TEKS NOVEL

TEKS NOVEL

12th Grade

9 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

KUIS RESENSI

KUIS RESENSI

12th Grade

10 Qs

CERITA SEJARAH

CERITA SEJARAH

12th Grade

10 Qs

Bab 4 Novel

Bab 4 Novel

9th - 12th Grade

10 Qs

lisa Xll.ipa 2 bab 4 menikmati novel

lisa Xll.ipa 2 bab 4 menikmati novel

12th Grade

10 Qs

UH CLASS XI

UH CLASS XI

9th - 12th Grade

10 Qs

Penyajian Hasil Interpretasi terhadap Pandangan Pengarang

Penyajian Hasil Interpretasi terhadap Pandangan Pengarang

12th Grade

10 Qs

Teks Cerita Sejarah

Teks Cerita Sejarah

12th Grade

10 Qs

kelas XII Bab 4 Nilai-nilai Kehidupan dalam Novel

kelas XII Bab 4 Nilai-nilai Kehidupan dalam Novel

12th Grade

10 Qs

TEKS NOVEL

TEKS NOVEL

Assessment

Quiz

12th Grade

Hard

Used 10+ times

FREE Resource

9 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

"Bagian dari suatu penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik."

Dari pernyataan tersebut merupakan pengertian dari ...

penafsiran pengarang

identifikasi nove

interpretasi pengarang

biografi pengarang

amanat pengarang

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 12 pts

“Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP, 61)


Pandangan pengarang dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata tersebut adalah ...

Sangat setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh Jimron pengarang memberikan gambaran kehidupan religius walaupun hidup berbeda agama dan pengarang juga memberikan gambaran cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.

Tidak setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh pendeta pengarang memberikan gambaran kehidupan yang religius walaupun hidup berbeda agama.

Pengarang menghadirkan tokoh Jimbron dalam novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama Katolik. Kemudian pengarang juga menghadirkan cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.

Pengarang memunculkan tokoh pendeta dalam novel tersebut guna menunjukkan religiuitas tokoh.

Pengarang menciptakan tokoh Jimron dan pendeta agar novel Sang Pemimpi menarik untuk dibaca.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

1) Membaca sebagian isi novel.

2) Memahami isi novel secara mendalam.

3) Mengetahui biografi atau kehidupan pengarang.

4) Mengaitkan kehidupan pengarang dengan kehidupan dalam novel.


Dari pernyataan di atas, yang termasuk langkah-langkah menafsirkan pandangan pengarang dalam novel adalah ...

1,2,3

1,2,4

1,2,5

2,3,4

2,3,5

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 12 pts

“Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP, 61)


Nilai yang terkandung dalam kutipan novel tersebut adalah ...

Nilai agama dan budaya

Nilai budaya dan moral

Nilai moral dan sosial

Nilai agama dan sosial

Nilai budaya dan sosial

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 12 pts

"Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan tempat duduk, "Terima kasih". Lail dan ibunya segera duduk"


Penggambaran nilai sosial yang terdapat dalam kutipan novel tersebut di atas adalah ...

Nilai sosial tersebut digambarkan dengan dua orang laki-laki yang memberikan tempat duduknya untuk Lail dan ibunya.

Nilai sosial dalam novel tersebut dibuktikan dengan Lail dan ibunya mengucapkan terima kasih.

Nilai sosial tersebut dijelaskan dengan dua orang laki-laki langsung berdiri begitu melihat Lail dan ibunya.

Nilai sosial dalam novel tersebut yaitu penumpang laki-laki yang baik karena memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya.

Nilai sosial tersebut digambarkan dengan perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan ibunya mengucapkan terima kasih, yang menggambarkan bahwa Lail dan ibunya menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 12 pts

Pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran. Hasil interpretasi adalah hasil dari penafsiran, kesan, atau pendapat tentang sesuatu. Hasil interpretasi dapat diuraikan secara lisan atau tulisan.


Pernyataan tersebut di atas menginformasikan tentang ...

Pengertian tafsiran

Pengertian interpretasi

Manfaat interpretasi

Hakikat penafsiran

Hakikat interpretasi

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 12 pts

“Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP, 61)


Interpretasi pandangan pengarang pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata tersebut adalah ...

Sangat setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh Jimron pengarang memberikan gambaran kehidupan religius walaupun hidup berbeda agama dan pengarang juga memberikan gambaran cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.

Tidak setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh pendeta pengarang memberikan gambaran kehidupan yang religius walaupun hidup berbeda agama.

Pengarang menghadirkan tokoh Jimbron dalam novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama Katolik. Kemudian pengarang juga menghadirkan cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.

Pengarang memunculkan tokoh pendeta dalam novel tersebut guna menunjukkan religiuitas tokoh.

Setuju dengan pandangan pengarang, sebab pengarang menciptakan tokoh Jimron dan pendeta agar novel Sang Pemimpi menarik untuk dibaca.

8.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

45 sec • 1 pt

1. Menyusun laporan penyajian hasil interpretasi.

2. Menginterpretasi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.

3. Membaca isi novel secara mendalam.

4. Memberikan pendapat terhadap tafsiran pengarang tentang kehidupan dalam novel, baik dalam bentuk lisan maupun tulis

1,2,3,4

2,3,4,1

3,2,4,1

4,1,2,3

3,4,2,1

9.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 12 pts

Tetapi tiba-tiba ia mengangkat kepala dan menatapku, “Mengapa?” ia bertanya “Anda menolak kunjungan saya?” Aku menjawab bahwa aku tidak percaya kepada Tuhan. Ia ingin tahu apakah aku yakin benar akan hal itu. Dan aku berkata bahwa aku merasa tidak perlu mempertanyakannya: kurasa itu soal yang sama tidak penting. Ia lalu melemparkan tubuhnya ke belakang pada dinding, tangannya telungkup di paha. Dengan sikap yang seakan-akan hampir tidak berbicara kepadaku, ia mengatakan bahwa kadang-kadang orang merasa yakin, tetapi pada kenyataannya tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa. Ia memandang aku dan bertanya, “Bagaimana pendapat Anda mengenai hal itu?” Aku menjawab bahwa hal itu mungkin. Bagaimanapun juga, mungkin aku tidak merasa yakin mengenai hal yang sungguh-sungguh kuminati, tetapi aku benar-benar merasa pasti akan hal yang tidak kuminati. Dan justru yang dibicarakannya, tidak menarik perhatianku. Ia memalingkan pandangannya, tetap tanpa mengubah duduknya, bertanya kepadaku apakah aku berkata demikian karena aku merasa sangat putus asa. Aku menerangkan bahwa aku tidak berputus asa. Aku hanya mersa takut, itu wajar. “Kalau begitu, Tuhan akan membantu Anda.” Ia menerangkan, “Semua orang yang saya kenal yang berada dalam keadaan seperti Anda berpaling kepada-Nya.” Aku mengakui bahwa itu hak mereka. Itu juga membuktikan bahwa mereka mempunyai waktu. Sedangkan aku, aku tidak mau dibantu dan justru aku tidak mempunyai banyak waktu untuk tertarik pada yang tidak menarik hatiku (Orang Asing: 117-118).


Interpretasi yang sesuai terhadap kutipan novel Orang Asing karya Albert Camus adalah ...

Albert Camus adalah tokoh eksistensialisme, tapi Camus tak pernah berkata bahwa “neraka adalah orang lain” seperti Jean-Paul Sartre. Camus bukanlah seorang filsuf yang gagasannya cenderung ketat dan bersistem. Kerangka pikirannya tentang “absurditas” yang menjadi paradigma Camus yang (banyak) dikatakan sebagai sebuah filsafat adalah bagian dari suatu mazhab sastra yang berkembang selepas Perang Dunia II.

Albert Camus mungkin hanya salah satu dari sejumlah pengarang kaliber dunia yang namanya sering disebut-sebut, tetapi tidak terlalu dikenal. Mungkin lebih jauh dan lebih samar-samar dari pada Shakespeare, Hemingway, atau Franz Kafka. Namun, Albert Camus selalu mempunyai daya tariknya tersendiri bagi dunia kesusastraan.

Terbitnya novel pendek yang berjudul Orang asing (1942), serta kumpulan esainya Mite Sisifus— sebuah esei filosofis—Albert Camus tampil secara lebih utuh dalam kesusastraan dunia, dalam kerangka pemikirannya tentang absurd. Gagasannya tersebut, serta gaya kepenulisannya yang berbeda dari khalayak kesusastraan Prancis saat itu, mendapatkan reaksi yang cukup besar dari beberapa penulis terkemuka seperti Jean-Paul Sartre, Roland Barthes, dan Pierre Georgs Castex.

Sepakat bahwa dalam bagian akhir (Resolusi) dari kutipan di atas, bahwa jelas menunjukan gagasan Camus tentang absurditas, mengapa? Kerena dalam resolusi tersebut Camus tidak memberikan titik terang atau jawaban atas konflik yang dibangunnnya. Sedangkan, biasanya dalam resolusi, para penulis umumnya—terutama penulis aliran naturalis dan romantis—selalu memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi.

Yang apabila kita telesuri dalam pengertian tersebut, bahwa perkembangan aliran “absurd” masih satu kutub dengan aliran eksistensialisme, yang telah memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sebelum Perang Dunia I. Tokoh eksistensialis yang juga menjadi peletak dasar eksistensialisme, Kierkegaard telah menulis karya-karyanya sebelum Perang Dunia I. Para eksponennya, seperti Heidegger, Karl Jaspers, dan Sartre telah menulis juga sebelum Perang Dunia II.