SAS semester genap BHS INDONESIA 2023/2024

SAS semester genap BHS INDONESIA 2023/2024

6th Grade

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Review PKn pra PTS

Review PKn pra PTS

6th Grade

15 Qs

Soal PKN kelas 6 SD

Soal PKN kelas 6 SD

6th Grade

20 Qs

Materi Skala Prioritas dan Alat pembayaran Bahasa Indonesia

Materi Skala Prioritas dan Alat pembayaran Bahasa Indonesia

6th Grade

25 Qs

B. Indonesia BAB 6 Liburan Perpisahan Kelas

B. Indonesia BAB 6 Liburan Perpisahan Kelas

6th Grade

15 Qs

UH Bahasa Indonesi bab 6

UH Bahasa Indonesi bab 6

6th Grade

20 Qs

TO BAHASA INDONESIA PAKET 1 #1

TO BAHASA INDONESIA PAKET 1 #1

6th Grade

15 Qs

PPKN - Kelas 6 SD - Tema 9 Bupena 6D

PPKN - Kelas 6 SD - Tema 9 Bupena 6D

6th Grade

19 Qs

ASESMEN BAHASA INDONESIA KELAS 6 "LIBURAN PERPISAHAN KELAS"

ASESMEN BAHASA INDONESIA KELAS 6 "LIBURAN PERPISAHAN KELAS"

6th Grade

25 Qs

SAS semester genap BHS INDONESIA 2023/2024

SAS semester genap BHS INDONESIA 2023/2024

Assessment

Quiz

Other

6th Grade

Medium

Created by

Muhammad Risal

Used 4+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 3 pts

SOAL NO. 1-3

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau

Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah

pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah

dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi.

Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan

apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering

melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat

sampah plastik bertebaran. Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor,

dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka

harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan

ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain

petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan

yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anak-

anak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang

melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti

kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau

bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia

menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye

Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak

orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap

plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks,

dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling

berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin

lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh

dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami

adalah 100 persen masa depan.”

  1. 1. Dari manakah asal Melati dan Isabel ?

Pulau Jawa

Pulau Sulawesi

Pulau Bali

Pulau Kalimantan

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 3 pts

SOAL NO. 1-3

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau

Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah

pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah

dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi.

Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan

apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering

melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat

sampah plastik bertebaran. Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor,

dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka

harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan

ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain

petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan

yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anak-

anak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang

melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti

kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau

bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia

menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye

Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak

orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap

plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks,

dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling

berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin

lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh

dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami

adalah 100 persen masa depan.”

  1. 2. Apa yang dilakukan Mahatma Ghandi agar perubahan yang diinginkan dapat terwujud ?

Melakukan Demo

Mogok makan

Mengurangi Sampah Plastik

Membuat Petisi

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 3 pts

SOAL NO. 1-3

Melati dan Isabel, yang berumur 12 dan 10 tahun, adalah kakak adik dari Pulau

Bali. Sejak kecil, mereka suka bertualang, seperti bersepeda ke daerah-daerah

pedesaan. Alam Bali adalah tempat bermain mereka.

Di sekolah, Melati dan Isabel belajar tentang orang-orang yang mengubah

dunia, seperti Nelson Mandela, Martin Luther King, dan Mahatma Gandhi.

Terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut, Melati dan Isabel berpikir, “Perubahan

apa, ya, yang bisa kita buat sekarang sebagai anak-anak Pulau Bali?”

Ternyata jawabannya ada di depan mata mereka. Di pantai, Melati sering

melihat tumpukan sampah plastik. Ketika bersepeda, Isabel selalu melihat

sampah plastik bertebaran. Mereka sadar bahwa tempat bermain mereka yang indah semakin kotor,

dan waktunya untuk mereka berkata, “Cukup!” Melati dan Isabel tahu mereka

harus berjuang untuk membuat Pulau Bali bebas dari sampah plastik. Gerakan

ini mereka namakan Bye Bye Plastic Bag.

Mereka pun membuat petisi untuk mengurangi sampah plastik. Selain

petisi, mereka juga ingin mendorong Gubernur Bali untuk membuat peraturan

yang melarang kantong plastik.

Banyak orang meremehkan Melati dan Isabel karena mereka masih anak-

anak. Melati dan Isabel kembali ingat pelajaran mengenai Mahatma Gandhi yang

melakukan mogok makan, atau puasa, untuk mendorong perubahan. Mengikuti

kegigihan Gandhi, Melati dan Isabel berjuang keras agar Gubernur Bali mau

bertemu dengan mereka.

Setelah mogok makan selama 24 jam, Gubernur Bali akhirnya bersedia

menemui Melati dan Isabel. Pertemuan ini membuka banyak pintu agar Bye Bye

Plastic Bag dapat bekerja sama dengan berbagai cabang pemerintahan.

Selama 6 tahun, Melati dan Isabel juga berjuang bersama-sama banyak

orang dan media. Akhirnya pada 2019, Bali menyatakan larangannya terhadap

plastik sekali pakai! Melati dan Isabel pun diundang ke United Nation, TED Talks,

dan mendapatkan berbagai penghargaan termasuk gelar “Anak remaja paling

berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

Melati dan Isabel menunjukkan bahwa usia bukanlah masalah. Semakin

lama, gerakan Bye Bye Plastic Bag menjadi semakin besar dan tersebar ke seluruh

dunia.

“Kami, anak-anak, mungkin hanya 25 persen populasi dunia, tetapi kami

adalah 100 persen masa depan.”

  1. 3. Apa tujuan dari sebuah petisi ?

Mengumpulkan dana untuk amal

Mengorganisir acara komunitas.

Mengajukan permohonan atau tuntutan kepada pemerintah atau pihak berwenang

Mempromosikan produk atau layanan

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

  1. "Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan. setiap orang sebagai guru."

  1. 4. siapakah kutipan diatas ini?

R.A Kartini

Dwi Sartika

Ki Hajar Dewantara

jokowi

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

SOAL UNTUK NOMOR 5-8

Cerita Singkat: Liburan di Pantai

Hari Minggu yang cerah, Lisa dan keluarganya memutuskan untuk pergi berlibur ke pantai. Mereka

membawa payung, keranjang piknik, dan banyak makanan lezat. Begitu tiba di pantai, Lisa segera

menuju air, sementara ayahnya menyiapkan area piknik. Lisa berenang dan bermain pasir dengan

adiknya. Waktu berlalu begitu cepat, dan sebelum mereka menyadarinya, matahari mulai terbenam.

Mereka menyantap makan malam piknik di tepi pantai sambil menikmati suara ombak yang tenang.

Lisa mengambil beberapa cangkang sebagai kenang-kenangan sebelum mereka pulang ke rumah.

  1. 5. Apa yang dibawa oleh keluarga Lisa saat berlibur ke pantai?

Bola sepak.

Alat pemancing.

Payung, keranjang piknik, dan makanan.

Tas ransel dan kamera.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

SOAL UNTUK NOMOR 5-8

Cerita Singkat: Liburan di Pantai

Hari Minggu yang cerah, Lisa dan keluarganya memutuskan untuk pergi berlibur ke pantai. Mereka

membawa payung, keranjang piknik, dan banyak makanan lezat. Begitu tiba di pantai, Lisa segera

menuju air, sementara ayahnya menyiapkan area piknik. Lisa berenang dan bermain pasir dengan

adiknya. Waktu berlalu begitu cepat, dan sebelum mereka menyadarinya, matahari mulai terbenam.

Mereka menyantap makan malam piknik di tepi pantai sambil menikmati suara ombak yang tenang.

Lisa mengambil beberapa cangkang sebagai kenang-kenangan sebelum mereka pulang ke rumah.

  1. 6. Apa yang dilakukan Lisa ketika tiba di pantai?

Membaca buku.

Bermain di pasir dan berenang.

Membuat istana pasir.

Menjelajahi hutan di sekitar pantai.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

SOAL UNTUK NOMOR 5-8

Cerita Singkat: Liburan di Pantai

Hari Minggu yang cerah, Lisa dan keluarganya memutuskan untuk pergi berlibur ke pantai. Mereka

membawa payung, keranjang piknik, dan banyak makanan lezat. Begitu tiba di pantai, Lisa segera

menuju air, sementara ayahnya menyiapkan area piknik. Lisa berenang dan bermain pasir dengan

adiknya. Waktu berlalu begitu cepat, dan sebelum mereka menyadarinya, matahari mulai terbenam.

Mereka menyantap makan malam piknik di tepi pantai sambil menikmati suara ombak yang tenang.

Lisa mengambil beberapa cangkang sebagai kenang-kenangan sebelum mereka pulang ke rumah.

  1. 7. Siapa yang menyiapkan area piknik?

Lisa

Ayah Lisa

Ibunya

Adiknya

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?