UH NOVEL KELAS XII

UH NOVEL KELAS XII

12th Grade

26 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

B. Indonesia TL XI Genap Puisi, Prosa, Drama

B. Indonesia TL XI Genap Puisi, Prosa, Drama

11th Grade - University

25 Qs

BAHASA INDONESIA 7

BAHASA INDONESIA 7

12th Grade

21 Qs

 CERPEN

CERPEN

12th Grade - University

21 Qs

Ujian Bahasa Turki

Ujian Bahasa Turki

10th Grade - University

24 Qs

ANBK ( Assesmen Nasional Berbasis Komputer) tahun 2022

ANBK ( Assesmen Nasional Berbasis Komputer) tahun 2022

12th Grade

21 Qs

UH TEKS DESKRIPSI

UH TEKS DESKRIPSI

7th Grade - University

23 Qs

Learning style

Learning style

9th - 12th Grade

21 Qs

Hikayat dan Pantun, Bahasa Indonesia TL. Kelas XII - Ganjil

Hikayat dan Pantun, Bahasa Indonesia TL. Kelas XII - Ganjil

12th Grade

22 Qs

UH NOVEL KELAS XII

UH NOVEL KELAS XII

Assessment

Quiz

Other, Education

12th Grade

Medium

Created by

Hasri Peni

Used 13+ times

FREE Resource

26 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

Kami gelagapan. (1) Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan ini.

“Apa salah kalian?” Berondongnya sekali lagi, tidak sabar. (2) Gerimis bercampur dengan percikan ludahnya. Mukanya maju. Napasnya mengerubuti mukaku. Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku.

Melihat aku menutup mata, dia membentak lebih keras, “Jangan takut dengan manusia, jawab!”

Aku tidak punya pilihan lain untuk memberanikan diri menjawab. Ragu-ragu.

“Maaf… maaf… Kak, kami terlambat. (3) Tapi hanya sedikit Kak, lima menit saja. Karena harus membawa lemari yang berat ini dari lapangan…”

(4) “Sudah berapa lama kalian resmi jadi murid di PM?” katanya memotong kalimatku.

“Dua… dua… Kak,” jawabku terbata-bata.

“Baru dua hari sudah melanggar. (5) Bukankah kemarin malam qanun dibacakan dan kalian tahu tidak boleh terlambat.

PM=Pondok Madani

*qanun=peraturan

(Negeri 5 Menara, A Fuadi)

Penggambaran watak Tyson yang tegas diungkapkan melalui….

dialog antartokoh

pikiran-pikiran tokoh

tanggapan tokoh lain

keadaan di sekitar tokoh

secara langsung oleh pengarang

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

Kami gelagapan. (1) Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan ini.

“Apa salah kalian?” Berondongnya sekali lagi, tidak sabar. (2) Gerimis bercampur dengan percikan ludahnya. Mukanya maju. Napasnya mengerubuti mukaku. Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku.

Melihat aku menutup mata, dia membentak lebih keras, “Jangan takut dengan manusia, jawab!”

Aku tidak punya pilihan lain untuk memberanikan diri menjawab. Ragu-ragu.

“Maaf… maaf… Kak, kami terlambat. (3) Tapi hanya sedikit Kak, lima menit saja. Karena harus membawa lemari yang berat ini dari lapangan…”

(4) “Sudah berapa lama kalian resmi jadi murid di PM?” katanya memotong kalimatku.

“Dua… dua… Kak,” jawabku terbata-bata.

“Baru dua hari sudah melanggar. (5) Bukankah kemarin malam qanun dibacakan dan kalian tahu tidak boleh terlambat.

PM=Pondok Madani

*qanun=peraturan

(Negeri 5 Menara, A Fuadi)


Pernyataan yang membuktikan latar waktu sore hari terdapat pada kalimat nomor….

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

Kami gelagapan. (1) Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan ini.

“Apa salah kalian?” Berondongnya sekali lagi, tidak sabar. (2) Gerimis bercampur dengan percikan ludahnya. Mukanya maju. Napasnya mengerubuti mukaku. Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku.

Melihat aku menutup mata, dia membentak lebih keras, “Jangan takut dengan manusia, jawab!”

Aku tidak punya pilihan lain untuk memberanikan diri menjawab. Ragu-ragu.

“Maaf… maaf… Kak, kami terlambat. (3) Tapi hanya sedikit Kak, lima menit saja. Karena harus membawa lemari yang berat ini dari lapangan…”

(4) “Sudah berapa lama kalian resmi jadi murid di PM?” katanya memotong kalimatku.

“Dua… dua… Kak,” jawabku terbata-bata.

“Baru dua hari sudah melanggar. (5) Bukankah kemarin malam qanun dibacakan dan kalian tahu tidak boleh terlambat.

PM=Pondok Madani

*qanun=peraturan

(Negeri 5 Menara, A Fuadi)


Konflik dalam kutipan tersebut adalah...

penolakan hukuman

beban yang berat

ketakutan seseorang

kegagalan seseorang

penyesuaian lingkungan

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

(1) “Ehm… ehm… saya mendalami kaligrafi, Tad… ehm dan perlu ke Ponorogo untuk menambah alat….” Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang bikin ngilu.

(2) “Kamu ngomong apa? Bicara yang jelas, lihat mata saya!” potongnya. Matanya yang dalam mencorong tajam.

(3) Aku mengangkat muka, walau ngeri, aku coba pandang mukanya, hanya sampai bagian jenggot. Matanya terlalu tajam. Dengan susah payah aku coba kembali susun kalimat di kepala.

(4) “Ustad, saya mau beli kalam kaligrafi di kota karena di sini tidak ada….”

“Tidak mungkin. Saya juga kaligrafer, semua alat tersedia di sini,” katanya memotong cepat.

(5) “Tapi… tapi… kalam yang ada hanya untuk kaligrafi biasa. Saya ingin mencoba kaligrafi khouf yang penuh garis-garis dan hiasan daun, Tad. Lebih dibutuhkan sepidol tebal tipis dan penggaris dibandingkan kalam biasa,” belaku.

(Negeri 5 Menara, A. Fuadi)


Watak ustaz yang tegas diungkapkan melalui….

pikiran tokoh

keadaan sekitar tokoh

tanggapan tokoh lain

dialog tokoh

uraian langsung pengarang

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

(1) “Ehm… ehm… saya mendalami kaligrafi, Tad… ehm dan perlu ke Ponorogo untuk menambah alat….” Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang bikin ngilu.

(2) “Kamu ngomong apa? Bicara yang jelas, lihat mata saya!” potongnya. Matanya yang dalam mencorong tajam.

(3) Aku mengangkat muka, walau ngeri, aku coba pandang mukanya, hanya sampai bagian jenggot. Matanya terlalu tajam. Dengan susah payah aku coba kembali susun kalimat di kepala.

(4) “Ustad, saya mau beli kalam kaligrafi di kota karena di sini tidak ada….”

“Tidak mungkin. Saya juga kaligrafer, semua alat tersedia di sini,” katanya memotong cepat.

(5) “Tapi… tapi… kalam yang ada hanya untuk kaligrafi biasa. Saya ingin mencoba kaligrafi khouf yang penuh garis-garis dan hiasan daun, Tad. Lebih dibutuhkan sepidol tebal tipis dan penggaris dibandingkan kalam biasa,” belaku.

(Negeri 5 Menara, A. Fuadi)


Pernyataan yang membuktikan latar suasana yang menegangkan terdapat dalam kalimat....

1 dan 2

2 dan 3

3 dan 4

4 dan 5

5 dan 1

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

(1) “Ehm… ehm… saya mendalami kaligrafi, Tad… ehm dan perlu ke Ponorogo untuk menambah alat….” Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang bikin ngilu.

(2) “Kamu ngomong apa? Bicara yang jelas, lihat mata saya!” potongnya. Matanya yang dalam mencorong tajam.

(3) Aku mengangkat muka, walau ngeri, aku coba pandang mukanya, hanya sampai bagian jenggot. Matanya terlalu tajam. Dengan susah payah aku coba kembali susun kalimat di kepala.

(4) “Ustad, saya mau beli kalam kaligrafi di kota karena di sini tidak ada….”

“Tidak mungkin. Saya juga kaligrafer, semua alat tersedia di sini,” katanya memotong cepat.

(5) “Tapi… tapi… kalam yang ada hanya untuk kaligrafi biasa. Saya ingin mencoba kaligrafi khouf yang penuh garis-garis dan hiasan daun, Tad. Lebih dibutuhkan sepidol tebal tipis dan penggaris dibandingkan kalam biasa,” belaku.

(Negeri 5 Menara, A. Fuadi)


Konflik dalam kutipan tersebuat adalah....

Ustaz Torik merasa digurui muridnya.

Ustaz Torik merasa disaingi muridnya dalam menulis kaligrafi.

Ustaz Torik merasa tidak senang terhadap tabiat tokoh aku.

Ustaz Torik melarang rencana tokoh aku pergi ke Ponorogo.

Si tokoh aku merasa ketakutan karena hobinya diketahui ustaz.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

10 mins • 1 pt

(1) Orang yang tahu sebab yang sebenarnya, tiadalah berani menceritakan kepada orang lain. (2) Mereka takut akan pembalasan Bang Salim karena Bang Salim masa itu orangnya galak, ia menjadi jago di kampungnya. (3) Semua orang sangat ngerti kepadanya. (4) Tetapi yang ditakutkan orang benar, bukan karena keras pukulannya atau besar tinjunya, melainkan pada benda yang selalu dibawanya. (5) Benda itu dibawanya ke mana saja ia pergi dan jika ia berselisih, mudah saja ia mengancam dengan marah, “Kalo lu misih mempan ini, jangan banyak omong,” Begitulah selalu ancamnnya kepada orang. (6) Senjata itu tak lain hanyalah sebuah tongkat yang berkilat-kilat. (7) Mestinya kekuatan itu digunakan untuk menolong orang lain tanpa pamrih.

(Si Doel Anak Betawi, Aman Datuk Madjoindo dengan perubahan redaksi)


Pernyataan yang menggambarkan Bang Salim berwatak menakutkan terhadap pada kalimat....

1, 3, dan 5

1, 4, dan 6

2, 3, dan 4

2, 4, dan 6

3, 5, dan 7

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?