Perhatikan artikel berikut ini!
Ekosistem perairan mengalami kerusakan yang cukup besar karena masuknya pestisida ke dalam danau, kolam dan sungai. Atrazine beracun bagi beberapa spesies ikan dan itu juga secara tidak langsung mempengaruhi sistem kekebalan beberapa amfibi (Forson and Storfer 2006; Rohr dkk. 2008). Amfibi sangat dipengaruhi oleh pestisida yang mencemari permukaan air, selain eksploitasi berlebihan dan hilangnya habitat (The Asian Amphibian Crisis, 2009). Carbaryl telah ditemukan beracun untuk beberapa spesies amfibi, sedangkan, herbisida glifosat diketahui menyebabkan kematian berudu dan katak remaja yang tinggi (Relyea 2005). Konsentrasi kecil malathion telah terbukti mengubah kelimpahan dan komposisi populasi plankton dan perifiton yang akibatnya mempengaruhi pertumbuhan kecebong katak (Relyea and Hoverman 2008). Selain itu, klorpirifos dan endosulfan juga menyebabkan kerusakan serius pada amfibi (Sparling and Feller 2009). Dr. Hayes menemukan bahwa 10% katak jantan yang hidup pada air yang terkontaminasi atrazin berkembang menjadi betina. Katak jantan yang secara genetik laki-laki secara fenotip mengembangkan ovarium di dalam testis mereka. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk kawin dengan jantan lain dan bertelur. Potensi reproduksi kehidupan akuatik juga berkurang karena penyemprotan herbisida di dekat habitat ikan liar yang pada akhirnya mengurangi jumlah populasi ikan dewasa yang berdampak pada penurunan perlindungan yang dibutuhkan oleh ikan muda untuk bersembunyi dari predator (Helfrich et al. 2009).
(sumber: https://ditjenbun.pertanian.go.id/dampak-pestisida-pada-lingkungan-akuatik/)
Penggunaan pestisida berlebihan dapat memiliki dampak negatif terhadap pencemaran air dan tanah. Hal ini berpengaruh terhadap organisme, yaitu ....