PENILAIAN HARIAN 3 (CERPEN)

PENILAIAN HARIAN 3 (CERPEN)

9th Grade

10 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Bahasa Indonesia 9

Bahasa Indonesia 9

9th Grade

15 Qs

TEKS CERPEN

TEKS CERPEN

9th Grade

10 Qs

Teks Cerita Pendek Kelas 9

Teks Cerita Pendek Kelas 9

9th - 10th Grade

10 Qs

Quiz Bahasa Indonesia Kelas 9 (Materi Cerpen)

Quiz Bahasa Indonesia Kelas 9 (Materi Cerpen)

9th Grade

15 Qs

Cerita Pendek Kelas 9

Cerita Pendek Kelas 9

9th Grade

10 Qs

CERPEN

CERPEN

9th Grade

10 Qs

TEKS CERPEN BAGIAN 1 - BAHASA INDONESIA KELAS 9

TEKS CERPEN BAGIAN 1 - BAHASA INDONESIA KELAS 9

9th Grade

10 Qs

Cerita Pendek Kelas 9

Cerita Pendek Kelas 9

9th Grade

15 Qs

PENILAIAN HARIAN 3 (CERPEN)

PENILAIAN HARIAN 3 (CERPEN)

Assessment

Quiz

World Languages

9th Grade

Hard

Created by

Harsumia Dianti

Used 4+ times

FREE Resource

10 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 10 pts

Ketika tubuhnya digerogoti penyakit dengan enteng orang miskin itu melenggang ke rumah sakit. Ia menyerahkan Kartu Tanda Miskim pada suster jaga. Karena banyak bangsal kosong, suster itu menyuruhnya menunggu di lorong.”begitulah enaknya jadi orang miskin,” batinnya,”dapat fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.


Permasalahan pada kutipan cerpen di atas adalah …

Tubuhnya digerogoti penyakit

Buruknya pelayanan rumah sakit

Susahnya menjadi orang miskin

Banyak bangsal yang kosong

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 10 pts

Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris. Kutekuni masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati. Kendala finansial mendorong ku untuk merambah dunia kerja disamping kuliah. Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari Kak Ica, saudara sepupuku, datang kepadaku.

“Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang dijual. Bagaimana kalau kita patungan untuk membeli kios itu. Lalu kita jual pakaian di sana?” kata Kak Ica.


Ia mengajak berpatungan untuk membeli kios itu. Kami mulai berbisnis pakaian. Tidak kusangka, usaha itu menuai hasil yang gemilang.


Amanat yang tidak sesuai dengan penggalan cerpen di atas adalah …

Tekunlah dalam setiap pekerjaan, niscaya menuai hasilnya

enentu kesuksesan seseorang

Uang bukanlah penentu keberhasilan seseorang

Bekerjasamalah dengan baik dan jujur dalam melakukan sebuah pekerjaan

Berdoa adalah penentu kesuksesan seseorang

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 10 pts

Bacalah penggalan cerpen berikut ini!

Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda. “Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K.


Watak tokoh “aku” dalam penggalan cerita tersebut adalah …

percaya diri

mudah menyesuaikan diri

sombong

rajin berusaha

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 10 pts

Bila ada yang bertanya , siapa makhluk paling kikir di kampung itu, tidak akan ada yang menyanggah bahwa perempuan ringkih yang punggungnya telah melengkung serupa sabut kelapa itulah jawabannya. Semula ia hanya dipanggil Banun. Namun, lantaran sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar; pada sebuah pergunjingan yang penuh kedengkian, seseorang menambahkan kata kikir di belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai Banun Kikir. Konon, hingga riwayat ini disiarkan, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor kekikiran Banun.


Bagian struktur teks cerpen di atas adalah …

Orientasi

Komplikasi

Rangkaian kejadian

Resolusi

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 10 pts

Bila ada yang bertanya , siapa makhluk paling kikir di kampung itu, tidak akan ada yang menyanggah bahwa perempuan ringkih yang punggungnya telah melengkung serupa sabut kelapa itulah jawabannya. Semula ia hanya dipanggil Banun. Namun, lantaran sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar; pada sebuah pergunjingan yang penuh kedengkian, seseorang menambahkan kata kikir di belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai Banun Kikir. Konon, hingga riwayat ini disiarkan, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor kekikiran Banun.


Berdasar penggalan teks cerpen di atas, Banun adalah …

Gadis muda belia

Kakek tua

Lelaki Muda

Nenek tua

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 10 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut!


“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.

“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.

Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.

“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.

“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.


Tema yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

Sosial

Politik

Agama

Pendidikan

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 10 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut!


“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.

“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang miskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.

Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.

“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.

“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.


Latar suasana yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

Mengenaskan

Mengharukan

Menakutkan

Menegangkan

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?