Berikut ini adalah definisi risiko stratejik yang tepat menurut POJK

Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Risiko akibat ketidaktepatan dalam pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

Risiko akibat ketergantungan suatu entitas baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam satu Konglomerasi Keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak diikuti perpindahan dana

Dalam penerapan risiko stratejik tanggung jawab DIreksi mencakup hal-hal berikut ini, KECUALI

Menyusun dan menyetujui rencana stratejik dan rencana bisnis yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur dalam ketentuan dan mengkomunikasikan kepada pegawai Bank pada setiap jenjang organisasi.

Menjamin bahwa sasaran strategis yang ditetapkan telah sejalan dengan misi dan visi, kultur, arah bisnis, dan toleransi Risiko Bank.

Memberikan persetujuan terhadap rencana stratejik dan setiap perubahannya, serta melakukan kaji ulang berkala (paling sedikit 1 tahun sekali) terhadap rencana stratejik dalam rangka memastikan kesesuaiannya.

Memastikan bahwa struktur, kultur, infrastruktur, kondisi keuangan, tenaga dan kompetensi manajerial termasuk pejabat eksekutif, serta sistem dan pengendalian yang ada di Bank telah sesuai dan memadai untuk mendukung implementasi strategi yang ditetapkan.

Sesuai dengan SEOJK Nomor 14 /SEOJK.03/2017 penilaian risiko Inheren atas risiko stratejik, Bank dapat menggunakan parameter atau faktor-faktor berikut ini, KECUALI

Kesesuaian Strategi Bisnis dengan Kondisi Lingkungan Bisnis.

Strategi Berisiko Tinggi dan Strategi Berisiko Rendah.

Pencapaian Rencana Bisnis Bank.

Terkait Faktor Kesesuaian Strategi Bisnis dengan Kondisi Lingkungan Bisnis, berikut ini termasuk indikator internal, KECUALI

Visi, misi, dan arah bisnis yang ingin dicapai Bank.

Kemampuan organisasi yang mencakup antara lain sumber daya manusia, infrastruktur, dan sistem informasi manajemen.

Penetapan Tingkat Risiko Inheren "Low to Moderate" Untuk Risiko Stratejik dapat diberikan untuk kondisi bank sebagai berikut

Strategi Bank berisiko rendah namun dengan tren meningkat

Strategi Bank tergolong konservatif atau berisiko rendah.

Pencapaian rencana bisnis cukup memadai.

Strategi Bank tergolong berisiko moderat namun dengan tren meningkat.

Berikut ini adalah definisi risiko intra grup yang tepat menurut POJK

Risiko akibat ketergantungan suatu entitas baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam satu Konglomerasi Keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak diikuti perpindahan dana.

Risiko akibat tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan .

Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

Efektivitas penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan merupakan tanggung jawab

Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama

Pemegang Saham Pengendali dan Komisaris

Manajemen Bank yang menjadi bagian dari konglomerasi keuangan.

Dalam menilai risiko Inheren atas risiko Intra-Grup, Bank dapat menggunakan indikator atau faktor-faktor berikut ini, KECUALI

Kekuatan Permodalan Konglomerasi Keuangan (KK).

Komposisi Transaksi Intra-Grup dalam Konglomerasi Keuangan (KK).

Dokumentasi dan Kewajaran Transaksi.

Total biaya LJK dalam KK dari transaksi intra-grup Laba bersih LJK tersebut termasuk ke dalam faktor atau parameter

Komposisi Transaksi Intra-Grup dalam Konglomerasi Keuangan (KK).

Dokumentasi dan Kewajaran Transaksi.

Kekuatan Permodalan Konglomerasi Keuangan (KK).

Terkait pengukuran risiko Intra-Group, mana pernyataan berikut yang paling tepat

Bank hanya dapat menggunakan pendekatan kuantitatif jika Bank telah memiliki model yang handal dan telah disetujui OJK. Jika belum memiliki model yang handal maka Bank menggunakan pendekatan kualitatif.

A. Bank dapat menggunakan metode kuantitatif.

B. Bank dapat menggunakan metode kualitatif.

Direktur Kepatuhan atau Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan memiliki tanggung jawab antara lain sebagai berikut, KECUALI

Memastikan bahwa Manajemen Risiko untuk Risiko Kepatuhan dilakukan secara terintegrasi dengan Manajemen Risiko lainnya yang dapat berdampak pada profil Risiko Kepatuhan Bank.

Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan.

Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi.

Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Besaran limit untuk risiko kepatuhan diusulkan oleh

Unit Pelaksana/Satuan Kerja Operasional (Risk Taking Unit).

Dalam menilai risiko Inheren atas risiko kepatuhan, Bank dapat menggunakan parameter atau faktor-faktor berikut ini, KECUALI

Jumlah dan besarnya gugatan akibat Bank tidak patuh pada hukum atau perundang-undangan yang berlaku.

Jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan.

Frekuensi pelanggaran yang dilakukan atau track record ketidakpatuhan Bank.

Pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum untuk transaksi keuangan tertentu

Terkait penilaian risiko Inheren untuk risiko kepatuhan, kondisi berikut ini yang memungkinkan bank mendapat penilaian risiko Inheren "Moderate to High" adalah....

Terdapat pelanggaran ketentuan yang signifikan dan membutuhkan tindakan perbaikan segera.

Terdapat pelanggaran ketentuan yang relatif minor dan dapat segera diperbaiki oleh Bank.

Terdapat pelanggaran ketentuan yang cukup signifikan dan membutuhkan perhatian manajemen.

Terdapat pelanggaran ketentuan yang sangat signifikan dan memerlukan perbaikan segera.

Mana dari pernyataan berikut ini yang paling tepat terkait risiko asuransi?

Risk appetite dan risk tolerance harus sejalan dengan strategi bisnis, profil risiko, dan rencana permodalan konglomerasi keuangan.

Risk appetite merupakan risiko maksimal yang bersedia diambil dalam rangka mencapai sasaran secara terintegrasi. Risiko yang akan diambil tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis.

Risk tolerance merupakan tingkat risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka mencapai sasaran secara terintegrasi. Risiko yang akan diambil tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis.

Komposisi keanggotaan Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT) untuk Risiko Asuransi minimal terdiri dari berikut ini, KECUALI

Keanggotaan KMRT bersifat tetap, namun dapat ditambah dengan keanggotaan yang bersifat tidak tetap sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan.

Direktur Entitas Utama yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko sebagai ketua merangkap anggota KMRT.

Direktur yang mewakili dan ditunjuk dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

Pejabat eksekutif yang merupakan pejabat satu tingkat di bawah Direksi yang memimpin satuan kerja operasional dan/atau fungsi/satuan kerja Manajemen Risiko.

Dalam menilai risiko Inheren untuk risiko asuransi, Bank menggunakan parameter berikut ini, KECUALI

Dominasi Risiko Asuransi terhadap Keseluruhan Lini Usaha.

Bauran Risiko Produk dan Jenis Manfaat.

Mana dari indikator berikut ini yang merupakan bagian dari "Bauran Risiko Produk dan Jenis Manfaat"?

Rasio Premi terhadap Modal Sendiri (Net Premium to Equity Ratio).

Rasio Klaim Bruto terhadap Premi Bruto.

Rasio Klaim Neto terhadap Premi Neto.

Rasio Pembatalan Polis (Lapse Ratio).

Unit kerja yang bertanggung jawab melaksanakan stress testing adalah....

Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR).

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

Unit Pelaksana/Satuan Kerja Operasional (SKO).

Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

Satuan kerja manajemen risiko (SKMR)harus melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan kebutuhan Bank, untuk memastikan hal-hal berikut ini, KECUALI

Kecukupan modal Bank untuk mengcover risiko utama yang dihadapi Bank.

Kecukupan kerangka Manajemen Risiko.

Keakuratan metodologi penilaian Risiko

Kecukupan sistem informasi Manajemen Risiko.

Sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/SEOJK.03/2016, Sistem informasi Manajemen Risiko harus dapat memastikan hal-hal berikut ini, KECUALI:

Kebutuhan modal Bank untuk meng-cover seluruh risiko material yang dihadapi Bank.

Tersedianya informasi yang akurat, lengkap, informatif, tepat waktu, dan dapat diandalkan agar dapat digunakan Direksi, Dewan Komisaris, dan satuan kerja yang terkait dalam penerapan Manajemen Risiko.

Efektivitas penerapan Manajemen Risiko mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko.

Tersedianya informasi tentang hasil atau realisasi penerapan Manajemen Risiko dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Bank sesuai dengan kebijakan dan strategi penerapan Manajemen Risiko

Sistem informasi Manajemen Risiko untuk risiko kredit harus mampu menyediakan data secara akurat, lengkap, informatif, tepat waktu, dan dapat diandalkan. Data yang disediakan mencakup antara lain seperti di bawah ini, KECUALI:

Portfolio kredit dan pendanaan serta laporan pengecualian limit untuk mengidentifikasi risiko konsentrasi kredit dan pendanaan

Data mengenai jumlah seluruh eksposur kredit peminjam individual dan pihak lawan transaksi (counterparty).

Pencadangan yang dibentuk terkait country risk.

Sistem informasi Manajemen Risiko Pasar paling sedikit harus dapat mengkuantifikasikan eksposur Risiko dan memantau perubahan faktor pasar yang meliputi

Suku bunga , nilai tukar, harga ekuitas dan harga komoditas

Suku bunga , nilai tukar dan harga ekuitas.

Sistem informasi Manajemen Risiko untuk risiko likuiditas harus dapat menyediakan informasi paling sedikit mengenai hal-hal berikut ini, KECUALI:

Perubahan suku bunga, nilai tukar, ekuitas dan komoditas.

Arus kas dan profil maturitas dari aset, kewajiban, dan rekening administratif.

Kepatuhan terhadap kebijakan, strategi, dan prosedur Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas termasuk limit dan rasio likuiditas.

Laporan profil Risiko dan tren likuiditas untuk kepentingan manajemen secara tepat waktu.

Untuk mengukur eksposur risiko hukum, sistem informasi manajemen risiko hukum harus mampu mengumpulkan data-data berupa indikator atau parameter sebagai berikut, KECUALI:

Frekuensi pelanggaran hukum atau perundangan yang dialami Bank.

Potensi kerugian akibat tuntutan litigasi.

Pembatalan perjanjian yang disebabkan oleh kelemahan perikatan.

Terjadinya perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan produk Bank menjadi tidak sejalan dengan ketentuan yang ada.

SMR J5 TO #7 Kuis

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Dalam pengelolaan Risiko Hukum Bank, harus terdapat Legal Completeness, yaitu seluruh hal yang diatur oleh ketentuan baik yang bersifat nasional maupun internasional dapat diimplementasikan dengan baik oleh Bank, termasuk larangan dalam ketentuan, diatur secara jelas dalam ketentuan internal Bank. Ini MERUPAKAN kewenangan dan tanggung jawab dari...

Direksi dan Komisaris

Direksi

Komisaris

Satuan Kerja Manajemen Risiko Hukum

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Bank ABC dituntut oleh nasabahnya sebesar Rp 50 Milyar. Hal ini merupakan kejadian yang jarang terjadi di Bank namun dapat berdampak besar. Kejadian risiko ini MERUPAKAN kejadian…

Low Frequency Low Impact

Low Frequency High Impact

High Frequency Low Impact

High Frequency High Impact

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.63/POJK.03/2020 tentang Pelaporan Bank Umum Melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Umum Konvensional (BUK) menyusun dan menyampaikan Laporan Risiko Hukum kepada Otoritas Jasa Keuangan secara rutin dalam bentuk

A. Laporan terstruktur

Laporan tidak terstruktur

C. laporan berbasis formulir

Jawaban A dan C benar

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Dalam penyusunan strategi Manajemen Risiko Hukum, Bank harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut, yaitu...

Penetapan kualifikasi SDM yang jelas untuk setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko Hukum

Tingkat Risiko yang akan diambil merupakan tingkat dan jenis Risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka mencapai sasaran Bank

Organisasi Bank termasuk kecukupan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung

Pelaksanaan identifikasi Risiko Hukum secara berkala

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Dalam menetapkan toleransi risiko hukum, Bank harus memperhatikan

A. Strategi dan tujuan bisnis Bank

B. Risk bearing capacity Bank

Jawaban A dan B salah

Jawaban A dan B benar

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat

Proaktif dan reaktif

Tidak langsung (below the line) dan langsung (above the line)

Terstruktur dan tidak terstruktur

Pasif dan aktif

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Penilaian kualitas penerapan Manajemen Risiko Reputasi merupakan penilaian terhadap 4 (empat) aspek yang saling terkait yaitu, KECUALI...

Tata kelola Risiko Reputasi

Kerangka Manajemen Risiko Reputasi

Proses Manajemen Risiko Reputasi, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan Sistem Informasi Manajemen

Kecukupan sistem pengendalian eksternal Risiko Reputasi, dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank

8.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Pelaksanaan identifikasi untuk Risiko Reputasi mengacu pada cakupan penerapan secara umum sebagai berikut, KECUALI

Pelaksanaan identifikasi Risiko Reputasi secara berkala

Tersedianya metode atau sistem untuk melakukan identifikasi Risiko Reputasi pada seluruh produk dan aktivitas bisnis Bank

Proses identifikasi Risiko Reputasi dilakukan dengan menganalisis seluruh sumber Risiko yang paling sedikit dilakukan terhadap Risiko Reputasi dari produk dan aktivitas Bank serta memastikan bahwa Risiko Reputasi dari produk dan aktivitas baru telah melalui proses Manajemen Risiko Reputasi yang layak sebelum diperkenalkan atau dijalankan

Bank harus mempunyai kebijakan dan prosedur tertulis yang memenuhi prinsip-prinsip transparansi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengendalikan Risiko Reputasi

9.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Sesuai SEOJK nomor 34/SEOJK.03/2016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum untuk pemantauan Risiko Reputasi Bank dipersyaratkan minimal, sebagai berikut

Pemantauan dilakukan baik oleh unit pelaksana maupun oleh SKMR

Hasil pemantauan disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan kepada pihak manajemen Bank dalam rangka mitigasi risiko reputasi dan tindakan yang diperlukan

Bank harus menyiapkan suatu sistem back-up dan prosedur yang efektif untuk mencegah terjadinya gangguan dalam proses pemantauan risiko reputasi dan melakukan pengecekan serta penilaian kembali secara berkala terhadap sistem back-up tersebut

Semua benar

10.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 1 pt

Dalam penerapan Manajemen Risiko Reputasi, berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan oleh Bank, KECUALI

Direksi harus mengembangkan sistem penerimaan, pengembangan, dan pelatihan pegawai termasuk rencana suksesi manajerial serta remunerasi yang memadai untuk memastikan tersedianya pegawai yang kompeten di bidang Manajemen Risiko Reputasi

Seluruh pegawai termasuk manajemen unit bisnis dan aktivitas pendukung Bank harus menjadi bagian dari struktur pelaksana Manajemen Risiko untuk Risiko Reputasi, mengingat reputasi merupakan hasil dari seluruh aktivitas bisnis Bank

Komisaris harus melakukan kaji ulang strategi Manajemen Risiko Reputasi dimaksud secara berkala termasuk dampaknya terhadap kinerja keuangan Bank, untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan terhadap strategi Manajemen Risiko Reputasi Bank

Bank dapat menggunakan beberapa sumber informasi untuk mengidentifikasi dan mengukur dampak dari Risiko Reputasi antara lain pemberitaan media massa, situs web Bank dan hasil analisis jejaring sosial, pengaduan nasabah melalui layanan nasabah, serta kuesioner kepuasan nasabah

SMR J5 TO #7

40 questions

Bank ABC dituntut oleh nasabahnya sebesar Rp 50 Milyar. Hal ini merupakan kejadian yang jarang terjadi di Bank namun dapat berdampak besar. Kejadian risiko ini MERUPAKAN kejadian…

Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.63/POJK.03/2020 tentang Pelaporan Bank Umum Melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Umum Konvensional (BUK) menyusun dan menyampaikan Laporan Risiko Hukum kepada Otoritas Jasa Keuangan secara rutin dalam bentuk

Dalam penyusunan strategi Manajemen Risiko Hukum, Bank harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut, yaitu...

Dalam menetapkan toleransi risiko hukum, Bank harus memperhatikan

Pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat

Penilaian kualitas penerapan Manajemen Risiko Reputasi merupakan penilaian terhadap 4 (empat) aspek yang saling terkait yaitu, KECUALI...

Pelaksanaan identifikasi untuk Risiko Reputasi mengacu pada cakupan penerapan secara umum sebagai berikut, KECUALI

Sesuai SEOJK nomor 34/SEOJK.03/2016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum untuk pemantauan Risiko Reputasi Bank dipersyaratkan minimal, sebagai berikut

Dalam penerapan Manajemen Risiko Reputasi, berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan oleh Bank, KECUALI

Create a free account and access millions of resources

Similar Resources on Wayground

Popular Resources on Wayground

Discover more resources for Other