(1) Sore hari, di warung dekat gedung pertunjukan yang biasa menjadi tempat berkumpul para aktor dan seniman itu, Muhsin menunggu Cella. (2) Tetapi pada detik-detik yang telah dijanjikan, perempuan yang ditunggu belum juga menampak dari balik pintu. (3) Mushin merasa gelisah, selera makan dan senyumnya menjadi lenyap. (4) Ingin bangkit dari tempat duduk dan meninggalkan perempuan itu sendirian. (5) Kesangsian dan kebimbangan menumpuk di kerut dahi untuk menolak permintaan maaf dan memberi hukuman kepadanya.
Watak tokoh ” Muhsin” dalam penggalan cerita tersebut adalah …