas?

• Menerima ajakan tersebut karena merasa tidak enak hati dan ingin menjaga hubungan baik.

• Menolak ajakan tersebut secara halus dengan alasan sudah memiliki janji lain.

• Menolak ajakan tersebut dengan tegas dan menjelaskan bahwa ia tidak ingin terlibat dalam pertemuan berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram di luar pengawasan.

• Menerima ajakan tersebut tetapi memberitahu orang tuanya tanpa sepengetahuan teman laki-lakinya.

• Menerima ajakan tersebut tetapi mengajak beberapa teman perempuan lainnya untuk ikut.

QS. Al-Isra ayat 32 berbunyi, "...dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk." Berdasarkan pemahaman ayat ini, perilaku manakah di bawah ini yang paling tepat mencerminkan upaya menjaga diri dari perbuatan zina dan menjauhi "jalan yang buruk"?

• Sesekali melihat foto-foto lawan jenis di media sosial untuk menambah wawasan.

• Berkirim pesan singkat dengan teman lawan jenis membahas tugas sekolah hingga larut malam.

• Menghindari berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram di tempat sepi dan tidak perlu.

• Mengikuti tren pergaulan bebas yang dianggap sebagai bagian dari perkembangan zaman.

• Menceritakan fantasi tentang lawan jenis kepada teman dekat sebagai bentuk ekspresi diri.

Budi adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang tinggal di lingkungan perkotaan. Ayahnya bekerja di luar kota dan ibunya sangat sibuk dengan urusan bisnis. Di sekolah, Budi memiliki beberapa teman yang sering bolos dan terlibat dalam perilaku merokok serta berpacaran secara bebas. Budi merasa diterima oleh kelompok teman-temannya ini meskipun ia tahu beberapa perilaku mereka tidak benar. Ia juga sering menghabiskan waktu bermain game di internet hingga larut malam dan kurang memiliki kegiatan positif di luar sekolah. Berdasarkan studi kasus di atas, faktor-faktor manakah yang paling mungkin berkontribusi terhadap potensi Budi untuk terlibat dalam pergaulan bebas?

• Kurangnya pengawasan orang tua, pengaruh teman sebaya yang negatif, dan kurangnya kegiatan positif.

• Kesibukan orang tua dan pengaruh teman sebaya yang positif.

• Lingkungan tempat tinggal yang tenang dan fasilitas internet yang memadai

• Kebebasan dalam memilih teman dan dukungan finansial dari keluarga.

• Prestasi akademik yang baik dan kedekatan dengan guru di sekolah.

Dalam QS. An-Nur ayat 2 terdapat perintah, "...dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah...". Apa implikasi utama dari perintah ini dalam konteks penegakan hukum zina?

• Hukuman bagi pelaku zina harus diringankan jika mereka menunjukkan penyesalan yang mendalam.

• Rasa iba atau kasihan tidak boleh menghalangi pelaksanaan hukum Allah yang telah ditetapkan bagi pelaku zina.

• Penegakan hukum zina harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan tanpa kekerasan fisik.

• Masyarakat diperbolehkan untuk tidak melaporkan kasus zina jika merasa kasihan terhadap pelakunya.

• Hakim memiliki wewenang untuk mengganti hukuman zina dengan hukuman yang lebih ringan berdasarkan rasa kemanusiaan.

Andi memiliki uang saku mingguan yang terbatas. Pada akhir pekan ini, ia ingin membeli beberapa barang. Berikut adalah daftar keinginan dan kebutuhannya:

2. 1. Buku pelajaran untuk tugas sekolah minggu depan.

3. 2. Tiket konser musik dari band favoritnya.

4. 3. Makanan ringan dan minuman kekinian yang sedang viral.

5. 4. Pulsa internet untuk mencari materi belajar dan berkomunikasi.

6. 5. Kaos baru keluaran merek terkenal yang sedang diskon.

Dengan uang saku yang terbatas, urutan prioritas pembelian manakah yang paling bijak untuk menghindari pengeluaran berlebihan dan tidak bermanfaat (berfoya-foya)?

• 3 - 5 - 2 - 4 - 1

• 5 - 3 - 2 - 1 - 4

• 1 - 4 - 2 - 3 - 5

• 2 - 5 - 3 - 4 – 1

• 4 - 1 - 3 - 5 – 2

Riya adalah perbuatan memperlihatkan ibadah atau amal kebaikan kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan pujian atau pengakuan. Bagaimana riya dapat berdampak negatif terhadap nilai ibadah seseorang di sisi Allah SWT dan hubungannya dengan sesama?

• Ibadah yang dilakukan dengan riya akan dilipatgandakan pahalanya karena dilihat oleh banyak orang.

• Orang yang riya akan semakin dihormati dan disegani oleh masyarakat karena dianggap saleh.

• Orang yang riya akan lebih termotivasi untuk beribadah lebih banyak lagi karena adanya pujian dari orang lain.

• Riya tidak memiliki dampak signifikan terhadap nilai ibadah di sisi Allah SWT asalkan perbuatan baiknya tetap dilakukan.

• Riya dapat menghapus pahala ibadah di sisi Allah SWT dan menimbulkan ketidakpercayaan serta kekecewaan dari sesama.

Fahri adalah seorang siswa yang sangat cerdas dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai mata pelajaran. Ketika berdiskusi dengan teman-temannya yang kesulitan memahami materi, bagaimana cara Fahri menerapkan sikap tawadhu' agar tidak terjerumus dalam takabbur?

• Menyampaikan penjelasannya dengan nada menggurui dan meremehkan pertanyaan teman-temannya.

• Menjelaskan dengan sabar dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta menghargai pertanyaan teman-temannya.

• Lebih banyak diam dan membiarkan teman-temannya berusaha sendiri agar mereka lebih mandiri.

• Sesekali menyombongkan pengetahuannya agar teman-temannya termotivasi untuk belajar lebih giat.

• Hanya mau menjelaskan jika diminta secara langsung dan tidak menawarkan bantuan meskipun melihat teman kesulitan.

Ahmad melihat temannya, Salman, berhasil meraih juara dalam lomba pidato tingkat kabupaten. Ahmad merasa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi agar di kesempatan berikutnya ia juga bisa meraih prestasi serupa. Sementara itu, Roni melihat keberhasilan Salman dan merasa tidak senang, bahkan berharap Salman gagal di kesempatan lain. Berdasarkan ilustrasi tersebut, analisis perbedaan antara sikap Ahmad dan Roni terhadap keberhasilan Salman adalah...

• Ahmad menunjukkan sikap ghibtoh karena termotivasi untuk meraih prestasi serupa, sedangkan Roni menunjukkan hasad karena tidak menyukai keberhasilan Salman dan berharap ia gagal.

• Ahmad menunjukkan sikap hasad karena ingin mengalahkan Salman, sedangkan Roni menunjukkan ghibtoh karena merasa termotivasi.

• Keduanya menunjukkan sikap hasad karena sama-sama merasa iri terhadap keberhasilan Salman.

• Keduanya menunjukkan sikap ghibtoh karena sama-sama memperhatikan prestasi Salman.

• Ahmad menunjukkan sikap biasa saja, sedangkan Roni menunjukkan kekaguman yang berlebihan terhadap Salman

Rudi adalah seorang pedagang pakaian yang cukup sukses. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, ia mendapatkan tawaran dari seorang pemasok untuk menjual pakaian dengan harga yang sangat murah. Namun, Rudi mengetahui bahwa pemasok tersebut menggunakan bahan yang tidak layak dan proses produksi yang tidak etis, melanggar prinsip-prinsip kejujuran dalam berdagang yang diajarkan dalam agama. Jika Rudi benar-benar mencintai Allah, keputusan manakah yang paling mungkin ia ambil?

• Menerima tawaran tersebut karena kesempatan mendapatkan keuntungan besar hanya datang sekali.

• Menerima tawaran tersebut tetapi berjanji dalam hati akan berbuat baik lebih banyak untuk menebusnya.

• Menerima tawaran tersebut dan menyumbangkan sebagian keuntungannya untuk kegiatan amal.

• Menolak tawaran tersebut meskipun keuntungannya besar karena bertentangan dengan perintah agama tentang kejujuran.

• Ragu-ragu dan meminta pendapat teman-temannya sesama pedagang sebelum memutuskan.

Dalam Islam, rasa takut kepada Allah (khauf) memiliki berbagai tingkatan. Bagaimana perbedaan tingkatan rasa takut ini dapat mempengaruhi ketaatan dan kehati-hatian seorang hamba dalam menjalani kehidupannya?

• Semakin tinggi rasa takut seseorang kepada Allah, semakin besar pula kemungkinan ia berbuat dosa karena merasa tidak layak diampuni.

• Rasa takut kepada Allah yang rendah akan mendorong seseorang untuk lebih berani dalam melakukan tindakan tanpa perlu khawatir akan konsekuensinya di akhirat.

• Rasa takut kepada Allah yang seimbang, disertai dengan harapan akan rahmat-Nya, akan mendorong seseorang untuk taat dalam beribadah dan berhati-hati dalam setiap tindakan agar tidak melanggar batasan-batasan agama.

• Meningkatkan rasa takut kepada Allah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketaatan dan kehati-hatian seseorang, karena yang terpenting adalah niat dalam beribadah.

• Rasa takut kepada Allah hanya relevan dalam konteks ibadah ritual, dan tidak terlalu berpengaruh dalam interaksi sosial sehari-hari.