Dalam transaksi QRIS antara nasabah dan merchant, alur yang benar sesuai standar Bank Indonesia adalah:

• Merchant memverifikasi saldo nasabah sebelum QR dipindai

• Nasabah memindai QRIS, sistem memverifikasi saldo, transaksi disetujui, dan dana dikreditkan ke merchant

• Switching memproses dana langsung ke rekening nasabah tanpa otorisasi bank penerbit

• Bank penerbit langsung mengirim dana ke BI untuk diteruskan ke merchant

Seorang merchant dengan kategori usaha mikro menerima pembayaran QRIS senilai Rp650.000. Berapa biaya MDR yang dibebankan sesuai ketentuan baru Bank Indonesia?

• Rp0

• Rp1.950

• Rp2.275

• Rp3.250

Salah satu prinsip utama keamanan transaksi QRIS yang wajib dipenuhi oleh penyelenggara jasa pembayaran adalah:

• Penyimpanan data transaksi tanpa enkripsi agar mudah diverifikasi

• Penggunaan OTP yang dikirim oleh merchant untuk autentikasi nasabah

• Enkripsi end-to-end dan validasi dua faktor pada sisi penerbit dan acquirer

• Validasi transaksi hanya berdasarkan ID merchant

Dalam ekosistem QRIS, peran switching adalah:

• Mengeluarkan izin operasional bagi merchant

• Menjadi penyedia QR Code dan mendebit saldo nasabah

• Menyediakan konektivitas antar bank dan penyedia jasa pembayaran untuk validasi transaksi secara real-time

• Mengatur besaran MDR antar kategori merchant

QRIS ditetapkan sebagai standar nasional pembayaran digital oleh Bank Indonesia dengan tujuan utama untuk:

• Meningkatkan pendapatan MDR bagi penyelenggara

• Menggantikan sistem transfer antarbank konvensional

• Menyatukan berbagai sistem QR dari penyedia berbeda guna memperluas inklusi keuangan digital

• Membatasi penggunaan e-wallet asing di Indonesia

Dalam transaksi menggunakan mesin EDC, data dikirim melalui payment gateway untuk diverifikasi saldo nasabah. Risiko apa yang paling mungkin terjadi apabila sistem EDC gagal terhubung secara real-time dengan core banking system?

• Transaksi akan tertunda namun tetap tercatat otomatis setelah sistem pulih

• Saldo nasabah langsung terdebet meski transaksi gagal di merchant

• Transaksi berhasil tanpa memerlukan otorisasi bank penerbit

• Sistem otomatis mengembalikan dana tanpa konfirmasi pelanggan

Perbedaan utama antara EDC Standalone dan EDC Integrated POS dalam konteks efisiensi transaksi adalah:

• EDC Standalone menggunakan jaringan lokal, sedangkan Integrated POS berbasis GPRS

• EDC Integrated POS terhubung dengan sistem kasir dan basis data penjualan merchant

• EDC Standalone lebih aman karena tidak terhubung internet

• EDC Integrated POS hanya dapat digunakan oleh merchant besar

Dalam konteks keamanan EDC, fungsi utama tokenisasi adalah:

• Mengganti PIN nasabah dengan kode enkripsi permanen

• Mengubah data sensitif kartu menjadi kode unik sementara saat transaksi

• Meningkatkan kecepatan transaksi dengan melewati proses enkripsi

• Menyimpan data kartu di server merchant agar dapat digunakan ulang

Seorang merchant UMKM mempertimbangkan antara menerima pembayaran melalui EDC kartu debit (MDR 1%) dan QRIS EDC (MDR 0,3%). Dari sisi efisiensi biaya, apa implikasi keputusan ini bagi margin keuntungan merchant kecil?

• Penggunaan EDC kartu lebih efisien karena lebih cepat

• Penggunaan QRIS EDC menekan biaya MDR dan meningkatkan margin laba

• Kedua sistem memiliki biaya sama jika volume transaksi tinggi

• QRIS EDC lebih mahal karena tambahan biaya switching

Salah satu inovasi terbaru dalam sistem EDC adalah penggunaan NFC (Near Field Communication). Teknologi ini memungkinkan:

• Transaksi melalui jaringan Wi-Fi tanpa autentikasi

• Pertukaran data jarak dekat antar perangkat tanpa kontak fisik langsung

• Pembacaan kartu magnetik tanpa koneksi internet

• Pengiriman token transaksi melalui SMS gateway