"Pagi itu, di sebuah sekolah tua di Belitung, sepuluh anak berdiri dengan harap-harap cemas. Mereka adalah murid-murid baru SD Muhammadiyah, sekolah miskin yang nyaris ditutup jika jumlah muridnya tidak mencapai sepuluh. Mata Bu Mus, guru mereka, berkaca-kaca saat seorang anak terakhir datang, memastikan bahwa sekolah ini akan tetap berdiri.
"Di antara mereka, ada Lintang, anak nelayan yang harus bersepeda berpuluh-puluh kilometer setiap hari demi sekolah. Ada Mahar, anak yang penuh imajinasi dan berbakat seni. Dan ada aku, Ikal, yang selalu terpesona oleh dunia di luar Belitung. Kami semua adalah anak-anak yang bermimpi besar, meskipun kami tahu bahwa dunia tidak selalu ramah bagi orang-orang seperti kami."
"Hari-hari di sekolah penuh dengan perjuangan. Gedung sekolah yang reyot, papan tulis yang hampir runtuh, dan buku-buku yang sudah lusuh tidak menyurutkan semangat kami. Pak Harfan dan Bu Mus selalu mengatakan bahwa kecerdasan dan tekad dapat membawa kami ke tempat yang jauh. Dan kami percaya. Kami adalah Laskar Pelangi, anak-anak yang bermimpi di bawah langit Belitung yang luas."
Bagaimana novel "Laskar Pelangi" menggambarkan pentingnya pendidikan bagi anak-anak miskin? Jelaskan menggunakan bahasamu sendiri