Pada tahun 2005, PT Arun NGL di Lhokseumawe menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat pasca berakhirnya konflik sosial dan turunnya produksi gas. Pada awalnya, pendekatan hubungan masyarakat (humas) yang digunakan perusahaan bersifat tradisional, seperti menyebarkan siaran pers dan menggunakan media lokal untuk menyampaikan informasi perusahaan. Namun, sejak 2010, perusahaan mulai menerapkan strategi humas yang lebih modern: mereka membentuk tim komunikasi publik, melibatkan tokoh masyarakat dalam dialog terbuka, serta mengadakan program CSR seperti beasiswa pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk masyarakat sekitar, termasuk warga Pusong dan Blang Lancang.
Analisislah perbedaan utama antara pendekatan humas tradisional dan modern yang dilakukan PT Arun NGL. Jelaskan bagaimana perkembangan pendekatan humas tersebut mencerminkan perubahan hubungan perusahaan dengan masyarakat Lhokseumawe. Selain itu, identifikasi dan jelaskan dua karakteristik humas modern yang tampak dalam pelaksanaan program CSR dan dialog publik perusahaan, serta berikan alasan mengapa karakteristik tersebut penting dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang berkelanjutan.