Soal Meneladani Kehidupan dari Teks Cerpen

Soal Meneladani Kehidupan dari Teks Cerpen

11th Grade

63 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

ayat aktif ayat pasif

ayat aktif ayat pasif

10th - 12th Grade

60 Qs

Teks Cerita Pendek

Teks Cerita Pendek

11th Grade

60 Qs

Teks Negosiasi

Teks Negosiasi

10th Grade - University

60 Qs

Soal Bermaian Drama (Peran)

Soal Bermaian Drama (Peran)

11th Grade

60 Qs

DRAMA

DRAMA

11th Grade

60 Qs

Bahasa Indonesia Kelas 4

Bahasa Indonesia Kelas 4

4th Grade - University

61 Qs

Soal Menilai Karya Melalui Teks Resensi

Soal Menilai Karya Melalui Teks Resensi

11th Grade

64 Qs

Teks Ceramah

Teks Ceramah

11th Grade

60 Qs

Soal Meneladani Kehidupan dari Teks Cerpen

Soal Meneladani Kehidupan dari Teks Cerpen

Assessment

Quiz

World Languages

11th Grade

Hard

Created by

Suryadi giyana

Used 13+ times

FREE Resource

63 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati teks berikut!

Teks 1

Suara-suara bising beragam bahasa dunia yang menyelinap dari balik jendela terbuka mulai perlahan menyenyap. Malam makin sepuh. Kubayangkan, para turis yang mulai letih telah memenjarakan dirinya di kamar-kamar hotel untuk menukarkan penat.

Suaramu masih benderang, ceritamu seolah tak berujung, sementara ujung malam beringsut mendekat.

("Gerimis Senja di Praha", Eep Saefulloh Fatah)


Teks 2

Ia menatap sembari mengangguk-angguk. dengan sedikit terkekeh ia balik badan, pergi begitu saja. Saya lepas ia dengan tatapan yang menyimpan rasa cemas. Tampaknya, ia orang paling ditakuti di daerah kami ini.

Kemudian, di dalam saya mendapatkan istri sedang ketakutan di sudut kamar. Pucat membias di wajahnya. Pasti tadi ia mengintip atau nguping dari dalam.

"Kita pindah saja. Salah-salah, orang itu bisa ancam kita! Aku takut! Orang seperti dia itu tidak takut polisi, tidak takut mati. Nekat!" Memelas suara istri saya. Saya mencoba menenangkannya.

("Pisau", Yusrizal KW)

Persamaan kedua teks tersebut adalah ...

menggunakan sudut pandang akuan

menggunakan konjungsi pertentangan

berupa kalimat-kalimat tunggal

bertema tentang pariwisata

latar tempat di rumah tokoh utama

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati teks berikut!

Teks 1

Suara-suara bising beragam bahasa dunia yang menyelinap dari balik jendela terbuka mulai perlahan menyenyap. Malam makin sepuh. Kubayangkan, para turis yang mulai letih telah memenjarakan dirinya di kamar-kamar hotel untuk menukarkan penat.

Suaramu masih benderang, ceritamu seolah tak berujung, sementara ujung malam beringsut mendekat.

("Gerimis Senja di Praha", Eep Saefulloh Fatah)


Teks 2

Ia menatap sembari mengangguk-angguk. dengan sedikit terkekeh ia balik badan, pergi begitu saja. Saya lepas ia dengan tatapan yang menyimpan rasa cemas. Tampaknya, ia orang paling ditakuti di daerah kami ini.

Kemudian, di dalam saya mendapatkan istri sedang ketakutan di sudut kamar. Pucat membias di wajahnya. Pasti tadi ia mengintip atau nguping dari dalam.

"Kita pindah saja. Salah-salah, orang itu bisa ancam kita! Aku takut! Orang seperti dia itu tidak takut polisi, tidak takut mati. Nekat!" Memelas suara istri saya. Saya mencoba menenangkannya.

("Pisau", Yusrizal KW)

Ringkasan isi cerita pada teks 2 adalah ...

Suami yang datang terlambat menyelamatkan istri.

Preman yang menggedor-gedor pintu rumah.

Istri yang ketakutan karena perilaku kasar seseorang.

Suatu wilayah yang penduduknya merasa tidak aman.

Kurangnya perlindungan aparat kepada warga.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut!

Hingga tiga bulan lalu, suami Melani masih bisa menggarap lahan Pak Minto. Lahan itu sebelumnya hanya lahan mati dengan rumput ilalang setinggi orang dewasa. Setelah Melani dan suaminya datang sebagai keluarga jauh yang merantau, Pak Minto mengizinkan keduanya memanfaatkan lahan itu untuk cocok tanam. Daripada jadi lahan tak terurus, begitu kata Pak Minto.

Nilai sosial yang terdapat pada kutipan tersebut adalah ...

seorang suami yang masih bisa menggarap lahan

seseorang yang bisa memanfaatkan lahan mati

suami istri yang datang sebagai keluarga perantau

menolong orang yang memerlukan pekerjaan

suami yang bekerja keras menghidupi keluarganya

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal!

Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. Menekur diam. Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.

Menatap gentong tua itu tiba-tiba aku seperti melihat bayangan ibumu. Melihat kedua tangannya yang berwarna kerak nasi dan telah menghasilkan lembar-lembar batik gentongan, yang sebagian dijual dan sebagian lagi sudah dipersiapkan untuk pernikahanmu, sebagaimana kewajiban seorang ibu memersembahkan hadiah itu, meskipun sudah pernah kautegaskan bahwa itu tidak perlu!

Dialah perempuan Tanjungbumi yang tak lelah menyunggi tradisi meskipun berkelindan dengan sepi.

...

Hanya pada dua gentong tua itu akan kautemukan bayangan ibumu. Bersama benda peninggalan leluhur itulah ibumu berkarib memilin sepi. Menunggumu pulang dengan kerinduan berkelindan. Dan kini, benda tua itu tampak muram ditinggal pemiliknya. Gelap yang tersisa saat kulongokkan kepala, mengintip ke dalam. Mirip bilik hati ibumu; tak tertebak bagai lorong rahasia yang panjang.

("Gentong Tua", Muna Mayasari)

Makna gentong pada kutipan tersebut melambangkan ...

kembali

ibu tokoh

rumah di masa lalu

kerinduan

penderitaan

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal!

Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. Menekur diam. Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.

Menatap gentong tua itu tiba-tiba aku seperti melihat bayangan ibumu. Melihat kedua tangannya yang berwarna kerak nasi dan telah menghasilkan lembar-lembar batik gentongan, yang sebagian dijual dan sebagian lagi sudah dipersiapkan untuk pernikahanmu, sebagaimana kewajiban seorang ibu memersembahkan hadiah itu, meskipun sudah pernah kautegaskan bahwa itu tidak perlu!

Dialah perempuan Tanjungbumi yang tak lelah menyunggi tradisi meskipun berkelindan dengan sepi.

...

Hanya pada dua gentong tua itu akan kautemukan bayangan ibumu. Bersama benda peninggalan leluhur itulah ibumu berkarib memilin sepi. Menunggumu pulang dengan kerinduan berkelindan. Dan kini, benda tua itu tampak muram ditinggal pemiliknya. Gelap yang tersisa saat kulongokkan kepala, mengintip ke dalam. Mirip bilik hati ibumu; tak tertebak bagai lorong rahasia yang panjang.

("Gentong Tua", Muna Mayasari)

Maksud dari bilik hati dalam kutipan tersebut adalah ...

rahasia

kehidupan

perasaan

kepahitan

keheningan

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal!

(1) Dua gentong berusia ratusan tahun itu bagai sepasang manusia renta yang tercampakkan. (2) Keduanya duduk muram di sudut kamar paling belakang. (3) Menekur diam. (4) Bibirnya berlumur lelehan pewarna yang pekat dan sudah mengering.

(5) Menatap gentong tua itu tiba-tiba aku seperti melihat bayangan ibumu. (6) Melihat kedua tangannya yang berwarna kerak nasi dan telah menghasilkan lembar-lembar batik gentongan, yang sebagian dijual dan sebagian lagi sudah dipersiapkan untuk pernikahanmu, sebagaimana kewajiban seorang ibu memersembahkan hadiah itu, meskipun sudah pernah kautegaskan bahwa itu tidak perlu!

(7) Dialah perempuan Tanjungbumi yang tak lelah menyunggi tradisi meskipun berkelindan dengan sepi.

...

(8) Hanya pada dua gentong tua itu akan kautemukan bayangan ibumu. (9) Bersama benda peninggalan leluhur itulah ibumu berkarib memilin sepi. (10) Menunggumu pulang dengan kerinduan berkelindan. (11) Dan kini, benda tua itu tampak muram ditinggal pemiliknya. (12) Gelap yang tersisa saat kulongokkan kepala, mengintip ke dalam. (13) Mirip bilik hati ibumu; tak tertebak bagai lorong rahasia yang panjang.

("Gentong Tua", Muna Mayasari)

Kalimat bermajas personifikasi dalam kutipan tersebut terdapat pada kalimat nomor

(2)

(5)

(8)

(12)

(13)

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Cermati kutipan berikut untuk menjawab soal!

Betul. Semasa kecil, saya sering didongengi ibu. Katanya hidup di surga itu nyaman sekali, tinggal tunjuk langsung jadi. Mau anggur akan diantar ke hadapan. Mau minum dan makan juga demikian. Bukankah sekarang zaman juga sudah begini? Haus dan lapar tinggal buka ponsel. Hanya perlu satu jari untuk membuatnya ada di depan mata. Lalu, mengapa harus susah payah memasak segala?

... Memasak yang dimaksud ibu saya bukan sekadar bisa, melainkan memang lihai sebab akan memengaruhi rasa.

Sekali lidah harus langsung enak terasa sehingga sampai sajian tandas di piring kenangan baiklah yang terbawa. Maka, demi memenuhi angan-angan punya anak perempuan yang bisa menyajikan penganan enak itu, ibu kemudian mendesak saya datang ke rumahnya.

"Ambil libur dua hari apa tidak bisa sama sekali?" desaknya di ujung telepon.

Saya menjepit ponsel di antara kepala dan bahu sementara sepasang tangan masih berusaha melepaskan sarung karet berwarna pucat. Saya memang baru keluar dari ruang operasi ketika ibu menelepon lagi untuk kesekian kali.

(Semangkuk Perpisahan di Meja Makan", Miranda Seftiana)

Konflik pada kutipan cerpen tersebut adalah ...

Tidak perlu bisa memasak untuk menjadi anak perempuan yang baik.

Seorang anak yang tidak menyempatkan waktu untuk bertemu ibunya.

Seorang anak yang sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa untuk belajar memasak.

Kemudahan mencari makanan dan minuman membuat seorang anak berselisih dengan ibunya.

Seorang ibu yang meminta anaknya untuk libur agar bisa belajar memasak dengannya.

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?