kkkk

Prinsip utama dalam menentukan tujuan asesmen psikologi adalah bahwa tujuan harus...

• Spesifik, terukur, dan relevan untuk memandu seluruh proses asesmen.
• Selalu berorientasi pada penegakan diagnosis formal sesuai PPDGJ/DSM.
• Ditentukan sepenuhnya oleh permintaan pihak perujuk (misal: sekolah, perusahaan).
• Fleksibel dan dapat berubah setiap sesi untuk mengikuti alur cerita klien.

Seorang klien datang dengan keluhan, 'Saya sering merasa cemas tanpa sebab yang jelas.' Formulasi tujuan asesmen yang paling tepat berdasarkan keluhan ini adalah...

• Mengidentifikasi pemicu (antecedent), manifestasi (gejala fisik/kognitif), dan konsekuensi dari pengalaman cemas klien.
• Menentukan apakah klien memenuhi kriteria untuk Gangguan Panik atau Gangguan Kecemasan Umum.
• Mengukur tingkat kecemasan klien menggunakan skala psikologis yang terstandar untuk mendapatkan data kuantitatif.
• Mengeksplorasi pengalaman traumatik di masa lalu klien yang mungkin menjadi akar dari kecemasannya saat ini.

Psikolog menduga seorang anak mengalami kesulitan belajar spesifik (disleksia). Tujuan asesmen yang paling sesuai dengan dugaan ini adalah...

• Membandingkan skor inteligensi umum anak dengan skor kemampuan membaca spesifiknya untuk melihat adanya diskrepansi signifikan.
• Melakukan observasi kelas untuk melihat bagaimana perilaku anak saat proses belajar-mengajar berlangsung.
• Mewawancarai orang tua dan guru untuk mengumpulkan informasi mengenai riwayat perkembangan dan belajar anak.
• Mengidentifikasi kekuatan dan minat anak sebagai dasar untuk memberikan rekomendasi gaya belajar yang sesuai.

Klien dirujuk pengadilan untuk evaluasi psikologis terkait hak asuh anak. Kebutuhan pengadilan adalah rekomendasi pengasuhan terbaik. Dugaan Anda, ada konflik loyalitas pada anak. Tujuan asesmen yang paling komprehensif adalah...

• Mengevaluasi kapasitas pengasuhan masing-masing orang tua dan kondisi psikologis anak, termasuk adanya konflik loyalitas, untuk memberikan rekomendasi bagi pengadilan.
• Menentukan siapa di antara kedua orang tua yang lebih 'sehat' secara psikologis untuk menjadi pemegang hak asuh utama.
• Membantu anak menyuarakan keinginannya mengenai dengan siapa ia ingin tinggal setelah perceraian orang tuanya.
• Mengidentifikasi pola komunikasi disfungsional antara kedua orang tua sebagai dasar untuk mediasi atau konseling bersama.

Seorang mahasiswa mengeluh sulit berkonsentrasi saat belajar. Tujuan asesmen yang paling mendasar adalah...

• Mengeksplorasi faktor internal (misal: motivasi, kecemasan) dan eksternal (misal: lingkungan belajar) yang memengaruhi konsentrasinya.
• Memberikan tes atensi dan fungsi eksekutif untuk mendeteksi adanya defisit neurokognitif.
• Membandingkan Indeks Prestasi (IP) mahasiswa tersebut dari semester ke semester untuk melihat pola penurunannya.
• Menganalisis gaya belajar mahasiswa tersebut untuk melihat apakah sudah sesuai dengan tuntutan mata kuliahnya.

Psikolog menduga klien mengalami Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD). Tujuan asesmen yang paling fokus untuk menguji hipotesis ini adalah...

• Mengidentifikasi ada atau tidaknya obsesi (pikiran berulang & intrusif) dan kompulsi (perilaku repetitif untuk meredakan cemas).
• Meminta klien mengisi kuesioner kepribadian untuk melihat apakah ada kecenderungan neurotisisme yang tinggi.
• Mengevaluasi seberapa besar penderitaan (distress) dan gangguan fungsional yang dialami klien dalam kehidupan sehari-hari.
• Menelusuri riwayat keluarga untuk melihat apakah ada anggota keluarga lain yang memiliki riwayat gangguan cemas.

Seorang klien datang atas permintaan pasangannya dengan keluhan 'emosi tidak stabil'. Tujuan asesmen dari perspektif klien mungkin berbeda dengan tujuan dari perspektif pasangannya. Langkah awal terbaik adalah...

• Mengklarifikasi dan menyepakati satu tujuan asesmen bersama yang mengakomodasi perspektif klien dan kebutuhan rujukan dari pasangannya.
• Memprioritaskan tujuan asesmen berdasarkan keluhan klien sendiri karena ia adalah individu yang menjalani proses asesmen.
• Memprioritaskan tujuan asesmen berdasarkan permintaan pasangan karena ia yang menjadi pendorong klien datang.
• Melakukan asesmen terpisah untuk klien dan pasangannya untuk memahami masalah dari dua sudut pandang.

Tujuan asesmen untuk evaluasi program (misalnya, efektivitas pelatihan manajemen stres) paling baik dirumuskan sebagai...

• Mengukur perubahan pada variabel spesifik (misal: skor stres, penggunaan teknik koping) sebelum dan sesudah intervensi.
• Mengumpulkan testimoni dan tingkat kepuasan dari para peserta setelah program pelatihan selesai.
• Membandingkan hasil program ini dengan program-program serupa yang diadakan oleh lembaga lain.
• Menganalisis apakah materi yang disampaikan dalam pelatihan sudah sesuai dengan teori manajemen stres terkini.

Klien remaja dirujuk guru BP karena perilakunya menantang di kelas. Dugaan Anda, ini adalah cara remaja mencari perhatian. Tujuan asesmen yang baik harus...

• Menganalisis fungsi dari perilaku menantang tersebut: apa pemicunya dan apa konsekuensi yang ia dapatkan (misal: perhatian).
• Menegakkan diagnosis apakah perilaku tersebut merupakan gejala dari Oppositional Defiant Disorder (ODD).
• Mengidentifikasi sumber frustrasi remaja tersebut di lingkungan sekolah yang membuatnya bertindak menantang.
• Membangun hubungan baik (rapport) dengan remaja agar ia mau menceritakan alasan di balik perilakunya.

Tujuan asesmen dalam konseling karir untuk siswa SMA adalah...

• Mengidentifikasi minat, bakat, dan nilai-nilai kerja siswa sebagai dasar eksplorasi pilihan jurusan dan karir.
• Menentukan satu jurusan kuliah dan profesi yang paling cocok untuk siswa tersebut di masa depan.
• Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya merencanakan masa depan dan memiliki tujuan hidup.
• Memberikan informasi seluas-luasnya mengenai berbagai macam profesi yang ada saat ini.