LATIHAN USP 2

LATIHAN USP 2

9th - 12th Grade

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Teks Hikayat

Teks Hikayat

10th Grade

20 Qs

Ulangan Harian Teks Diskusi

Ulangan Harian Teks Diskusi

9th Grade

20 Qs

Bahasa Indonesia Kelas X

Bahasa Indonesia Kelas X

10th Grade

20 Qs

Soal Bahasa Indonesia Teks Biografi

Soal Bahasa Indonesia Teks Biografi

10th Grade

20 Qs

Teks Diskusi

Teks Diskusi

9th Grade

15 Qs

Latihan Soal PAS Bahasa Indonesia Kelas XI

Latihan Soal PAS Bahasa Indonesia Kelas XI

11th Grade

20 Qs

Teks Biografi

Teks Biografi

12th Grade - University

20 Qs

Soal teks diskusi kelas 9

Soal teks diskusi kelas 9

9th Grade

20 Qs

LATIHAN USP 2

LATIHAN USP 2

Assessment

Quiz

Other

9th - 12th Grade

Hard

Created by

Ririn Setiawati

Used 10+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah kutipan teks drama berikut! Salah seorang : “Wah, tambah parah kelihatannya.” Salah seorang : “Tubuh sehat begini, tegap begini.” Salah seorang : “Iya, ya. Sehat begitu kok bisa sakit.” Salah seorang : “Kulihat kok tidak pucat seperti orang sakit? Coba perhatikan ya! Lihat, nah ya? Seperti dibuat-buat! Ini orang yang dulu.” Salah seorang : “Apa? Mana? Itu kan sudah mati.” Salah seorang : “Ya sebangsa dengan itu. Belajar dari pengalaman sedikit.” (Aduh, Putu Wijaya) Penyebab terjadinya kon}ik dalam penggalan teks drama tersebut adalah ….
Adanya orang asing yang dianggap menipu sekelompok warga.
Kehadiran seseorang yang tiba-tiba masuk dan dicurigai sebagai pencuri.
Kecurigaan masyarakat pada seseorang yang dianggap berpura-pura sakit.
Pemuda yang dituduh mencopet sedang berpura-pura sakit.
Reaksi masyarakat pada kehadiran orang tak dikenal yang tiba-tiba pingsan.

2.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 1 pt

Cermati kutipan teks cerpen berikut! ...”Sukri! Jaga mulutmu. Kau ini apa-apaan. Pemuda tanpa modal. Jangan kau permainkan anakku. Apa yang telah kau beri kepadanya sebagai rasa kasih dan cintamu? Datang hampir tiap malam dengan janji-janji. Jangan kau memberi harapanharapan yang tidak pasti kepada kami. Pergi kau! Biarkan anakku mencari jodoh yang lebih sempurna daripada kau.” ”Orang tua terkutuk! Mata duitan. Apa bedanya kau dengan orang tua lain kalau kau berpikir seperti itu? Anakmu akan kau jual belikan?” ”Sukri! Sumarni adalah anakku. Berhak memilih yang terbaik untuknya.” ”Apakah kau telah menganggap pemuda itu cukup baik?” ”Dia punya skuter. Dia punya modal untuk anakku, dan kau? Hanya janji-janji yang tidak terbukti.” ”Kalau begitu, kau adalah orang tua yang memandang benda-benda.” … (Sukri Membawa Pisau Belati: Hamsad Rangkuti) Kalimat berikut yang sesuai dengan kutipan teks cerpen tersebut adalah ... (Anda boleh menjawab dua jawaban benar)
Ayah Sumarni menolak kedatangan Sukri di rumahnya karena ia bukan orang kaya.
Sukri marah pada orang tua Sumarmi karena ia dibandingkan dengan pemuda kaya.
Orang tua Sumarni mengukur kepantasan calon menantunya dari kebendaan semata
Sukri beradu mulut sambil membawa belati dengan ayah Sumarni yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Harapan Sukri untuk menjadi suami Sumarni pupus akibat ia telah diusir oleh ayah Sumarni.

3.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 1 pt

Cermati kutipan teks cerpen berikut! Ketika sedang istirahat pada suatu tengah hari di emper toko, ada orang bertanya, “Ah, kamu ternyata tetap mengutamakan jalan buat Yu Binah. Ada apa ya? Awas, Yu Binah punya suami; kamu jangan macam-macam.” Pertanyaan itu membuat Paman Klungsu ketakutan. Wajahnya mendadak beku. Bibirnya gemetar. Dia tergagap, dan kata-kata yang kemudian diucapkan terdengar patah-patah. “Yu Binah? Iya. Dia memang punya suami. Dan saya tidak mengapa-apakan dia.” Paman Klungsu gugup. Namun, lama-kelamaan bicaranya lebih tertata. Katanya, dia banyak berutang budi kepada Yu Binah. Penjual nasi itu suka memberinya rames lengkap berapa pun Paman Klungsu membayarnya. Menyadari uangnya sering tidak cukup, tambahnya, dia biasa hanya minta nasi dan air putih. Lauknya cukup kecap dan sambal yang memang disediakan cuma-cuma. Tetapi, Yu Binah tetap memberinya nasi rames lengkap dengan taburan bawang goreng, tahu atau tempe, bahkan kadang ikan juga. “Taburan bawang goreng di atas nasi hangat, ditambah sambal dan kecap, wah enak!” “Jadi hanya karena bawang goreng, kamu merasa harus mengutamakan Yu Binah?” … (Paman Klungsu dan Kuasa Peluitnya: Ahmad Tohari) Amanat yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah … (Anda boleh menjawab dua jawaban benar)
Bekerjalah dengan jalan halal agar dapat hidup bahagia.
Lakukan kebaikan pada orang lain meski tampaknya hanya sepele.
Hendaknya kita menghargai apa pun profesi orang lain
Sesama warga hendaknya saling menyapa dan tidak membeda-bedakan.
Jangan mudah menuduh orang lain tanpa bukti yang kuat.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Bacalah penggalan teks berikut dengan saksama! Begitu pula dengan Dewi yang berkerja di salah satu pabrik tekstil di Solo. Dewi tak kalah sibuk dengan Budi. Suatu pagi, ketika pulang kampung mereka menyempatkan diri untuk bertemu. …. Dewi begitu gelisah menunggu kedatangan Budi. Ingin rasanya bertemu dengan suasana yang tentu berbeda. Obrolan mereka pun pasti sudah berbeda dari masa dulu. Satu hal yang tak pernah hilang dari mereka, yaitu rasa cinta yang selalu ramah di dalam hati. Walau remuk redam raga karena pekerjaan, namun di lubuk hati terkecil ada penyejuk suasana. Kalimat berlatar tempat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang, yaitu …
Dewi duduk di pojok kafe sambil memainkan gawainya.
Sambil melamun, Dewi menunggu Budi di balai kota.
Tersenyum hati Dewi mengenang kenangan dulu.
Duduk dan tersipu malu di halte sore itu.Tersenyum hati Dewi mengenang kenangan dulu.
Sambil melamun menunggu kedatangan Budi.

5.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 1 pt

Cermati kutipan cerpen berikut! (1)Pak Juhdi. mengajariku menyembelih hewan dan memberiku sebuah golok peninggalan ayahku. (2)Golok yang selalu dipakai oleh ayahku untuk menyembelih kambing, domba, sapi atau kerbau. (3)Lalu, Pak Juhdi menyuruhku untuk mendatangi suatu desa yang punya tradisi menyembelih sapi untuk persembahan kematian. (4)Katanya, supaya aku bisa mencari uang sendiri. (5)Tanpa berpikir panjang, aku pergi ke tempat itu. (6)Tempatnya jauh, namanya pun sulit diucapkan, apalagi diingat. (7)Tapi, kutempuh saja demi mencari uang untuk hidupku sendiri. (8)Sambil berjalan, aku mengingatmu selalu. (Ziarah, Tedy Heriadi) Nilai kehidupan serta bukti yang tepat dalam kutipan cerpen tersebut adalah … (Anda boleh menjawab dua jawaban benar)
Nilai moral berbakti terhadap orang tua dalam penggalan cerpen tersebut dibuktikan dengan kalimat bernomor 6.
Nilai budaya adat istiadat daerah tertentu dibuktikan dengan kalimat bernomor 2.
Nilai moral menjaga kesetiaan dibuktikan dengan kalimat bernomor 8.
Nilai religius berjuang dalam hidup dibuktikan dengan kalimat bernomor 7
ilai sosial saling membantu sesama dibuktikan dengan kalimat bernomor 1.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 1 pt

Cermati teks puisi berikut! Kuhadang Matahari (D. Zawawi Imron) Kuhadang matahari Karena hari seperti ini juga Lihatlah bayang-bayang kita yang kian panjang Seperti menghapus jejak yang tak ada kita tinggalkan Kuhadang matahari karena tak juga berkabar Seperti kau dahulu ada bertanya “kata siapa?” Dan bila matahari telah bertanya pula seperti itu Ke mana mata kita pandangkan lagi Sementara hari larut, senja pun surut Makna simbol ”Lihatlah bayang-bayang kita yang kian panjang” dalam puisi tersebut ialah …
Usia manusia yang makin menua.
Bayangan manusia di bawah matahari sore.
Harapan manusia yang tak ada habisnya.
Sifat asli manusia yang disembunyikan.
Masa muda yang semakin menjauh

7.

MULTIPLE SELECT QUESTION

3 mins • 1 pt

Cermati kutipan teks cerpen berikut! …Saya cuma mengunyah makanan diam-diam karena kalau anak-anak sudah buka bicara larinya pasti ke sembako, hidup susah, makan gaji tanpa tambahan. Ujung-ujungnya, akan sampai soal saya, yang tidak pandai berinduk semang sehingga tak pernah kebagian memegang proyek, padahal sudah dua puluh tahun bekerja sebagai pegawai negeri. “Papamu ini memang sudah dari sononya aneh-aneh,” Rini, istri saya, sudah mulai seperti yang saya duga. “Memang Papa aneh, mahasiswa gembel begitu saja diajak ngobrol ngalor-ngidul. Akrab lagi. Kemarin ini, Sanip datang menawarkan taktik untuk menggaet proyek, eh, malah disuruh pergi.” “Dia. Sanip itu, memang, biang kongkalikong di kantor. Yang penting kantungnya penuh. Tidak peduli itu bukan uang nenek moyangnya. Dia itu sudah pernah kena peringatan. Untung bos kami masih kasihan. Kalau tidak, dia itu diadili,” jelas saya. “Makanya, pandai-pandai, agar kita bisa hidup agak lumayan.” … (Darmon, Harris Effendi Thahar) Kalimat berikut yang sesuai dengan kutipan teks cerpen tersebut adalah ... (Anda boleh menjawab dua jawaban benar)
Keadaan Papa yang dipojokkan karena dianggap tidak pandai mengambil jatah proyek yang rawan korupsi.
Kekesalan Rini pada keluarganya menunjukkan masalah rumah tangga yang berpusat pada makanan.
Anak-anak menjadi sebab ketidaknyamanan tokoh Papa saat sedang makan bersama.
Sejak dahulu korupsi terjadi di kantor Papa dan ia menunjuk Sanip agar tidak terkena peringatan dari bosnya.
Kejujuran Papa tidak dihargai oleh keluarganya yang merasa hidup mereka selalu pas-pasan.

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?